webnovel

3 Times

Pertemuan kita selalu di hiasai oleh senyuman. Aku selalu menatapmu dibawah pohon sakura yang bermekaran indah. Aku belum sempat bertanya kepadamu tentang perasaanmu saat kita bersama, namun jika aku menanyakannya saat ini apa kau akan memberikan jawabannya padaku? Jika aku tidak melewati garis yang memisahkan kita ini, apa kau akan melewatinya untukku? Atau, apa kau membalikkan badanmu dan berjalan meninggalkanku?

Tarin_Swan · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
30 Chs

CHAPTER 24:PERTEMUAN KETIGA

PENYAMBUTAN MAHASISWA BARU AGUSTUS 2014

Aku menatap pantulan diriku yang terlihat rapi dengan baju putih dan celana skiny biru yang ku kenakan. Ini hari yang ku tunggu, hari pertamaku sebagai mahasiswa. Aku berjalan dengan langkah ringan yang pasti memasuki gerbang Unviersitas SONGHWA yang menjulang tinggi di hadapanku, setelah dari kantor administrasi aku pun langsung menuju Aula penyambutan mahasiswa baru.

"Yoo So Eun!" panggil suara pria yang sangat familiar dari kejauhan.

Aku menoleh ke arah sumber suara itu, mataku menyipit melihat seseorang dengan postur tubuh tinggi gemuk berjalan melewati beberapa orang di depannya menuju ke arahku dengan senyuman cerah. Mataku semakin melebar mengetahui identitas pria itu dan aku menutup mulutku yang terbuka lebar dengan kedua tanganku kaget. Aku menghembuskan nafas besar

"O- Ok Tae Hyung" panggilku tidak percaya.

Aku benar – benar tidak menyangka jika ia masuk ke Universitas bahkan jurusan yang sama denganku. Dia juga tidak menceritakan apapun padaku. Tae Hyung merangkul pundakku

"surprise~" bisiknya jahil

"hey, apa yang terjadi?" tanyaku penasaran.

Tae Hyung mengiringku berjalan masuk ke Aula bersama dan membuka mulutnya "aku juga harus mencoba, setidaknya masa depanku akan sedikit berubah jika aku lulus Universitas" jelasnya santai lalu memutar matanya mengamati sekeliling Aula. Aku merasa heran akan perkataan bijak Tae Hyung barusan, mengingat saat dulu ujian masuk Universitas semakin dekat dia benar – benar tidak tertarik untuk kuliah. Tapi aku senang jika ia merubah pikirannya, itu hal baik yang harus diberi semangat bukan?

Setelah mendengar berbagai kata sambutan dan pengenalan kampus, kami pun pulang. Aku dan Tae Hyung berjalan bersama menuruni tangga sambil bergurau kecil, tiba – tiba Tae Hyung menghentikan langkahnya teringat sesuatu

"ah... benar" sahutnya sambil menahan lenganku

"wae?" tanyaku bingung

"ku beri kau kejutan yang lebih besar lagi" timpalnya dengan ekspresi jahil.

Keningku berkerut curiga melihat ekspresi itu, perasaanku menjadi tidak enak dan dugaan – dugaan buruk muncul satu – persatu di kepalaku. Tae Hyung pun tersenyum miring "ikut aku" ajakknya sambil menarik lenganku berlari semakin cepat menuruni tangga.

Kami sampai di gedung jurusan Bisnis dan menatap gedung itu membuat perasaanku semakin curiga. Aku melipat kedua tanganku di depan dada dan menoleh menatap Tae Hyung tajam

"apa yang kau sembunyikan?" tanyaku tanpa basa – basi,

Tae Hyung hanya melihat lurus ke dalam gedung mencari – cari orang yang ditunggunya datang, ia mengeluarkan ponselnya cepat dan mengetik singkat lalu kembali mencuri pandang ke dalam gedung. Tiba – tiba sosok perempuan dengan tubuh kurus, mata monolid, dan bibirnya tipis kemerahan perlahan mendekat ke arah kami, membuatku menjatuhkan tanganku lemas sambil memebuka mulutku dengan mata melebar kaget. Wanita itu berhenti di hadapanku lalu menyibakkan rambutnya kebelakang centil

"anyeong~~ So Eun ­–ie" sapanya dengan suara melengking

"Pyo Ye Rin, apa kau sakit?" tanyaku heran melihat sikap centilnya yang mengerikan itu.

