webnovel

Vs Meido 3

Tubuh bagian atas dan bawah Meido terpisah karena terkena serangan tebasan yang keluar entah dari mana. Tapi dalam sekejap, itu pulih dengan sendirinya seolah-olah itu alami. Kemudian, tubuh bagian bawahnya berubah menjadi cairan yang menyatu dengan bagian atas, langsung menumbukan anggota badan yang hilang.

"Saya akui jika saya telah meremehkan Anda. Tidak disangka pengendalian energi Anda begitu mahir." Meido memujinya sebelum melanjutkan, "Anda menutupi kehadiran diri Anda sendiri dengan kegelapan, yang membuat saya repot untuk menemukan Anda."

"Huh, itu tidak begitu sulit dilakukan jika dibandingkan dengan mengendalikan energiku sendiri." Suara Asheel tiba-tiba terdengar di mana-mana.

Atas perkataannya, alis Meido sedikit naik. "Apa kata Anda bilang? Lebih sulit mengendalikan energi Anda sendiri? Apakah Anda berhasil memanipulasi energi di area ruang ini?"

"Tepat sekali, setelah penstabilanku kali ini, melakukan hal sepele seperti ini tidak begitu sulit." Asheel dengan sukarela memberitahu.

Dia ingin mengalami pertarungan yang menyenangkan dengan Meido. Lagipula, keduanya tidak akan bertarung sampai mati, atau kalau tidak, mungkin Omniverse akan menanggung kehancuran yang terelakan jika Asheel habis-habisan.

Mendengar jawaban Asheel, kerutan di ekspresi Meido berubah lebih dalam. "Saya dirugikan kali ini. Tapi, jangan berpikir jika saya bisa dikalahkan dengan mudah oleh Anda!"

Meido mulai menyalurkan energinya ke seluruh tubuh. Ledakan tekanan yang sangat menakutkan melonjak darinya, membentuk badai kaleidoskop yang tak pernah terlihat menjadi nyata di ketiadaan awal.

Tujuh permata berputar di tubuh Meido, memasok kekuatannya berkali-kali lipat. Tubuhnya bagian bawahnya mencair sebelum memadat menjadi armor kaki tempur yang terlihat sangat megah. Lalu dilanjutkan dengan bagian atasnya, tangannya membelah menjadi banyak bagian, hingga tampak seperti asura.

Tapi kali ini, asura itu terlihat sangat canggih. Lubang tolakan yang mampu membuat kecepatannya meningkat berkali-kali lipat juga ditambahkan dalam fiturnya. Tujuh permata di tubuhnya meledak menjadi energi dan memadat menjadi armor perang.

Setiap tangannya memegang tombak kegelapan yang terlihat sangat mengintimidasi. Aura yang dikeluarkan tombak itu sangat mencekam saat udara disekitarnya menjadi terkorosi.

Asheel yang merasakan kegelapan miliknya mulai terkikis, tidak punya pilihan lain untuk keluar. Tapi saat melihat senjata di tangan Meido, dia merasakan ancaman.

"Tombak itu ... materi Anti-Chaos?! Hahaha, dasar gila, apakah kalian harus begitu terang-terangan membuat senjata yang mampu menyingkirkanku?!" Asheel tertawa menghina, yang tawa itu tidak jelas ditujukan kepada siapa. "Terlebih lagi, menumpuk materi Anti-Chaos dengan energi milikmu sendiri tanpa terurai. Aku tidak tahu siapa yang membuatnya, tapi jangan berpikir kau bisa mengalahkanku dengan itu!!!"

Kemudian, sebuah pedang muncul di tangan Asheel. Pedang itu memiliki warna gelap seperti alam semesta, ditambah dengan titik-titik cahaya putih yang terlihat seperti bintang. Dari penampilannya, tampak seolah pedang itu ditempa dari alam semesta itu sendiri.

