"Memangnya Bunda kamu mau bicarakan apa, sih, Mas?"
"Aku juga gak tahu, Sayang. Tadi Bunda bilangnya nunggu tamu spesial dia dulu sebelum bicarakan hal itu."
Terdengar suara saling bersahutan dari tangga. Sita dan Rengganis yang sedari tadi menunggu mereka dalam keheningan pun akhirnya menghela napas lega, lega karena Sita akan segera mengatakan hal apa yang hendak dia sampaikan hingga harus menyertakan Rengganis di antaranya.
Kendric dan Dara saling bertatap ketika melihat seseorang yang duduk bersampingan dengan Sita. Sayangnya, orang itu duduk membelakangi mereka sembari menundukkan kepalanya. Sementara itu, Sita sibuk mempermainkan sebuah benda berbentuk segiempat entah berisi apa.
"Akhirnya kalian turun juga, ayo duduk," tegur Sita karena Kendric maupun Dara tak kunjung duduk bergabung bersamanya dan Rengganis.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com