Ye Rin dan Tae Hyung tertawa puas sambil berpelukan erat, mereka merasa sangat puas sudah membodohiku selama ini, sementara aku hanya bisa menatap mereka tidak percaya. Dibalik itu aku merasa senang, aku bisa berkumpul dengan teman – temanku dan aku tidak sendiri di gedung besar yang semakin menekan hidupku. Yi El dan Hye In memutuskan untuk bekerja dan menunda kuliah mereka, sementara Woo Hee, dia juga kuliah namun ia kembali ke kota asalnya dan masuk ke Universitas lain mengikuti keinginan orang tuanya. Kisah baruku pun akan dimulai, dimana tiddak semuanya bahagia seperti sebelumnya tapi aku sangat penasaran apa yang akan terjadi kedepannya. Karena aku sangat menantikan hari ini.

000

Kelopak bunga yang beterbangan dan angin sejuk yang bertiup lembut semakin memeriahkan suasa persiapan festival musim semi. Ini adalah acara puncak penyambutan mahasiswa baru Universitas SONGHWA, itu artinya hari ini aku akan menunjukkan diriku di hadapan Yi Ahn. Perasaanku tentu saja senang dan jantungku berdebar sangat keras. Kami melakukan persipan sebaik mungkin karena jurusan media penyiaran membuka mini café kali ini, semua yang dibutuhkan sangat di perhatikan mulai dekorasi, peralatan makan, peralatan memasak, tata ruang, sampai seragam kelas. Semua senior meributkan tentang model seragam kelas kali ini sementara kami para junior yang memakainya hanya mengikuti keinginan mereka. Setelah persiapan selesai café kami pun di buka, kami mulai di sibukan dengan kunjungan mahasiswa dari berbagai jurusan dan tingkatan. Ramainya mahasiswa yang mengunjungi café kami pun membuat kami langsung menyesali keputusan kami untuk membuka mini café pada festival tahun ini, kami benar – benar sibuk mengurus café sampai tidak punya waktu untuk beristirahat atau bahkan keluar untuk menikmati festival. Aku meletakkan tumpukkan piring kotor di samping bak cuci sambil menghembuskan nafas besar kelelahan, salah seorang teman baruku yang bertugas mencuci piring pun menoleh menatapku sejenak lalu kembali fokus pada piring – piring kotor dalam bak. Anak perempuan itu tersenyum miring dan membuka mulutnya

"tahanlah, aku sudah meminta pada Jung Hwan sunbaenim agar kita tutup sebelum pesta kembang api dimulai" sahutnya menyemangati.

Anak itu bertubuh munggil, rambut panjangnya yang terikat satu terlihat sedikit berantakan, meskipun rasa lelah telihat jelas di mata sipitnya yang tertutup kaca mata dengan frame merah, senyum manis masih tersungging jelas di ujung bibirnya. Aku menatap anak itu lurus – lurus merasa takjub akan sikap positifnya meskipun anak – anak lain sudah mengeluh bahkan berkata kasar karena kelelahan. Aku mendekati anak itu

"hey, siapa namamu?" tanyaku langsung.

Mendengarku menanyakan namanya senyum anak itu semakin melebar, kedua tulang pipi yang menyentuh kaca matanya membuatnya semakin terlihat lucu

"kita bisa bersalaman nanti, namaku Oh Ha Ni, senang berkenalan denganmu" ucapnya tulus.