Tapi sayangnya ada faktor lain yang membuat penampilan pedang itu tercemar. Sebuah darah ungu yang sudah membeku memercik di bilah pedang, yang mana noda darah itu sama sekali tidak bisa dihilangkan bagaimanapun caranya.

Pedang itu pernah muncul sebelumnya, yaitu saat Asheel menebas Yukane hingga berdarah-darah.

Traceless!

Pedang yang berasal dari alam iblis dari High Abyss. Bilah pedang itu memang ditempa dari bijih kedalaman kosmik, dan kemudian pedang itu digunakan untuk menikam seorang Raja Iblis dari Alam Iblis di High Abyss.

Noda darah Raja Iblis tersebut tidak bisa dihilangkan dari bilahnya, dan malah membeku membentuk retakan cairan yang tampak sangat mengancam.

Dengan demikian, pedang tersebut berubah menjadi pedang iblis.

Saat Asheel memegang Traceless di tangan, kabut gelap yang menutupi diri Asheel sebelumnya tiba-tiba berkumpul menyelimuti tubuhnya dan memadatkan sebuah baju besi.

Set Asheel dan Meido sudah lengkap! Saatnya mereka menguji kekuatan mereka satu sama lain sekali lagi!

BOOM!

Bilah pedang bertemu dengan ujung tombak, menghasilkan ledakan yang mampu mengguncang ketiadaan awal.

Asheel kali ini dengan gila-gilaan memompa energi kekacauan ke senjatanya, tapi saat menyentuh ujung tombak Meido, tampaknya energi yang dikeluarkan terus terurai oleh materi yang terkandung didalamnya.

Tentu saja, Asheel yang hanya membawa satu pedang berat tidak akan sanggup menahan banyak tombak sekaligus, karena itu dia dipukul mundur.

Clang! Clang! Clang!

Setiap bentrokan yang mereka hasilkan akan membuat gelombang getaran yang sangat dahsyat. Ketiadaan awal mengubah medannya karena terpengaruh oleh pertarungan mereka berdua.

Apa yang awalnya dipenuhi oleh energi ketenangan, berubah menjadi badai yang sangat menakutkan.

Asheel mendapat manfaat karena terciptanya badai energi tersebut, tapi tetap saja, dia tidak sanggup melawan Meido yang terus mencoba menusuknya bertubi-tubi.

"Kau pikir hanya kau yang bisa menumbuhkan banyak lengan?" Asheel mencibir, tapi tetap saja Meido tidak meresponnya karena dia terus menyerang tanpa ampun!

Toh, biasanya orang yang banyak bicara di pertarungan adalah orang yang pada akhirnya akan kalah.

Meido juga agak cerewet begini juga karena yang dihadapinya adalah Asheel, orang yang dia tidak bisa memahamimya. Kedua orang itu tidak bisa saling memahami satu sama lain.

Saat berinteraksi dengan orang lain, Meido biasanya bertingkah seperti robot, tapi sebenarnya dia masih tampak manusiawi jika bersama orang yang dia anggap dekat dengannya.

Tanpa sadar, dia sudah memasukkan Asheel ke dalam kategori itu karena keduanya yang tidak pernah akur sejak dulu.

Memang, Meido lah yang paling banyak mengganggu Asheel ketika yang terakhir mencoba bertengkar dengan Supreme One. Mungkin, Supreme One lah sengaja menempatkan Meido di sisinya untuk mencegah Asheel menyerangnya.

Dengan sikap Asheel, orang lain pasti heran karena Supreme One dan Meido masih mampu mentolerirnya terlepas dari Asheel sendiri yang selalu berencana melawannya. Tapi mereka tahu jika Asheel hanya kesal pada Supreme One, dia sama sekali tidak ada niatan untuk membunuhnya.

"Untuk Anda yang tidak akan pernah sadar tidak peduli berapa kali saya mengingatkan Anda, ini akan menjadi yang terakhir kalinya saya mengingatkan Anda karena setelah ini, saya benar-benar akan membuat cetakan di kepala Anda." Setelah berpikir dalam, Meido berinisiatif membuka mulutnya sambil memprovokasi Asheel.

