webnovel

The Enchanter (Black Pearl)

Fantasía
Terminado · 76.8K Visitas
  • 270 Caps
    Contenido
  • 5.0
    15 valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

“Apa kau bisa melihatku?” “Jervin, apa itu?!” “Apa kau dapat melihatnya?” “Rupanya kau yang terpilih!” Hera Grotbear hanyalah seorang gadis yang hidup damai di gubuk kecilnya bersama neneknya. Dia adalah pekerja keras, ilmunya tentang obat-obatan dan tanaman lainnya telah ia kuasai. Saat dirinya menapakkan kaki di puncak gunung dia melihat selarik bercakan hijau di ruas kayu-kayu. Pertemuannya dengan makhluk Mitologi membuat jadi dirinya terungkap. Nilam Grotbear adalah Nenek dari Hera yang telah lama hidup berdampingan bersamanya. Masa lalunya yang kelam membuat cucunya merasakan akibat dari perbuatannya. Kepundungannya membawa pada jelaga hitam yang pekat. Jelaga itu menunjukkan semua yang dibutuhkannya dan apa yang di inginkannya. Di dalam dirinya menyimpan rahasia-rahasia kekuatan yang belum ia ketahui dan apa yang harus ia perbuat. Akankah Hera menemukan jawabannya?

Chapter 1PELITA DI RUAS POHON

Cahaya telah tercatat sempurna di dalam lembaran tinta.

Wanita hitam menari duka.

Raungan awan mencucurkan pelita.

Di tangan putih lembut penuh dosa.

Perjalanan bertalu-talu merongrong sukma.

Kini hilang di terpa masa.

Kehidupan baru putih nian indah.

Gofmentri terkunci sudah.

Prok! Prok! Prok!

"Merdu sekali ...!"Pujian para Hokers pada Nilam Grotbear.

Suara yang bermakna dalam terselubungi luka mendalam telah merasuki diriku. Aku hanya melihat kerutan tua di wajah nenek telah membuat hati keras menjadi sendu.

Dengan tatapan harap untuk melihat wajahnya. Aku menyalangkan pandanganku pada undakan podium.

"Hera, bantulah aku!" Pinta bibir kerut Nenek yang mengulurkan tangannya padaku.

"Aku tidak ingin dia pergi dariku." Terbesit pikiran aneh dalam otakku. "Aku tidak boleh berpikiran aneh-aneh!"

Nenek memeluk lenganku dengan kuat dan turun perlahan pada undakan podium kayu yang lusuh. Bibirnya selalu tersenyum pada semua orang.

Dalam perjalanan pulang Nenek selalu memeluk tanganku sembari menepuk-nepuk punggung telapak kecilku.

"Hera," panggil parau Nenek padaku.

Aku membalas usapan tangan tuanya.

"Mungkin tak satu pun para Hokers percaya tentang syair lagu yang aku lantunkan."

Melihat wajahnya yang sendu aku langsung menyambar bahu Nenek dan menatapnya tajam.

Kerutan di bibirnya terlihat jelas dengan mata sayu berwarna abu-abu.

"Nenek, jika seluruh dunia tidak ada yang percaya denganmu maka ingatlah aku Hera Grotbear akan selalu mendampingimu dan mempercayaimu!" Mendengar perkataanku wajah sendunya menjadi ceria kembali dan mulai mencubit kedua pipiku.

"Kau selalu membuatku senang!"

Aku terkekeh mendengar ucapan Nenek. Dan melanjutkan perjalanan kita menuju rumah. Di sudut kota Zavax, sebuah toko kecil tersusun batu dan bercagak kayu di hiasi kaca tempat kami berdua tinggal.

Nenek selalu membuat ramuan herbal dan penyembuh untuk di jual ke pasar setiap harinya. Saat aku mencari bahan obat-obatan di gunung Druid selarik cahaya terbang di antara rindangnya pohon.

Aku terkesiap melihat cahaya itu. Dengan mengerjapkan dan memuyu-muyu mata, aku memastikan penglihatanku. Gunung Druid selalu terselubung kabut yang lumayan lebat cahaya itu tidak mungkin dari puncak melainkan dari kaki gunung.

"Aku harus mengikutinya" gumamku.

Aku menderap kencang menyusul selarik cahaya itu. Bercak kuning di antara batang pohon mulai bermunculan.

