Jauh dari tempat Naoki dan Matthew, Ken bersama dengan Hidetoshi. Mereka juga tengah berhadapan dengan makhluk yang tidak kalah menyeramkan. Ken sebelumnya tidak memiliki bakat bertarung. Ia tidak pernah belajar tetapi pemuda itu sudah memiliki pengalaman bertarung dengan monster yang lebih lemah.
"Alien parasit itu sudah meresahkan sekali. Kau cobalah alat yang baru kuberikan untukmu! Mungkin cocok denganmu atau tidak!" perintah Hidetoshi kepada Ken.
Tanpa membalas, Ken mengeluarkan sebuah senjata berupa trisula yang memiliki mata tajam berbentuk ulir. Tiga mata itu seperti bor yang bisa berputar jika mengenai sasaran dan mampu mengebor apa saja yang terkena senjata itu.
Yang mereka hadapi saat ini adalah makhluk berbentuk seperti kerbau. Dengan tanduk yang panjang dan memiliki tubuh besar, setinggi hampir dua meter dengan panjang lebih dari empat meter. Tubuhnya berwarna biru dan memiliki otot-otot di kaki-kaki dan tubuhnya yang kekar.
"Brrrrr ... herrrr!" Makhluk itu mulai menyeruduk Ken. Ia terus menggunakan tanduk yang panjang dan besar itu. Ia tidak bisa berdiri dengan dua tangan seperti manusia. Karena ia adalah alien yang merasuki tubuh kerbau yang berada di dekat peternakan.
Ken sulit menghindari serangan makhluk besar itu. Ia berulang kali jatuh karena tenaganya tidak kuat menahan dorongan dari makhluk itu. Ia hanya bisa menangkis serudukan dari monster kerbau.
"Sialan! Ini benda hanya menyulitkan saja, heh! Kau apakah tidak lelah dengan semua ini?" umpat Ken dengan menggunakan bahasa alien.
"Apa? Kau bisa bicara denganku? Kau manusia yang hebat! Sudah puluhan manusia yang kumakan. Hanya kaulah yang bisa mengimbangiku! Kau juga yang mengerti ucapanku!" kata sang monster kerbau.
"Sudah kubilang, kau tidak lelah, kah? Berada di tubuh kerbau, kau hanya bisa memakai kakimu, tanpa bisa memakai tanganmu, heh!" ledek Ken tersenyum lebar.
Perkataan Ken membuat makhluk itu murka dan kembali menyerang dengan tempo yang dipercepat. Membuat Ken terkena serudukan dan membuat tubuhnya hampir tembus. Untungnya ia cepat menghindar. Hanya luka yang membuat wajahnya tergores dan mengeluarkan darah.
"Kenapa si tua itu lama sekali? Ini niat membantu atau membiarkanku mati, sih?" gerutu Ken yang kecewa dengan Hidetoshi yang tidak kunjung membantu.
"Maafkan aku anak muda! Tapi kurasa kau tidak mampu!" Dengan percaya diri, Hidetoshi naik ke punggung sang monster. Ia berdiri dan mengeluarkan trisula yang memiliki mata lempengan tipis dan melingkar. Ia menusukan itu di punggung makhluk meresahkan itu.
Darah hijau telah bercucuran dari punggung sang monster. "Sialan! Kenapa masih ada lagi yang menyusahkan!" Ia menahan rasa sakit. Lalu memutar tubuhnya.
Karena putaran tubuhnya, membuat Hidetoshi tidak bisa berdiri dengan tenang. Ia terlempar ke tanah dan terjatuh dengan keadaan masih bisa berdiri. Tangan bertumpu pada lututnya untuk mengimbangi tekanan.
Melihat kesempatan itu, Ken melemparkan trisula dengan sekali lemparan. Mengenai perut sang monster. Tapi monster kerbau itu belum selesai karena ia mengeluarkan perlindungan dari dalam. Menggunakan tulang untuk membuat baju tempurnya.
"Kalian pikir mudah mengalahkanku, heh? Dasar manusia tidak ada gunanya! Aku akan memakan kalian semua, hiyaahh!" teriaknya dengan menambah kekuatannya. Ia sekarang memiliki pelindung yang tebal. Dan kedua trisula itu terlempar jauh.
"Heh, tidak guna!" Hidetoshi berada di atap rumah lalu menggunakan sebuah bazoka. Menembakan ke arah monster itu. "Kurasa kau hanya sampai di sini saja!"
