webnovel

Dokumenter: Perfect Fantastic Story Cats

Author: KharaChikara
History
Ongoing · 11.5K Views
  • 5 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Informasi soal penggemar kucing silahkan merapat kesini. Ini adalah kisah kehidupan bersama kucing yang manis. Keseharian akan datang semakin seseorang memberitahu semua soal kucing. Inilah kisah dari kucing. (Cerita ini dibuat mengandung unsur mendukung kucing. Dari artikel, game, video menjadi sebuah kisah untuk menghidupkan warna warni kehidupan kucing. Apapun segala sesuatu yang salah, mohon berkomentar)

Chapter 1Chapter 1 (Naneko)

Apa yang terlintas di pikiran setelah membaca, "Gigi Kucing dalam Mulutmu"

Pastinya, itu bisa menjadi istilah kalimat yang baru.

Tahun yang baru ini, dunia nyata telah digegerkan oleh dunia maya. Pasalnya, sebuah foto beredar luas dan ramai menjadi perbincangan fakta oleh semua orang. Foto itu hanyalah sebuah potret selfie biasa, di mana seorang lelaki tampan memotret dirinya sendiri di depan kamera. Hal itu terlihat biasa saja, tetapi ada banyak kejanggalan pada bagian kepala dan wajahnya yang terfoto. Gigi taringnya berbentuk tajam, matanya berpupil tipis, dan ia memiliki telinga kucing di kepalanya.

Perbincangan tentang fakta foto tersebut bahkan telah dibahas dan dimusyawarahkan oleh beberapa organisasi penelusuran fakta media sosial. Foto itu baru diunggah kemarin, dan hasil verifikasi muncul hanya dalam waktu 7 jam setelahnya. Banyak organisasi menyatakan bahwa foto itu adalah foto asli tanpa editan ataupun filter apa pun.

Lelaki dalam foto itu diduga asli keturunan bangsa darah kucing. Setelah kebenaran ini diketahui, orang-orang mulai mencari keberadaannya dari berbagai sumber. Mereka juga menelusuri asal-usul foto tersebut. Namun, hanya 2 jam setelahnya, foto itu menghilang dari dunia maya tanpa meninggalkan jejak.

Bahkan, orang yang menyimpan foto tersebut di galeri mereka juga mendapati fotonya ikut hilang. Dalam waktu 7 jam foto itu terverifikasi, tapi 2 jam kemudian sudah lenyap. Banyak orang kecewa karena mereka menjadi penggemar berat lelaki yang ada di foto itu, meskipun itu hanyalah sebuah foto.

Sejak saat itu, orang-orang mulai mencurigai siapa pun yang memakai pakaian tertutup. Jika melihat seseorang yang mereka curigai, orang tersebut akan langsung ditelanjangi oleh para penggemar tadi. Banyak korban yang terlibat dalam kasus penelanjangan ini. Akibatnya, pemerintah menetapkan aturan bahwa tidak diperkenankan memakai jubah tertutup kecuali di musim dingin.

Dua bulan setelah peristiwa itu, seorang gadis SMA terlihat berjalan pulang dari sekolah. Ia berhenti di halte bus sambil membuka ponselnya. Rupanya, ia sedang membaca berita yang viral di media sosial tentang "Gigi Kucing dalam Mulutmu." Sekarang, lelaki misterius itu diberi nama *Naneko* oleh publik.

"(Hmm... Lelaki ini terus menjadi perbincangan. Aku jadi khawatir pada dia yang harus hidup di bayang-bayang rumahnya untuk menghindari orang-orang gila itu,)" batin gadis itu. Namanya Miya.

Miya adalah seorang gadis yang sangat menyukai kucing, tetapi ia payah dalam merawat mereka. Ia tinggal sendirian tanpa orang tua sejak mereka berdua meninggal ketika usianya masih 14 tahun. Hidup mandiri membuatnya semakin tertarik pada kucing.

"(Menurutku, kucing itu hewan yang lucu dan imut. Aku bahkan ingin memeliharanya. Tapi aku tidak mau membeli kucing, aku ingin mendapatkannya dari jalanan. Kucing liar lebih menarik untukku... Tapi, sampai sekarang tidak ada satu pun kucing liar yang mau mendekatiku... Kurang apa sih aku?)"

Setelah menaiki bus, Miya tiba di sebuah kafe kecil. Kafe itu memiliki halaman berpagar kecil dengan rumput hijau. Ia membuka pintu dan mengubah tanda menjadi "Open." Rupanya, kafe itu miliknya.

