Tidak terima dengan luka yang diberikan oleh monster itu, Naoki berlari menuju motornya. Itu adalah harapan terakhirnya agar bisa menang melawan mereka. Jika ia bisa mengalahkan salah satu dari mereka, beban akan berkurang, setidaknya satu. Walau ia juga berpikir, masih banyak lawan yang mungkin masih bersembunyi di suatu tempat.
"Mau mana kau, Gadis nakal? Kurasa tubuhmu yang kecil itu, tidak akan bisa mengalahkanku. Jadi kau berniat untuk kabur, hah?" Sang monster menghampiri wanita itu dengan melompat cepat. Dari lompatan itu, ia mecoba menebas Naoki dari atas.
Dengan menaiki sepeda motor, Naoki merasa lebih terlindungi. Karena ia tidak memiliki tubuh yang prima dan berotot seperti pria, ia lebih menggunakan akalnya untuk bertarung. Dengan motor yang dikendalikan, ia menangkis dengan tangan robot dari motor yang bisa bertransformasi. Walaupun hanya sebuah tangan saja, cukup membuat kewalahan.
'Huhh! Percobaan pertama, mungkin tidak seburuk perkiraan. Ini berkat tuan Hidethosi yang telah membuat keren motor ini. Belum seperti robot yang memiliki kaki dan senjata yang lebih canggih. Semoga saja ini sudah cukup digunakan!' pikir Naoki dengan semangat kembali menggebu. Apalagi dengan berhasilnya ia menggunakan motor itu. Motor yang dibuat khusus untuknya dari orang yang paling ia kagumi, Hidethosi Ono.
Sebuah harapan baru untuk Naoki ketika dalam masalah. Hanya saja ia tidak ingin seperti itu selalu. Ia ingin lebih kuat lagi, agar tidak tergantung dengan alat-alat tersebut. Khususnya dengan kejadian disaat ini. Belum juga hilang rasa takjubnya dengan transformasi dari motor itu, ia sudah terkena serangan mendadak. Kelengahan membuat dirinya terpental jauh ke belakang. Karena refleksnya menahan dan tidak menambah kekuatan.
"Jangan lengah, Cantik ... ini masih ada serangan selanjutnya," ujar monster itu dengan senyuman yang memperlihatkan gigi runcingnya. "Dagingmu, apakah enak rasanya, yah?"
Semenjak menjadi monster, mereka bahkan tidak memakan makanan yang dimakan oleh manusia. Mereka bisa memakan daging manusia atau sesama spesiesnya. Hal itu membuat kekuatan mereka bertambah. Namun ada sesuatu yang harus mereka patuhi dari doktor Foxy. Yaitu tidak diperbolehkan memakan jantung makhluk satu spesiesnya. Bukan berarti tidak boleh memakan jantung manusia. Karena manusia biasa, tidak memiliki apa yang dimiliki alien parasit yang telah bergabung dengan manusia.
Hidethosi memutar tombaknya dan menyerang dengan posisi seperti itu. Sedangkan lawannya melompat dan membiarkan dirinya terkena tombak yang hanya menggores zirahnya. Dengan perlindungan dari zirah tersebut, membuat dirinya percaya diri. Giginya yang runcing ia perlihatkan dengan penuh nafsu. Ingin rasanya ia memakan pria yang sedang bertarung dengannya.
"Apakah dagingmu enak? Saya sangat lapar hingga air liurku menetes. Hahahaha! Ayo, Pak Tua. Jangan sampai kau menjadi santapanku." Setelah tidak mempan senjata tajam, ia semakin merasa senang karena telah mempermainkan musuhnya.
Tidak habis akal, Hidethosi memutar tubuhnya lalu melompat dan meluncur dengan kecepatan tinggi. Kali ini ia memutari makhluk buas itu. Ia sedang mencari di mana celah dari zirah yang sangat keras itu. Melihat celah kecil di leher makhluk tersebut, pria paruh baya itu mengambil sebuah pisau kecil. Walau monster itu bergerak dengan cepat, Hidethosi bisa lebih cepat lagi, berkat alat di kakinya yang dapat mengeluarkan api peluncuran bak roket.
"Kupikir kau memiliki celah yang bisa diperhatikan," lirih Hidethosi yang melemparkan pisau itu ke arah leher lawan. "Dan kau tidak akan pernah bisa meremehkan kemampuan orang lain. Sekarang rasakan ini!" serunya dengan nafas terengah-engah.
