webnovel

27

Aku pun setuju dengan nama yang Titah berikan untuk anak kembar kami, sekarang saya merasa aman karena Siska dan Bagus sudah tidak ada di sini karena aku mendapatkan kabar kalau Siska sudah di kirim kembali ke Australia oleh ibunya, sedangkan Bagus sudah si kirim ke Amerika oleh ayahnya dan mereka melanjutkan kuliah di sana.

Dan aku juga bahagia dengan kelahiran anak kembar kami.

Di Ruang Inap Titah.

"Nurse, when will my sister in law come home?" tanya Fitroh.

"Today sir, today it can go home." jawab suster.

"Oh okay, thanks to the nurse." kata Fitroh.

"You are welcome sir." sambung suster.

"A.."

"Muhun tah, aya naon?" tanya Fitroh.

"Mas Kamil mana a?" tanya Titah juga.

"Kuliah tah, sebentar lagi pulang kok." jawab Fitroh.

"Oh.." seru Titah.

London

Di Rumah Ibu Titah.

"My daughter in France has given birth, I have to give my wife this." kata pak Adam.

"Ngantos mriki ngerti mi?" tanya bu Tuti.

"Ngerti ndara ibu." jawab Darmi.

"Aldo.."

"Yes uncle, what's up?" tanya Aldo.

"See aunte you do not, anyone wants to uncle to tell you aunt, about your cousin." jawab pak Adam.

"I do not know uncle, maybe Aldi knows aunt where uncle." kata Aldo.

"Then where is Aldi now?" tanya pak Adam.

"In the middle space may be uncle." jawab Aldo.

"Aunt.."

"Yes Aldi, what's up?" tanya bu Tuti.

"Does the aunt see Adam's uncle not?" tanya Aldi juga.

"No, the aunt does not see your uncle where, try you ask on Aldo." jawab bu Tuti.

"Oh okay, I'll ask him to Aldo, thanks to the aunt." kata Aldi.

"You are welcome my nephew." sambung bu Tuti.

"You're here apparently my wife." kata pak Adam.

"Yes what's my husband?" tanya bu Tuti.

"Look at this dear, our grandchild has been born, twins, pair, one man and the other woman." jawab pak Adam yang memberitahu istrinya.

"What's my husband, our grandchildren have been born and twins, one man and female?" tanya bu Tuti.

"Yes right, twin, when are we to France?" tanya pak Adam juga.

"How about this night my husband?"

"May my wife, I will ask Aldo to the airport to buy tickets or online messages."

"But my cousin's brother wants to meet him how if we are to Indonesia first to pick him up after that we just got to France, do you agree my husband?"

"Agree my wife."

"Okay, I'll be back soon." kata pak Adam.

"Where are you my husband?"

"I want to see Aldo to book tickets to Indonesia and France, why is my wife?"

"No what I just ask my husband."

"Oh..", seru pak Adam.

Indonesia

Di pesantren Darussalam.

[Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.] pak kyai Abdullah memberikan salam pada bu Tuti.

[Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh kangmas.] bu Tuti menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

[Diajeng, apa kabar?] tanya pak kyai Abdullah.

[Alhamdulillah baik kang mas.] jawab bu Tuti.

[Syukur alhamdulillah, ada apa diajeng, ada yang bisa kang mas kamu bantu?]

[Iya, ada kang mas, tolong kang mas kemasi barang-barang kang mas sekalian sama mbak yu juga.]

[Loh kok saya dan mbak yu mu di suruh kemasi barang-barang, kenapa?]

[Sudah pokoknya turuti saja, nanti kang mas juga tahu kok.]

[Oh ya sudah, nanti saya kemasi barang-barang.]

[Ya sudah gitu saja, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.]

[Iya diajeng, wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.]

"Loh abi kok kemasi barang umi, kenapa bi, dan mau kemana kita?" tanya umi Fatimah.

"Saya sendiri juga tidak tahu umi, tadi diajeng juga telepon katanya saya di suruh kemasi barang-barang umi dan abi." jawab pak kyai Abdullah.

"Oh gitu.." seru umi Fatimah.

"Iya umi.." sambung pak kyai Abdullah.

Prancis

Di Rumah Sakit,

Masih Di Ruang Inap Titah.

"Excuse Mr. and Mrs. I want to tell if this day Jamony Kamil has been right away." kata suster yang memberitahu Titah sudah bisa pulang ke rumah.

"Est-ce vrai que les infirmières?" tanya Titah yang menggunakan bahasa Prancis.

"Oui vrai de son fils de son fils." jawab suster yang menggunakan bahasa Prancis juga.

"D'accord, grâce à l'infirmière."

"Merci à la Madmon, excusez-moi."

Dan hari ini Titah dan anak kembar kami sudah boleh di bawa ke rumah atau pulang ke rumah, sesampainya di rumah ibu mertuaku memberitahu ku kalau mereka besok sampai Prancis pukul empat pagi, ibu mertuaku juga bilang padaku agar tidak memberitahu istriku kalau keluarganya dari London dan dari Indonesia datang ke Prancis untuk menemui Titah dan melihat anak kembar kami.