"(Haizz... Aku ingin sekali ada orang yang ahli kucing. Aku sudah melakukan segala cara agar kucing mau masuk ke kafeku, tapi tetap tidak ada satu pun,)" keluh Miya.

Kafenya tidak terlalu ramai, tapi ia bekerja keras untuk mempertahankannya.

Setiap malam, Miya selalu mencari sesuatu di internet lewat komputer miliknya. Miya mencari informasi soal cara menarik perhatian kucing liar, tapi tidak ada satu pun cara yang berhasil dilakukannya. Tak ada satu pun pekerja, dan kafe itu terasa sangat sepi. Bahkan jika ada pekerja sekalipun, Miya pun tak akan bisa membayarnya.

Hidupnya penuh kehampaan, tak ada satu pun orang yang mau mampir ke kafenya karena mereka semua sibuk dengan media sosial. Ia bahkan selalu melihat orang berjalan melewati kafenya sambil menatap ke ponsel mereka masing-masing.

"Haizz, mereka pasti terkena parasit," kata Miya.

Tiba-tiba, seekor kucing liar bercorak belang datang pelan-pelan. Kucing itu masih memasang wajah waspada pada Miya. Miya yang melihat itu tentu saja menjadi sangat senang dan mencoba mendekat, tapi kucing itu ketakutan dan berjalan pergi.

Miya merasa sangat kecewa.

Suatu hari, Miya berjalan ke swalayan untuk membeli sesuatu.

"(Aku mungkin akan melihat-lihat daging enak hari ini. Jika uangku cukup, aku bisa membeli beberapa untuk nanti malam. Uangku habis karena membeli terlalu banyak makanan kucing. Saat itu, aku berpikir kucing liar akan datang begitu saja jika aku memberikan makanan kaleng berbagai jenis, mulai dari yang mahal maupun murah. Haiz... Tapi tak ada yang datang sama sekali. Aku benar-benar putus asa, dan ini semua sia-sia. Ini semua juga salah lelaki medsos itu... Naneko kan namanya? Nama yang aneh banget... Hiz.)" Wajahnya tampak kesal.

Sepertinya dia tidak menyukai lelaki yang dibicarakan di media sosial itu, atau nama lainnya, lelaki bernama Naneko.

Namun, ia melihat banyak orang mengejar seorang lelaki tinggi yang memakai jubah bertudung di kepalanya. Orang itu berlari sangat cepat ke arah Miya dan langsung memojokkan Miya di tembok. Tidak hanya sampai di situ, Miya juga dipeluk olehnya. Tentu saja hal itu membuat Miya terkejut. Untungnya, semua orang menganggap mereka pasangan dan langsung melewati mereka.

Lelaki itu menoleh pada orang-orang yang berlari pergi, masih mencari sosok bertudung.

"Cepat kejar dia!" teriak mereka, seperti maniak mengejar targetnya.

"(Haiz... Kasihan sekali. Orang bertudung itu menjadi sasaran... Aku benar-benar kasihan. Untungnya, aku tak terlihat mencurigakan di sini.)" Miya hanya menggeleng lalu menghela napas. Ia menoleh ke lelaki itu, yang dari tadi masih diam menatap Miya.

Namun, Miya menjadi terkejut saat melihat sekilas wajah lelaki itu. Rupanya, wajahnya adalah wajah Naneko.

"K-kau... Naneko... (Ini tidak mungkin!! Aku tidak percaya ini... Kenapa... Kenapa!!)" Miya menatapnya dengan gemetar. Namun, mulutnya segera ditutup oleh tangan lelaki itu.

"Ssst... Diamlah. Aku harap kau bisa menjaga informasi ini. Izinkan aku ke tempatmu. Aku akan menjelaskan sesuatu, karena kau sudah melihat wajahku," ucap lelaki itu dengan nada memaksa sambil menatap tajam Miya, yang ketakutan.

Miya yang panik langsung mengangguk cepat.

"(Aku tidak percaya ini. Orang yang selama dua bulan terakhir dibicarakan di media sosial terus-menerus telah aku temukan, dan sekarang aku tak tahu harus apa.)" Ia masih terdiam dengan rasa tak percaya.

-

Terlihat Miya yang sedang berdiri di meja kasir, melihat lelaki yang berjaket tudung duduk di salah satu meja.

"(Jadi… dia yang namanya Naneko?)" Miya terdiam meliriknya.

Lelaki tersebut, Naneko, duduk membelakanginya di kursi kafe sambil meminum teh susu yang diberikan Miya.