"Bodoh!" Serangan Hidethosi tidak mengenai sasaran karena sang monster bergerak dengan cepat, melakukan salto dan mengeluarkan pisau dari kakinya. "Kau yang tidak memperhitungkan semuanya, hehh!"
Akibat serangan mendadak, membuat Hidethosi terkena tebasan kaki di pundaknya. Akibat serangan itu, membuat luka dan tidak bisa berdiri tegak. Itu juga karena berat badan monster itu yang dua sampai tiga kali lipat berat manusis biasa.
Hidethosi yang terpojok, tidak bisa mengerahkan semua kemampuannya. Apalagi celah itu sangat sulit untuk ditusuk. Harusnya ia kembali memutar otaknya. Darahnya keluar dengan derasnya. Namun ia masih ingin menang melawan monster yang cukup mereotkan.
"Kami ini adalah bawahan doktor Foxy yang di peringkat rendah. Tapi kalian tidak bisa mengalahkan kami. Mungkin perjuangan kalian cukup sampai di sini saja, hihihi! Rasanya tidak sabar untuk menikmati dagingmu yang di empuk ini, hehh."
Pertarungan antara Matt dengan salah satu dari mereka masih terjadi. Dengan kapak besarnya, ia berhasil memukul mundur lawannya. Hanya saja dua kapak besarnya hanya menggores sedikit demi sedikit zirah yah digunakan monster tersebut. Luka yang didapat dari serangan makhluk berdarah hijau itu pun cukup serius. Ia sudah tidak bisa berdiri dengan beban dua kapak besarnya. Membuatnya meletakan salah satu senjatanya. Ia menggunakan satu kapak untuk kembali menyerang.
Serangan Matt hanya membuat suara benturan dua logam keras. Meskipun tenaganya semakin habis, serangan itu membuat makhluk itu mundur. Sebagai seorang pembantai alien parasit, ia harus memperkuat tubuhnya. Dan ia baru menghadapi anak buah doktor Foxy yang berkelas rendah. Untuk itu, ia harus tetap hidup agar bisa memperkuat lagi kekuatannya.
Hidethosi dan dua lainnya semakin terpojok akibat serangan mereka. Namun masalah kembali datang secara bertahap. Ada beberapa makhluk yang lapar. Karena bau darah yang tercium jauh, membuat mereka berbondong-bondong datang untuk berpesta. Mereka mulai memakan tubuh mayat-mayat monster besar yang tergeletak tidak beraturan. Dan hampir semuanya sudah kehilangan jantungnya karena telah dimakan oleh Ken saat itu. Hanya menyisakan tubuh yang sebagian besar terpotong.
Mulai dari organ dalam seperti usus dan bagian tubuh lainnya. Mereka memakan usus seperti makan mie instan yang sudah diseduh dengan air panas. Darah hijaunya diperas seperti membuat perasan jeruk namun warnanya yang hijau pekat. Bagian otak, mereka bisa memakannya dengan gigi yang diperkuat. Menimbulkan suara yang renyah saat mereka memakan kepala yang keras, bagaikan sebuah hidangan enak yang melimpah. Mereka tidak perlu menghabiskan tenaga untuk bertarung sampai mati.
"Grrrhhh! Groohhhh!" Suara erangan dan suara aneh makhluk-makhluk itu, memangsa makanan hingga mereka kekenyangan. Ada dari mereka yang saling berebut. Ada juga yang memakan monster yang paling besar.
Monster yang tingginya melebihi gedung tertinggi, telah hancur akibat serangan Ken sebelumnya. Karena membunuh banyak makhluk itu, membuat bau mereka tercium sangat pekat. Hal itu juga memancing kesadaran alien parasit yang menyatu di tubuh Ken. Juga rasa lelahnya yang sudah tidak tertahankan setelah melawan para kroco yang jumlahnya ratusan.
"Hehh, mereka datang juga! Kenapa disaat seperti ini, sih?" keluh Naoki yang sedang kesulitan menghadapi lawannya. Namun ada beberapa dari mereka yang mendekat ke arahnya. "Sial! Apakah aku akan mati di sini?"
Bukan hanya satu alien parasit yang datang, ada setidaknya tiga monster yang sedang lapar dan mengeluarkan taring dan cakar yang terlihat sangat tajam.
***