Saat aku menyiapkan perlengkapan.

"Hera, bawalah ini!" Nenek memberikan serbuk api padaku agar tidak kedinginan dalam mencari material di gunung.

Aku langsung menyambar sebuk yang terbalut kain itu.

"Wah terima kasih Nenek" Dengan spontan aku memeluknya. Aroma obat yang kuat tertempel di bajuku saat memeluk wanita tua itu.

"Ingat jangan pernah melakukan hal bodoh di dalam hutan! Jangan mengikuti sesuatu yang ganjal! Jangan kembali ketika malam!" Cecaran ancaman Nenek terus melecut-lecut di telingaku.

Aku langsung menyambar pipi Nenek dan mencium keningnya. "Baiklah-baiklah. Jangan khawatir aku akan melakukan perintah Nenek!" jawabku dengan tersenyum lebar.

Setelah cukup lama mengikuti bercak cahaya, aku terkesima dengan seekor makhluk yang memiliki pelita di setiap ruas tubuhnya.

Kuping berbulu supel, tubuhnya tambun di tutupi bulu hitam dengan mata kuning, dan deraian darah yang terus bercucuran di perutnya.

"Makhluk apa itu? Aku belum pernah melihatnya. Naga? Bukan! Vector? Bukan juga walaupun berwarna hitam aku tidak bisa menyamakannya dengan Vector biadab itu." Aku membatin.

Aku mulai melangkahkan kakiku dengan hati-hati namun entah dari mana munculnya terdapat sebatang ranting yang terlipur daun.

Krek!

Makhluk itu terkesiap. Mulut kecilnya terbuka lebar, sebuah pelita hijau berkumpul di rahang kecilnya. Sesaat aku berpikir "Apa yang dia lakukan?" Namun pemikiranku hancur saat dentuman kecil mengenai pohon di sampingku.

"Oh tidak!"

Aku beringsut ke belakang pohon tanpa memalingkan pandanganku darinya, jujur saja tubuhku mulai panas dingin di buatnya dan bulu romaku tak kunjung turun.

"Tenanglah aku akan pergi!" bisikku yang terus melangkah.

"Jika saja serangannya mengenai tanganku niscaya aku tidak akan lagi memilik tangan!" keluhku sembari menahan ketakutan wajahku darinya.

Baru sesaat pandanganku terkagok pohon, suara keriut tiba-tiba terdengar dari arah makhluk tersebut. dengan sigap aku melihat asal suara itu.

"Ke mana larinya dia?!" aku bergumam.

Makhluk itu hanya meninggalkan jejak kakinya pada rumput kering yang ia pijak.

"Sebaiknya aku pulang"

Aku mulai melangkah seribu menuruni gunung. Goresan ranting di kulit tidak menghentikan langkahku, sampai toko Nenek terlihat dari lerang gunung.

Saat aku ingin memanggilnya sebuah gumpalan hitam pekat dan kupingnya yang panjang persis seperti yang ia lihat di gunung berada di dekapan tua Nenek.

Aku berlindung di bayangan pohon yang temaram. Tiba-tiba sebuah gemuruh mendekati toko kami. Derapan kaki kuda dan gemuruh keretanya lumayan memekakan telinga yang berada di dekatnya.

"Siapa mereka?" Aku membatin.

Hatiku bertalu-talu dan bergidik.

Dengan memakai perlengkapan perang lengkap, sepatu besi, dan pedang di sisi kiri pinggangnya.

Di belakangnya terdapat para Mage yang siap dengan tongkat-tongkat Hawthorn-nya. Seakan mengepung seorang kriminal kelas kakap di rumahku.

Salah satu dari mereka turun dan langsung menyambar gagang pintu toko.

"Aku harus turun!" Pikirku.

Aku bergegas melewati pintu belakang guna menyelinap masuk ke kamarku. Keributan mulai memenuhi ruangan.

"Serahkan atau aku akan membuatmu menyesal!" pekik prajurit berambut putih dengan menodongkan belati di leher Nenek.

Hatiku terus memacuku untuk keluar namun Nenek tahu aku berada di balik pintu dan pandangan kami saling bertumbuk.

Nenek mengisyaratkan untuk tetap tenang. Saat aku melihat jengitan tangannya makhluk hitam yang baru saja menyemburku bersembunyi di bawak meja makan.

