webnovel

ADURA

Seorang gadis bernama Yena, sudah cukup lama bekerja di Kerajaan Altair sebagai Pengawal Pribadi Raja. Dia dilantik secara langsung oleh Sang Raja dari kerajaan tersebut. Dia juga dipercaya, menjaga Pedang Legendaris Er'dura sebagai pemilik resminya. Namun, belum genap empat tahun Yena menjabat, tersiar isu pembunuh bayaran yang mengincar orang-orang penting di kerajaan. Kabar ini menyebar hingga ke penjuru negeri, tak terkecuali Negeri Aisty. Yena segera ditugaskan mengusut tuntas kasus ini, berpacu dengan waktu. Sebab pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi. Pelaku dengan sadis, meninggalkan tubuh korbannya tanpa kepala. Yena yang hampir putus asa, pulang sebentar untuk sekadar beristirahat dan mendinginkan kepalanya dari tugas. Tak disangka, muncul seorang pemuda bernama Hazard, yang entah dari mana, tahu-tahu membeli rumah di sekitar tempat tinggalnya. Ciri fisiknya sama persis dengan si pembunuh, sesuai keterangan saksi. Sayang, tidak ada yang tahu bagaimana bentuk wajah aslinya. Sehingga kecurigaan Yena masih perlu diselidiki lebih dalam. Membuat Yena makin tertarik untuk mengungkapkan, siapa sebenarnya seseorang yang ada dibalik masker? *** “Tenang saja Nyonya. Saya berjanji, akan menuntaskan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Raja Altair zaman ini." “Bagaimanapun kondisinya, keluarga adalah hal pertama yang harus kulindungi.” “Aku juga seorang pangeran, tugasku melindungi kampung halaman dari para penghianat dan makhluk perusak.” “Walau kepentingan kami berbeda, tapi tujuan kami serupa. Yakni, mengirimmu langsung ke neraka!" *** Update: Sangat Lambat

DeanyNa · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
80 Chs

Bab 59 — Bertemu Teman Lama

Tak terduga, Harith muncul dari balik pintu dan langsung bertemu pandang. Seketika, keduanya membeku. "Kalian terlihat akrab ya?" Urat-urat kekesalan sangat jelas mencuat di pelipis Harith, sambil memaksa bibirnya untuk terus tersenyum.

"Ah! Pangeran?" Kaila berdiri dari kursi sambil memandang Harith. Ia menunduk kemudian, menghentikan aktivitas menyuapi.

"Loh kenapa berhenti? Lanjut saja, kau masih lapar, kan?" tanya Harith seraya merangkul pundak adiknya. Tapi bukannya nyaman, Hazard justru sangat terintimidasi oleh sorot mata kakaknya.

"Tolong jangan salah paham, Nona Kaila hanya menjalankan tugas," jelas Hazard dengan hati waswas.

"Ya sudah, kemarikan!" Seketika mangkuk bubur diambil dari meja. "Biar aku yang suapi. Kau boleh pergi, Kaila," lanjutnya sambil tersenyum lembut. Lain hal pada adiknya setelah Kaila pergi, wajah Harith mendadak datar. Rasanya Hazard ingin kabur saja dari kamar ini sekarang.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com