Mereka berdua saling bertatap-tatapan untuk beberapa nafas sebelum pada akhirnya pria besar misterius membuang tatapannya.
Pria besar mulai berjalan menuju Taman. Meski juga didalam Taman namun pria besar itu berhenti pada titik seberang paling jauh dengan lelaki muda beer.
Dia menjatuhkan box persegi panjang yang tertutup kain hitam yang berada di punggungnya.
BAM~
'Hanya apa itu? Sedikit menjatuhkannya saja mengeluarkan bunyi tabrakan yang cukup keras. Tanah sedikit tergetar bukankah itu menunjukkan betapa beratnya bawaan lelaki besar tersebut?' Pikirnya dalam batin. Pemuda beer minum dan terus memandangi Pria besar misterius secara jarak jauh.
Lelaki muda beer minum dan terus memandangi lelaki besar misterius.
Setelah menjatuhkan bawaannya Pria besar itu seakan terbebas dari belenggunya. Dia mulai meregangkan seluruh badannya kesamping kanan dan kiri. Kemudian menunjukkan gerakan aneh. 'Oh bukan, itu adalah... bukankah itu sejenis seni beladiri! Apaa..? Selarut ini dia masih berlatih?' Pemuda muda beer itu masih terheran dan tanpa sadar dia telah menghabiskan beberapa kaleng minuman.
Gerakan Pria besar itu kuat dan kokoh. Setiap gerakan pukulan dan tendangannya seperti berisi power yang dapat meledak, ibarat hantaman sebuah bukit. Pemuda beer menelan ludah. Dia merasa pertunjukan pahlawan yang baru saja terjadi, Pria besar ini bahkan tidak mengeluarkan sedikitpun kemampuannya.
Huuftt... Melihat ini orang bodohpun bisa mengetahui bahwa Pria besar misterius ini bukan sembarang orang. Keringat panasnya telah bercampur dengan udara membuat sebuah tekanan tak terlihat. Luar biasa! Sungguh luar biasa! Pria besar misterius acak ini memiliki potensi dalam hal menumbuhkan aura intimidasi. Jika dia terlahir beberapa ribu tahun sebelumnya bukan hal mustahil jika dia adalah pemimpin sebuah batalion atau jika dia dapat melatih aura tersebut secara gila... aku bisa percaya bahwa dia dapat meraih posisi jendral besar.
Pemuda beer semakin tertarik untuk memperhatikannya. Dia menebak bahwa itu adalah latihan rutinnya. Juga seharusnya itu memiliki tujuan tertentu dan jika benar, itu adalah teknik menumbuhkan aura intimidasi. Tehnik itu tidak dapat sembarangan dilatih karena dapat menganggu orang-orang disekitanya. Sejak awal Pemuda beer menebak bahwa Pria besar misterius ini memiliki hati yang luhur. Jika dilihat dari sifat penolongnya tadi. Jadi masuk akal jika dia berlatih dimalam hari agar tidak mengganggu orang yang berada disekitarnya. Sekaligus itu menunjukkan bukti kuat bahwa dia bukan orang sini, seharusnya dia memiliki latar belakang tidak biasa. "Menarik" Pemuda muda beer tersenyum.
Setelah beberapa waktu, kurang lebih setengah jam latihan itu akhirnya berhenti.Pria besar misterius itu duduk sambil terengah ringan.
"Hei paman..." Ucap sapa Pemuda muda beer.
Pria besar misterius itu mendongak dan melihat pemuda tersebut. Namun dia bahkan tidak repot-repot untuk membalas sapaannya, mengacuhkannya.
Pemuda beer itu melemparkan minuman beer kepada Pria besar. Secara reflek ditangkap dan kemudian diletakkan disamping dia duduk. Pemuda beer duduk disebelahnya.
Terjadi keheningan mutlak diantara mereka, itu terjadi cukup lama.
"Kenapa tidak kau minum? Apakah kau tidak suka? Apakah itu kurang?" Pemuda beer memberikan beberapa kaleng secara terus menerus.
"Kenapa kau diam?" Ucap tegas Pria besar misterius.
Pemuda beer tidak bodoh. Tentu saja itu mengacu pada peristiwa wanita kupu-kupu malam yang telah dirudung oleh sekawanan pria berto/bertato.
"Heh... apakah kau tidak melihatku babak belur seperti ini? Hei tidak mungkin aku bisa mengalahkan mereka berlima? Hahaha aku bukan ahli kungfu atau sejenisnya" Dia masih meminum beer yang ada ditangannya.