Miya bahkan masih memasang mata padanya. "(Dia terlihat seperti lelaki pada umumnya. Tingginya benar-benar tipe banyak wanita. Kira-kira berapa? 189 atau malah 185? Tidak… Dia terlihat lebih tinggi lagi, dan… soal tudung itu, kenapa dia terus saja memakai tudung jaket di kepalanya? Aku benar-benar curiga. Apa jangan-jangan ada ekor juga… Tapi kenapa tidak terlihat ada ekor sama sekali?)" Miya sangat fokus memandang tubuh belakang Naneko.

Namun, tiba-tiba Naneko menoleh padanya, membuat Miya terkejut dan langsung membuang muka, pura-pura tidak memperhatikan.

"(Astaga, dia tadi melihatku... Aduh, pasti dia juga akan menganggapku maniak, sama seperti mereka yang mengejar-nejarnya di media sosial… Oh, soal media sosial, aku ingin tahu kenapa dia bisa viral saat itu deh,)" pikir Miya sambil terdiam.

Lalu, Naneko menghela napas dan berkata, "Kemarilah."

"(Eh… Dia bilang kemarilah tadi? Apa dia mau aku ke sana mendekat? Dia gak takut kan?)" Miya menoleh mendengar itu dan langsung duduk di depannya.

"(Aku tidak percaya ini. Naneko berada di rumahku. Darah kucing sedang kutatap.)" Miya memperhatikan Naneko dengan serius dan mata manisnya, tapi di mata Naneko, itu membuatnya tidak nyaman sama sekali.

"(Ada apa dengan gadis ini? Tatapannya sangat aneh padaku. Meskipun semua orang memang melakukan hal itu padaku, lebih baik aku mulai bicara karena dia yang telah menolongku.) ...Ehem, terima kasih telah menyelamatkanku."

"Menyelamatkanmu?" Miya menjadi bingung.

"Ya, menyelamatkanku dengan membawaku sembunyi di tempat sepi ini… Mereka tak henti-hentinya mengejarku. Tapi kau sama sekali tak menunjukkan sikap berlebihanmu padaku. Apa kau tidak suka padaku?" tatap Naneko.

"Jika dibilang begitu sih, aku lebih suka kucing, bukan lelaki yang viral hanya karena mirip kucing," balas Miya.

"(Dia bahkan langsung mengatakan hal yang dia pikirkan? Apa dia benar-benar semacam gadis jujur?)" Naneko terdiam lalu kembali bertanya, "Apa kau tinggal sendirian?" Naneko menatap dengan tatapan dingin.

"Emm, ya, aku tinggal sendiri. Orang tuaku sudah meninggal satu tahun yang lalu."

"(Jadi dia memang sendirian, hm?)" Naneko terdiam sejenak, lalu melihat sekitar sebelum bertanya lagi.

"Kenapa kau mau tinggal sendirian?" tatapnya, tapi hal itu membuat Miya bingung mendengarnya.

"Kau sendirian sejak orang tuamu pergi, bukan? Pasti sulit mengurus semuanya sendiri," tambah Naneko.

"Yah, begitulah… Saat umurku masih 16 tahun, mereka meninggal karena suatu kecelakaan. Aku tidak tahu pasti soal hal yang terjadi, tapi yang pasti, mereka membanting setir saat sedang mengemudi karena di depan ada seekor kucing yang hendak menyebrang jalan. Karena hal itu, Ayah membanting setir, dan terjadilah sebuah kecelakaan tunggal. Sampai saat ini aku masih mencari-cari kucing yang telah menyebabkan hal itu pada kedua orang tuaku," kata Miya dengan wajah sedih mengingat masa lalu.

"Jika semuanya adalah kucing penyebabnya, kenapa kau malah melakukan hal yang ingin menarik perhatian kucing liar? Bukankah kau seharusnya membenci mereka?"

"Ini semua memang kesalahan seekor kucing, tapi kan itu hanya seekor, bukan sekelompok. Kenapa aku harus marah dan benci pada banyak kelompok jika yang membuatnya hanyalah satu? Tapi tenang saja… Aku sudah memaafkan hal itu. Kau tidak perlu mengaitkan semua ini," balas Miya. Lalu, Naneko turut sedih.

"Maafkan aku."

"Tak apa… Ini pertama kalinya aku bisa berbicara dengan seekor kucing meskipun kau juga manusia...." tatap Miya membuat Naneko terdiam.

You May Also Like