Tanpa basa-basi lagi, Arjuna pun bergegas menarik tangan Zalina untuk segera masuk ke dalam mobilnya.
"Gadis itu, lama-lama kenapa jadi semakin menyebalkan. Padahal sudah berkali-kali Mama menegur Kencana. Papa sendiri juga kurang suka Kencana terus memerus menggeluti dunia modeling. Tapi, anak itu bandel. Tidak bisa diberitahu," keluh Arjuna kesal.
"Sabar, Mas. Beri Kencana pengertian. Dia anak yang baik. Tapi, aku merasa ada yang salah dengan kedua kawannya. Justru aku lebih menyukai Syalita. Meskipun, ya sedikit...ehm, kau pasti tau kan maksudku? Ya, Syalita itu dari tatapan matanya dia bukan orang yang licik dan jahat. Tapi, Cantika dan Ivan itu aku merasa ada sesuatu. Tolong kau ingatkan dia, Mas. Aku takut jika adikmu sampai mengalami hal yang buruk," kata Zalina.
Arjuna tersenyum dan mengelus pipi Zalina dengan lembut.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com