Masih Ruang Inap Titah.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Mil sudah boleh pulang." kata Fitroh memberitahu Kamil kalau Titah dan anak-anak nya sudah boleh pulang dari rumah sakit.

"Alhamdulillah." sambung Kamil yang mengucapkan rasa syukur nya karena istri dan anak-anak nya sudah boleh pulang dari rumah sakit.

Lalu aku pun menelepon kakak ipar ku, aa Yudi untuk memberitahu mama dan papa kalau istriku sudah boleh pulang dari rumah sakit.

Setelah mengurus semua biaya administrasi nya dan yang lainnya, aku, Titah, anak-anak ku dan kakak ku, Fitroh pulang ke rumah.

Sesampainya kami di rumah, kami di sambut oleh keluarga ku di rumah, hampir saja lupa, Titah tidak tahu kalau keluarga yang di London dan di Indonesia datang ke Prancis untuk melihat anak kembar kami.

Di Rumah Kamil.

"Finally home, welcome my children to your home, and welcome to the world my children." kata Kamil.

"Mas.."

"Iya sayang, ada apa ?" tanya Kamil.

"Kok rumah sepi ya, yang lain kemana ?" tanya Titah juga.

"Gak tahu sayang, tapi eh iya ya kok sepi ya, ya sudah masuk saja yuk ke dalam rumah, a, tolong mobil Kamil ya." jawab Kamil, Kamil pun meminta tolong pada Fitroh.

"Muhun mil.." seru Fitroh.

"Sudah pulang, langsung saja ke kamarnya Titah, mama Titah, pak kyai Abdullah." ajak pak Galih.

"Oh ya sudah kalau begitu, ya sudah yuk.." sambung bu Tuti.

"Assalamu'alaikum." Titah dan Kamil memberikan salam.

"Mas di sini kok juga sepi sih." kata Titah.

"Ya sudah kita langsung ke kamar saja yuk, kasihan anak kita dan kamu juga perlu istirahat juga kan sayang, yuk ke kamar." sambung Kamil yang mengajak Titah untuk ke kamarnya.

Dan ketika istriku akan masuk ke dalam kamar, aku pura-pura membantu kakakku, istriku pun memanggilku karena lampu di kamar mati lalu aku pun menyalakan lampu kamar dan istriku pun terkejut melihat keluarga nya sudah ada di kamar kami dan memberikan kejutan pada istriku, aku sangat bahagia melihat istriku tersenyum bahagia dengan ke hadiran keluarganya.

Hari ini adalah hari terakhir aku dan istri di Prancis, setelah lulus kuliah, karena juga hari ini aku akan kembali ke Indonesia, untuk mengurus pesantren darussalam, di kediri bersama dengan istriku saja dan anak-anak tetap di Prancis bersama dengan mama dan papa.

Anak-anakku sekarang sudah berusia tujuh tahun.

Kediri

Di Rumah Pak Kyai Abdullah.

"Bi ini kopinya, loh Fitroh kenapa kamu nak, kamu cari sesuatu?" tanya umi Fatimah.

"Iya umi saya sedang mencari sesuatu." jawab pak ustaz Fitroh.

"Mencari apa nak?" tanya pak kyai Abdullah.

"Buku catatan ku yang kecil itu loh bi, abi atau umi lihat tidak?" tanya pak ustaz Fitroh juga.

"Tidak nak, abi tidak lihat, mungkin umi yang lihat." jawab pak kyai Abdullah.

"Umi juga sama abi, umi tidak melihatnya." jawab umi Fatimah juga.

"Lalu dimana buku catatan kecilku ya?"

"Assalamu'alaikum." pak ustaz Fitri memberikan salam pada pak kyai Abdullah, umi Fatimah dan pak ustaz Fitroh.

"Wa'alaikumussalam." pak kyai Abdullah, umi Fatimah dan pak ustaz Fitroh menjawab salam dari pak ustaz Fitri.

"Loh bi, kang mas Fitroh saweg mencari menapa?" tanya pak ustaz Fitri.

"Ruas seratan cilik kula, panjenengan ningal mboten tri ?" tanya pak ustaz Fitroh juga.

"Mboten, loh emange panjenengan taruh dhateng ppund?" tanya pak ustaz Fitri lagi.

"Ing meja, kok sakmenika mboten mboten enten nggih." jawab pak ustaz Fitroh.

"Ing meja, sekedhap, sekedhap, niki sanes ruas e troh?" tanya pak ustaz Fitri lagi.

"Nah inggih leres niki, maturnuwun nggih Fitri, umi, abi, Fitroh dhateng kelas riyen nggih konjuk ngajar." jawab pak ustaz Fitroh dan kemudian pak ustaz Fitroh berpamitan pada pak kyai Abdullah dan umi Fatimah.

"Assalamu'alaikum." pak ustaz Fitroh memberikan salam pada pak kyai Abdullah, umi Fatimah dan pak ustaz Fitri.

"Wa'alaikumussalam." pak kyai Abdullah, umi Fatimah dan pak ustaz Fitri menjawab salam dari pak ustaz Fitroh.