"Hei minumlah, beer seperti ini cukup mahal kau tau. Malam ini keberuntunganku cukup baik. Ha ha ha"
"Apa kau pikir aku tidak menahu? Setidaknya aku dapat menilai orang-orang dalam sekali pandang."
Pemuda beer itu sedikit canggung mendengar perkataannya. Kemudian matanya mulai jatuh pada kemurungan. Setelah beberapa saat dia menghela nafas berat.
"Haaaaahh.... kau tau, didunia ini tidak semua orang layak mendapat bantuanku atau kau bisa berfikir bahwa bantuanku memiki harga yang sangat mahal. Tentu wanita itu tidak akan sanggup." Mata Pemuda beer itu secara bertahap menunjukkan tatapan sinis kesombongan yang memandang rendah seluruh mahluk hidup. Kaleng beer tercengkram sampai pada batas terkecil. Seluruh air busanya tumpah jatuh.
.
"Hahaha... bercanda..., kau tau aku sebenrnya ingin menjadi seorang aktor, hei hei bagaimana barusan? Tidak buruk bukan?" Membuka kaleng dan memimumnya kembali "Minumlah ayo... mari kita berpesta!!"
Pemuda beer itu membukakan salah satu kaleng dan menyodorkannya secara paksa pada Pria misterius itu.
"Ayolah jangan malu-malu." Bahkan tanpa malu tangannya mulai merangkulnya.
"Tidak! Aku belum cukup umur."
"Haha omong kosong apa yang kau semburkan... ayo ambillah."
Namun lelaki misterius diam dan menatapnya dengan tatapan serius.
Dalam tawanya Pemuda beer diam melongo.
"Serius? Berapa?"
"17."
Haa... dia tersedak kaget. Dan terjadi keheningan untuk beberapa nafas.
"Hahahaha ternyata aku lebih tua dari mu, ehh tidak tua juga sih... kau dapat memangilku big brother Bai. Tahun ini mungkin aku 22." Tanpa malu malu Bai menepuk pundah besar lelaki misterius.
"Aku horizon."
Kemudian mereka berdua mengobrol panjang lebar, meskipun itu cenderung dari Bai namun Ozon tetap menaggapi dengan singkat, itu lebih sering dengan anggukan.
Dari sini diketahui bahwa Ozon memang bukan dari daerah Kota cabang. Dia merantau untuk membuktikan sesuatu pada seseorang, namun dia tidak mau menceritakknya secara detail.
Namanya juga bai, hal-hal sepele yang tidak penting saja masih dia pertanyakan, seperti mengapa tubuhmu besar seperti moster? Tadi pagi siang sore makan apa? Kenapa rambutmu tidak botak sekalian? Dan semua pertanyanyan konyol tidak masuk akal itu dijawab oleh Ozon secara lengkap. Entah ozon terlalu baik atau memang dia Polos sebenarnya hanya berbeda tipis.
Dari percakapan tidak jelas mereka, ada sebuah poin-poin yang telah terekam di dalam pikiran Bai, Ozon terlalu baik meskipun fisik dan raut mukanya tidak mendukung sama sekali. Namun seluruh uang yang dia kumpulkan habis dalam perjalanan hanya untuk memberi amal, lansia, anak kesusahan dan lain-lain. Bahkan untuk makan saja dia harus mengantri pada makan gratis yang dilakukan oleh komunitas komunitas peduli amal. Dia memiliki tujuan namun tidak tahu langkah-langkah untuk mencapainya. Satu hal yang penting, ketika dia bertanya tentang kotak yang tertutupi kain hitam itu... Sama sekali Ozon tidak mau menjawabnya.
Bai adalah orang yang cerdas meskipun sedang mabuk namun dia telah mendapat informasi yang dia butuhkan. Meskipun Ozon memiliki perawakan tubuh seorang tentara faktanya tetap saja pikirannya masih anak berusia 17 tahun. Bai menggeleng-gelengkan kepalanya dan tertawa.
"Dewi fortuna, kamu terlalu baik padaku hehehe... hiks hiks..." Gumam pelan Bai sambil sedikit mabuk.
Bai menjanjikan makanan dan saran untuk setidaknya hidup di daerah ini. Dan Ozon pun menyetujuinya.
Ozon tidak peduli apakah Bai menipunya atau tidak. Ini bukan pertama kalinya dia mengalami situasi seperti ini, namun orang orang yang memiliki niat jahat selalu berakhir menyedihkan ditangan Ozon. Dia hanyalah alat tempur yang hidup.
Malam telah berganti, Horizon membuat tenda dan tidur dialamnya. Sedang Bai tidur dikursi Taman.
Apakah Bai tidak kedinginan atau masuk angin? Tentu saja iya, malamnya terasa sangat dingin.