Dalam keadaan terpojok, mereka hanya bisa pasrah. Nasib mereka dipertaruhkan dengan keadaan. Harusnya mereka keluar dari pertempuran yang menguras energi dan mempertaruhkan nyawa. Namun tidak berlaku bagi dua pria yang tidak takut mati. Hidethosi dan Matt, masih belum mau meninggalkan pertempuran. Sementara Naoki yang dalam keadaan ketakutan. Walau pertarungan dengan lawannya kini hampir seimbang.
"Kita harus pergi dari sini! Apakah kalian dengar? Kita harus tinggalkan tempat ini, sebelum kita jadi mangsa mereka!" seru Naoki dengan suara serak. Namun ia tidak bisa melihat kehadiran mereka. "Ke mana mereka pergi?"
Sejauh mata memandang, Naoki tidak bisa melihat keberadaan dua pria yang menghilang. Entah ke mana keduanya pergi. Yang jelas tidak ada lagi di pandangannya. Namun apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah hantaman keras mendarat di punggungnya. Walau ia menaiki sepeda motor, ia tidak terlindung di bagian punggung. Karena itu, membuatnya terjatuh dari sepeda motor yang ia kendarai.
Di tengah kerumunan monster yang telah mendekat, membuat wanita itu memejamkan matanya. Kali ini ia sudah pasrah dengan nasibnya. Tidak mungkin juga bisa lari dari tempatnya berada. Kini ia hanya tinggal menunggu kematian yang menghadang.
"Sialan! Kenapa malah muncul monster-monster liar itu? Ini akan lebih sulit lagi karena tenaga mereka masih belum terkuras banyak," ujar monster yang menjadi lawan Naoki. Ia tidak menginginkan mereka datang karena sudah pasti akan terjadi pembunuhan sampai mereka merasa kenyang.
Karena tidak mungkin menghadapi mereka semua, tiga monster yang tersisa berkumpul di tempat yang tadinya ada Ken bersama rekannya. Namun tidak menemukan siapapun di tempat itu. Ketiganya saling pandang dan sudah mengira sudah pergi terlebih dahulu.
"Mungkin mereka sudah kembali ke markas. Kini tinggal kita yang juga harus ke markas segera! Tidak ingin kita repot-repot melawan mereka yang jumlahnya sangat banyak, bukan?"
"Iya ... bisa-bisa kita sendiri yang menyetor nyawa! Ayo kita juga harus pergi. Tapi harus berhati-hati agar mereka tidak menyadari."
Ketiganya lalu meninggalkan tempat itu dengan sembunyi-sembunyi. Suara erangan dan teriakan para alien parasit, membuat suasana mencekam. Gemletuk gigi yang saling bergesekan juga membuat mereka tidak ingin buang-buang tenaga. Luka yang mereka dapat dari lawab juga cukup serius. Membuat mereka yakin kalau saat ini makhluk-makhluk itu dapat mencium aroma darah mereka.
Hidethosi dan Matt bersembunyi di balik tembok. Mereka juga tidak menyangka kalau para alien parasit yang berdatangan bukan bagian dari tiga makhluk itu. Jelas itu adalah monster liar yang kesadarannya sepenuhnya dikuasai oleh alien parasit. Berbeda dengan anak buah doktor Foxy yang telah berhasil membuat kesadaran alien parasit itu hilang. Bahkan sepenuhnya pemikiran dikuasai oleh manusia sendiri.
"Kamu bawa orang yang masih selamat, Matt! Mungkin pemuda yang waktu itu berada di sini dan masih hidup. Mungkin dia bisa diajak bekerja sama, nantinya. Cepat cari dengan hati-hati dan segera berkumpul!" perintah Hidethosi terhadap Matt.
"Baiklah, Tuan Hidethosi. Tunggu saya di tempat yang ditentukan! Tapi kalau tidak menemukan pemuda itu, kita harus segera meninggalkan tempat ini." Matt menyimpan kedua kapak besarnya. Lalu ia meninggalkan Hidethosi.
Berat satu kapak, bisa mencapai dua puluh lima kilogram. Adapun dua kapak yang di tangan kanan dan kirinya, menjadi cukup berat. Tubuh Matt yang sudah terbiasa mengangkat beban berat, membuatnya mampu mengangkat dua kapak itu. Ia juga masih bisa mengangkat Ken yang ia sedang cari-cari.