Asheel yang sudah menumbuhkan banyak lengan sekaligus juga memanggil senjata di masing-masing tangannya, membalas perkataannya: "Untukmu yang tidak pernah diam dan selalu menggangguku, ini adalah terakhir kalinya kau bisa menggangguku karena setelah ini, aku akan membuatmu sadar diri karena berani bersikap tidak sopan padaku!"

"Andalah yang seharusnya sadar diri!"

BOOM!

Keduanya bentrok sekali lagi.

...

Tiga hari kemudian.

Asheel dan Meido masih bertengkar hebat. Dampaknya membuat apa yang disebut ketiadaan awal benar-benar rusak parah. Badai energi yang mengamuk di sana tidak akan bisa diatasi kecuali sosok perkasa dari Dewa Omniverse turun tangan secara langsung.

Bahkan jika itu Dewa Omniverse sekalipun, dia tidak akan bisa mengatasinya dengan mudah karena badai energi tersebut sudah memengaruhi asal-usul ruang itu sendiri.

Jika seseorang yang belum mencapai ranah Dewa Omniverse menyelam ke dalam badai, sudah dapat dipastikan jika orang tersebut akan mati dalam sekejap. Bahkan dia tidak akan bisa menyelamatkan jiwanya karena badai energi di ketiadaan awal bisa memusnahkan konsep kekuatan apapun hanya dengan sentuhannya.

Meski begitu, kedua pelaku yang menciptakan badai energi tersebut tidak terpengaruh sedikitpun. Bahkan mereka memanfaatkan badai untuk saling menyerang satu sama lain.

Pemandangan itu benar-benar gila karena ketiadaan awal benar-benar terkikis oleh kacaunya energi pertempuran mereka berdua.

Tapi kondisi mereka berdua berbanding terbalik dengan dampak yang mereka hasilkan. Bahkan saat bentrokan keduanya mampu menghancurkan ketiadaan awal kapan saja, mereka seperti tidak terluka sedikitpun saat semangat juang mereka untuk mengalakan satu sama lain masih membara.

Waktu tiga hari seperti tiga menit bagi mereka berdua.

Segera, satu bulan berlalu.

Keadaan mereka masih sama, menemui jalan buntu karena keduanya imbang satu mana lain.

Asheel yang sudah diberkahi sejak awal, ditandingi oleh Meido yang bertarung hanya dengan kekuatan murninya. Teknik dan keterampilan Meido dalam pertarungan sudah melampaui Asheel, itu karena dia seperti diciptakan hanya untuk bertarung. Jadi, spesifikasi kekuatan tempurnya sangat unggul dibandingkan Dewa Omniverse yang lain. Apalagi, sponsornya juga merupakan makhluk terkuat di Omniverse.

Asheel masih bertahan hingga saat ini juga karena pasokan energi tak terbatas yang dia miliki. Terlebih lagi, bertarung secara langsung bukan gaya Asheel sama sekali karena dia sering mengandalkan energi penghancurnya yang luar biasa.

Menyelesaikan bentrokannya, Asheel tiba-tiba melompat mundur saat kondisi kesehatannya sendiri masih sama seperti saat dia mulai bertarung. Dia memandang Meido dan mulai berbicara, "Pemanasan itu memang penting, tapi tahukah kamu apa yang ada dibalik ketiadaan awal saat itu dihancurkan?"

Ekspresi Meido tiba-tiba berubah drastis saat dia langsung bergegas menyerang Asheel. "Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!"

Yah, saat saya membayangkan adegan ini, khayalanku sudah terbang melampui imajinasi. Baru saat mulai menulis apa yang saya bayangkan, entah kenapa ini tidak semenakjubkan itu.

Nobbucreators' thoughts
Siguiente capítulo