Matanya yang kuning terang tidak dapat menutupi pandanganku darinya. Dari saking terkesiapnya diriku tak sengaja lantai kayu berbunyi saat tubuhku beringsut ke belakang.

Prajurit itu menoleh ke arah pintu kamarku.

Dengan perlahan dia mendekati kamarku. Hening. Suasana membuat tenggorokanku kering.

Bruak!

Setelah dobrakkan kuat dia langsung masuk dan memeriksa seisi kamarku. Setelah hatinya skeptis dengan prasangkanya dia pun bergumam.

"Apa perasaanku saja?"

Kemudian dia menutup kembali pintu kamar kayuku.

Tersadar bahwa napasku telah berhenti sejenak saat prajurit itu masuk. Aku keluar dari atas sela lemari tepat di balik pintu.

"Hampir saja!"

Untuk kedua kalinya aku mengawasinya.

Seorang wanita keluar dari toko menuju prajurit berambut putih.

"Apa kau menemukannya?" tanya pria berambut putih.

Wanita itu hanya menggelengkan kepala dengan wajah berang.

Bruk!

Dia mendorong Nenek hingga terjatuh.

"Ayo kita kembali!" Hardiknya.

Siku Nenek terluka dan Nenek masih belum mengisyaratkanku untuk keluar dari ruangan itu. Setelah sepuluh menit Nenek memanggilku dengan cepat aku menyambar tangan Nenek dan langsung mengobatinya.

"Apa ada yang sakit nek?" tanyaku yang tidak kuasa menahan wajah senduku yang hampir meneteskan air mata.

"Nenek tidak apa-apa," jawabnya lirih.

Pandanganku tidak teralihkan lagi pada makhluk tersebut demi mengobati Nenek. Setelah di rasa cukup Nenek justru lebih mengkhawatirkan makhluk tersebut.

"Kemarilah!" panggil Nenek.

Dengan berang aku berkata, "Kenapa Nenek membawanya ke toko kita?! Dia telah menyerangku di hutan dan Nenek sibuk melindunginya?!"

Mendengar hardikanku pada Nenek makhluk itu menjadi panik dan terus melangkah mundur.

Aku tersulut amarah. "Sekarang kau menjadi bacul makhluk hitam kecil!"

Nenek justru tersenyum dan membelai bulunya yang lembut layaknya kapas.

"Hera, kau tahu nyanyian yang sering aku nyanyikan?" tanya Nenek dengan wajah tabahnya.

Aku hanya diam membuang muka.

"Makhluk inilah yang menunjukkan pelita kehidupan untukku sehingga datanglah kedamaian seperti sekarang ini."

Dengan hati jengkel aku terus menatap dan menyalang ke arahnya.

Tuk!

Nenek memukulku.

"Nenek!" panggilku manja.

Pukulan lembut Nenek memecahkan keteganganku.

