Petra menatap Mia yang kini, tak seperti biasanya, bertingkah manja. Bagaimana mungkin dia tega menolaknya?
Setelah melepaskan jaketnya, Petra berbaring di tempat tidur dan memeluk Mia. Dia hanya menghela napas dan tidak mengatakan apa-apa. Mia berguling sejenak, kemudian berhenti setelah menemukan posisi yang nyaman di pelukan Petra.
Tak satu pun dari mereka bicara. Kamar itu hening, dan satu-satunya suara adalah napas mereka berdua.
"Aku akan mengurus diriku dengan lebih baik lain kali…" kata Mia setelah lama berdiam.
Petra menghela napas pelan. "Aku yang kurang baik mengurusmu."
Mia merasa terharu. Dia berkata, "Ra, apakah orang menjadi rapuh ketika sakit?"
"Ya…" jawab Petra dengan lembut. Matanya yang tajam memicing samar; tapi apa itu, yang berenang jauh di dalam pupil matanya yang sehitam tinta?
Mia menghela napas. "Aku pulang dari kantor dan duduk di taksi, memperhatikan hujan… lalu aku rindu sekali padamu. Mungkin, aku hanya merindukan cuaca hujan…."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com