Namun itu belum berakhir karena kecepatan kerbau itu meningkat dan tidak menghindari serangan itu. Bahkan ia mampu menggunakan tanduknya untuk mengangkat benda-benda yang ia lihat. Setelah merubah bentuk pertahanan diri, walaupun tanduknya lebih pendek dari sebelumnya. Tetapi memiliki kekuatan mengangkat sebuah drum berisi minyak dan membuatnya terbang ke arah Hidetoshi.
"Ini sulit untuk dipercaya! Bagaimana aku bisa mengalahkannya?" Pria itu menghindari serangan dengan melompat ke atap yang lain. Dengan menggunakan alat di kakinya, ia bisa melompat lebih jauh, tiga sampai lima kali lipat.
Bukan hanya satu benda, ada banyak tong yang berisi minyak. Ada juga besi-besi panjang yang melayang ke arah pria berusia empat puluh lima tahun itu.
"Ke-ke-napa bisa seperti ini?" Ia kembali melompati setiap gedung. Dan menjauh dari makhluk itu. "Ini aku tidak bisa melawannya! Maafkan aku, Ken!" Hidetoshi sudah merasa lelah setelah menggunakan banyak tenaga. Ia mendapat panggilan dari Matthew dan Naoki kalau mereka dalam kesulitan.
"Kau mau pergi ke mana, hah? Kalau kau mau kabur, hadapi dulu tandukku!" Tanduk itu bisa meluncur dengan cepat ke arah Hidetoshi dan membuatnya terkena serangan itu.
Ia mengerang kesakitan, "Akhh! Aku tidak bisa diam terus begini! Aku akan meninggalkanmu dahulu, Ken! Aku akan menolong Naoki dan Matthew." Karena tidak konsentrasi itu, membuat Hidetoshi terkena serangan dan memilih untuk meninggalkan Ken yang melawan monster itu.
Kini tinggal Ken seorang diri yang tidak memiliki perlindungan apapun kecuali ikat pinggang yang dikenakannya. Kali ini ia terpaksa harus menggunakan benda yang seharusnya tidak digunakan untuk selamanya. Karena setelah digunakan, alien di tubuhnya akan bangkit ketika mencium bau darah dari monster, atau alien parasit.
"Dasar orang tua tidak berguna! Ini aku terpaksa melakukannya!" Ken menekan tombol yang ada di sabuknya. Tak seberapa lama, tubuhnya mulai berubah. "Aaakkhh!" Menahan kesakitan ketika tubuhnya membesar dan membuat pakaiannya robek. Menjadi sosok monster berwarna hijau.
"Apa? Jadi ini bagaimana mungkin? Kau juga parasit? Sialan, kau membuatku terkejut!" Monster kerbau itu memang terkejut. Tetapi ia tidak takut pada ken yang berubah menjadi alien berwarna hijau.
Bukan hanya warnanya yang hijau, sebuah benda berwarna keabu-abuan muncul dari dalam sabuk itu. Berbentuk seperti lumpur yang bergerak ke atas dan menjadi sebuah zirah besi.
Tentu hal itu membuat monster kerbau ternganga. Ia tidak menyangka kalau lawannya memiliki perlindungan juga. Bahkan itu lebih banyak daripada miliknya yang hanya melindungi punggungnya. Sementara Ken memiliki perlindungan di seluruh tubuhnya.
"Ini sesuatu yang membuatku tertawa! Bagaimana mungkin kau memakai seluruh perlindungan itu? Apa kau tidak takut kalau aku bisa meremukkan tulangmu?" Ia lalu berlari dengan tanduk yang membentuk mata tombak.
Ken masih menahan sakit ketika ia langsung kena serudukan monster kerbau itu. Ken terlempar sejauh dua puluh meter karena kekuatan monster itu terlalu kuat. Namun Ken masih bisa berdiri dan menunjukkan gigi-gigi hitam yang tajam.
Setelah menyesuaikan diri setelah merubah bentuk menjadi monster, Ken berdiri dengan berpegangan pada tong berisi minyak dan membuat tong itu hancur. Mengeluarkan semua minyak dan bentuk tong itu menjadi tidak beraturan.
"Heh, si tukang pamer! Begitu saja sudah bangga! Mati saja, kau!" teriaknya lalu kembali berlari dengan kecepatan penuh. Ia kembali membentuk mata tombak yang tajam di tanduknya.
Ken menyambut dengan senyuman yang memperlihatkan gigi-gigi kecil yang tajam. Mengeluarkan sebuah cambuk dari dalam sabuknya.
***