**To Be Continue**

También te puede interesar

Setan dan Iblis: Dosa Seorang Pria

Ini adalah perjuangan mafia dari dunia bawah tanah yang terkenal eksentrik dan sulit dimengerti. Dia ingin mendapatkan seorang istri tapi EQ-nya yang rendah membuatnya harus mengalami banyak kesulitan. "Kamu memiliki jari-jari yang indah." Gadis itu menatap jari-jari miliknya yang lentik. "Tapi itu pasti akan lebih indah jika dihiasi dengan cincin dariku," lanjut pria itu. Penonton: "..." Apa kamu baru saja melamarnya?! Betapa tidak romantis! "Aku tidak terlalu menyukai perhiasan," ucap gadis itu tanpa perasaan. *** Dia mengejar gadis itu dengan susah payah tapi yang dikejar tidak menoleh sedikit pun. "Sayangku, jangan jauh-jauh dariku! Aku di sini untuk melindungimu ah!" "Tujuan utamamu ke sini adalah untuk membalas dendam pada mereka." Pria itu menyeringai. "Ya, itu tujuan utamaku. Tetapi, Sayangku, kamu adalah prioritasku." *** "Sayangku, aku kembali! Apa kamu merindukanku?" Gadis itu merasakan sakit kepalanya yang menyerangnya saat mendengar suara serak yang tidak asing. "Tuhan, beri aku kesabaran." Pria itu memiringkan kepalanya. "Apa maksudmu, Tuhan, beri aku kekuatan?" "Tidak. Jika Tuhan memberiku kekuatan, kamu pasti akan mati." *** Seorang pria berambut pirang datang entah dari mana dan memeluk gadis itu dengan erat. "Ratuku, aku merindukanmu ah! Apa kamu tidak merindukanku?" "Tidak," jawab gadis itu dingin. Pria yang baru saja kembali. "Sayangku, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berselingkuh dariku?" "Dia bukan kekasihmu! Bagaimana dia bisa disebut berselingkuh?! Dan... jauhkan tanganmu darinya! Kamu mengotori udara di sekitarnya!" seru pria berambut pirang dengan marah. *** "Nona, aku menyukaimu," ucap seorang pria berkacamata. "Kita baru saja bertemu." "Aku rasa aku jatuh cinta pada pandangan pertama." "..." *** Terlalu banyak pria, terlalu banyak saingan, apakah bos mafia kita masih bisa mendapatkan hati gadis itu? Perhatian: Dilengkapi dengan sederet pria tampan yang siap membuatmu tertawa karena aksi konyol mereka atau bahkan membuatmu memuntahkan darah karena marah. ______________________ Rekomendasi cerita: 1. Mr White is A Girl Cerita komedi romantis antara seorang mafia yang sebenarnya seorang gadis dan seorang lady escort yang merupakan seorang pria. Kalau kalian menyukai cerita [Setan dan Iblis: Dosa Seorang Pria], kalian mungkin akan menyukai cerita ini!~ 2. Sistem Transmigrasi: Cinta Pertama Tuan Penjahat Pergi dari satu dunia ke dunia lain, bertemu dengan tokoh-tokoh novel dan mengubah takdir mereka, itu semua adalah pekerjaan Raina yang merupakan seorang transmigator. Ikuti perjalanannya untuk menyelesaikan misi dan membuat penjahat-penjahat idiot itu jatuh cinta padanya!~ _________________________ Ingin berbicara tentang kehidupan denganku? Instagram: @sasabachri __________ *This cover isn't mine, credit to the rightful owners!~

Cloudland · Fantasía
4.7
247 Chs

My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Bagaimanakah rasanya melihat dunia hitam putih kelabu tanpa warna setiap hari? Itulah yang dirasakan Catherine, seorang gadis berusia 25 tahun yang tangguh, juga merupakan tulang punggung keluarga. Buta warna total sejak ditampar ayahnya, sang gadis kehilangan warna dalam hidupnya. Jiwanya terguncang, hatinya benci keindahan yang ayahnya tunjukkan sebelum ibunya meninggal. Catherine berpikir hidupnya akan terus terperangkap dalam dendam dan warna kelabu sampai suatu hari, seseorang datang dalam hidupnya memberi warna pada dunia hitam-putihnya. Dialah Vincent, seorang pemuda berumur 32 tahun, anak keluarga kaya raya. Kehadirannya berangsur" mewarnai hidup suram Catherine. Waktu terus mengalir, kedua sejoli akhirnya terikat tali kasih namun tiba" saja...Vincent menjauhi Catherine? Apa yang terjadi padanya? Mengapa dia menjauhi Catherine? Mungkinkah ada hubungannya dengan kematian ibunda Catherine? Catherine yang tengah mencari tahu kebenaran dibalik sikap Vincent....secara mengejutkan, bertemu saudara kembarnya, seseorang yang tak pernah ia tahu sebelumnya! Kejamnya hidup kembali mendorong Catherine ke lorong hitam penuh misteri. Apakah segala sesuatu yang ia ketahui...adalah kebohongan belaka termasuk...identitas dirinya? Akankah kedua sejoli bersatu kembali atau malah terpisahkan oleh benci? Ungkap misteri dibalik gelagat aneh Vincent dan identitas Catherine yang sesungguhnya hanya di 'You Are My Colour' *** List of Paxton Series My Only Love: The Targeted Heiress (vol 1) The Flame Queen And Her Sly Lover (vol 2-3) The Ice Prince: The Heiress's Red Soul (vol 4-5) Watch Out, Dad! Mom's Here To Kill You! (ongoing) The Heir's Beloved Is Not A Human (coming soon) Silahkan mamipir ke spin off YAMC vol 3 berjudul *the cover isn't mine so the credit belongs to its owner*

VorstinStory · Fantasía
4.9
670 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1