webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
155 Chs

Adikku Sakit! 2

Suara orang yang sedang berdialog dalam bahasa Jepang telah membangunkannya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya yang ada. Di meja belajarnya, telah duduk seseorang yang sedang asik menonton sebuah video.

"Andi? Lu ngepain di kamar gue?"

Laki-laki itu tidak merespons. Earphone telah menyumbat telinganya, tapi suara dalam video itu masih bisa terdengar oleh Ricky melalui speaker laptop itu. Suaranya terlalu serak untuk menyahut, jadi ia mengambil bantal terdekat dan langsung ia lemparkan ke arahnya. Bantal itu tepat mendarat di kepalanya. Andi langsung menghentikan video itu dan menoleh ke belakang.

"Lu udah mendingan?"

Ricky memandangnya datar. "Lu ke kamar gue buat nonton begituan?"

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com