Senyumku perlahan melebar "aku Yoo So Eun, senang berkenalan denganmu juga" timpalku lembut. Aku tidak membayangkan teman seperti apa yang akan bersamaku sampai aku lulus nanti, jika temanku hanya sedikit aku tidak akan mengeluh, karena lebih baik sedikit dan hatinya tulus seperti Ha Ni yang ku temui hari itu.

Jam menuju acara puncak festival pun semakin dekat. Jung Hwan sunbae membalik papan yang tergantung di pintu kelas menjadi tulisan tutup. Kami menghembuskan nafas lega bersama dan saling mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang telah kami lalui seharian ini bersama. Tanpa berlama – lama lagi, aku pun langsung melepas celemek yang terikat di pinggangku cepat dan berjalan ke belakang selambu mengambil tasku, aku pun segera menuju ke toilet merias diriku dan mengganti bajuku secepat yang kau bisa. Waktu yang tersisa untuk persiapan pesta kembang api semakin habis, aku berlari di koridor kampus sambil memasukkan bajuku paksa ke dalam tas dan mengeluarkan ponselku dari saku celana cepat. Aku berlari keluar menuju lapangan lepas tempat pesta kembang api akan dirayakan, aku pun memainkan jariku cepat lalu menempelkan ponselku ke telinga menunggu nada panggil cemas

"hallo"

"oppa eodiya(1)?" tanyaku langsung tanpa basa basi

"tentu saja aku di kampus, aku sedang menantikan kembang api saat ini, ada apa?" jawabnya bingung.

Aku melangkahkan kaki sambil mencari dimana keberadaannya "tidak, aku hanya... bosan" jawabku kehabisan akal untuk berbohong, tawa kecil Yi Ahn terdengar dari seberang telfon, ia mengembuskan nafas kecil "apa kau sedang di luar? Kau terdengar seperti sedang berada tengah di keramaian" tebaknya membuatku semakin panik. Aku menggeleng kuat sambil terus berjalan mencarinya diantara sekian banyak orang

"aniyo, aku sedang menonton TV" bualku semakin tidak masuk akal.

Aku membalikkan badanku berjalan mundur melemaprkan pandanganku melihat satu persatu orang yang ku lewati, hitungan mundur telah di mulai dan semua yang ada disana bergerak cepat menyalakan kembang api yang ada di tangan mereka masing – masing. Kilauan cahaya kuning pun mulai memenuhi lapangan dan terlihat sangat indah, mataku melebar kecil mengagumi keindahan cahaya di sekelilingku. Kakiku terus melangkah mundur seiring senyumku yang mengembang menikmati pemandangan indah yang tidak pernah ku lihat sebelumnya. Hitungan mundur pun dimulai bersamaan

5, 4, 3, 2, 1.

Lamgkahku terhenti dan tubuhku tertabrak kecil pada tubuh seseorang yang membuatku sontak membalikkan badanku cepat. Kembang api meledak keras di langit dan menunjukkan warna – warna indah di antara bintang – bintang, mataku melebar melihat sosok yang tidak sengaja ku tabrak barusan

"Yoo So Eun" panggilnya tidak percaya.

Senyumku merekah seiring kebahagiaan yang menjalari seluruh tubuhku. Tawa Yi Ahn pecah perlahan dan ia menurunkan ponselnya cepat dari telinga terus menatapku lurus, aku ikut menurunkan ponselku dan tertawa lepas di hadapannya. Ia mengangkat tangannya mengusap rambutku lembut

"selamat datang" sambutnya tulus di ikuti dengan ledakan indah kembang api yang menyala indah semakin menyinari lagit malam hari itu.

Pertemuan ketiga kami pun terjadi, awal dari perjalanan baru yang tidak terduga. Aku hanya menikmati kebahagiaan hari itu sambil berdoa diam – diam dalam hati 'semoga perpisahan tidak lagi menjemput kami' dan mengembangkan senyum terbaikku.

***

(1) Dimana?