"Akh, sial! Kenapa monster-monster ini selalu menakutkan seperti ini? Merepotkan saja!" ujar Matt kesal. Ia menarik salah satu kapak di punggungnya dan menebas beberapa dari mereka.
Akibat tebasan dari kapak besar itu, membuat monster yang masih kecil mati. Sebuah luka yang cukup dalam di dadanya. Tubuh makhluk yang dikalahkan Matt, memiliki sisik yang keras. Namun karena masih belum berevolusi menjadi lebih kuat, dengan beberapa kali tebasan, membuat nyawa melayang.
Pria itu masih mencari keberadaan pemuda yang ingin Hidethosi cari. Beberapa kali ia harus bersembunyi untuk menghemat tenaganya. Ia hanya menebas tubuh monster yang masih lemah. Karena mereka yang lemah saat ini, suatu hari nanti bisa lebih kuat lagi. Dan mengurangi jumlah mereka sedini mungkin adalah sesuatu yang baik.
"Oh, itu bukankah pemuda yang sedang kita cari? Astaga! Tubuhnya ...." Melihat tubuh Ken yang dipenuhi dengan darah, Matt langsung berlari. Di sana juga ada beberapa monster yang ingin memakan Ken yang tidak sadarkan diri itu.
Matt merasa tubuh Ken menderita luka yang cukup parah. Jika ia bawa pun, ia belum tahu bagaimana nanti. Takutnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Namun melihat pria itu masih hidup, merupakan harapan kecil bagi Matt. Untuk menghadapi mereka, membutuhkan rekan yang kuat seperti Ken.
"Ayolah makhluk bodoh! Kuhadapi kalian semua!" seru Matt yang mengambil satu kapak lagi dari punggung. Ia menggunakan dua kapak, sekarang. "Matilah kalian! Hiyaaa!"
Tubuhnya yang sudah mendapat banyak luka, menjadikannya lebih lemah dan mudah terkena serangan. Tidak mudah baginya untuk melawan beberapa dari mereka. Ia semakin mendekat ke arah Ken yang tidak sadarkan diri tanpa sehelai benangpun. Jelas itu sudah berubah menjadi monster sebelumnya.
"Groakkhhh! Hroohhhh! Krakk-krak ktakk!" Suara kertakan gigi runcing dan tulang-tulang monster yang digunakan menjadi senjata. Tulang punggung yang dijadikan senjata yang berbentuk seperti tulang ular.
Ada juga yang lainnya, membentuk tulang menjadi tombak besar dan digunakan untuk menyerang Matt. Pertarungan mereka berlangsung selama beberapa menit. Tujuan utama Matt adalah membawa Ken pergi. Dan untuk mengalahkan semuanya, akan semakin sulit dilakukan. Maka ia sebisa mungkin untuk tidak berurusan dengan mereka. Hanya yang mengganggu saja yang Matt bunuh.
Matt menebas satu lawannya dengan kekuatan penuh. Akibatnya membuat salah satu tangan makhluk itu putus. Tidak berhenti sampai disitu, serangan selanjutnya, membuat kepalanya terpisah dari badannya. Walau makhluk itu masih bisa bergerak dalam kondisi kepalanya terputus, itu tidak akan lama lagi untuk mati. Matt menendang tubuh yang sudah sekarat itu dan mengenai salah satu dari mereka.
"Aku tidak punya banyak waktu! Segera mungkin bawa pemuda ini untuk diobati!" Karena buru-buru, ia menyudahi semuanya. Pria itu menyimpan kembali kapaknya di punggungnya. Setelah itu, ia bawa Ken dengan menggendongnya dari depan. Ia berjalan dengan cepat dan melewati mereka yang merasa gentar karena salah satu temannya mati mengenaskan.
Bau darah Ken, jelas tercium oleh mereka. Dan untuk menyelamatkan pria itu, harus melewati makhluk-makhluk mengerikan itu. Matt mencari keberadaan Hidethosi dan juga Naoki. Ia melihat dari kejauhan, mereka yang sedang bertarung dengan beberapa monster. Dengan jarak sekitar lima puluh meter, ia harus segera sampai dan tantangan berat menanti. Beberapa monster lapar, menunjukan gigi-gigi tajamnya dengan penuh nafsu.
***