webnovel

The Fallen One 3

"kyaaa" orang tersebut berteriak...tunggu suara gadis...?

makabe seperti mengenal suara dari orang tersebut.

makabe lalu menyalakan senter dari smartphone nya dan melihat siapa gadis tersebut.

makabe bisa melihat celana dalam lucu berwarna putih seperti angsa.

gadis yang kakinya terikat di pohon mengenakan seragam sekolahnya dan memakai hoodie.

makabe terkejut karena gadis yang akan menjebaknya adalah seseorang yang dia tau!

gadis tersebut adalah personal maidnya adagaki aki!

baru saja dia menyelamatkan adagaki aki tadi sore! dan maidnya bukan berterimakasih malah menyerangnya!

belum lagi, makabe melihat pisau militer yang jatuh dari tubuhnya yoshino.

ekspresi makabe sangat dingin...

'aku menyelamatkanmu dari bahaya, dan inikah yang kau balas!?'

makabe tidak membuang tenaganya untuk berbicara dengan yoshino dan berbalik badan sambil membawa pisau militer.

"t-tunggu...! k-kaki babi! lepaskan aku!" yoshino berteriak memanggil makabe dengan suara yang lemah.

makabe berbalik badan mukanya dingin seperti es. membuat yoshino takut.

makabe memegang pisau militer tersebut seperti Dart.

melihat itu, yoshino tau apa yang akan makabe lakukan. kulitnya yoshino sangat pucat karena darahnya yang turun kekepala ditambah dengan apa yang akan makabe lakukan.

sebelum yoshino berbicara untuk bernegosiasi dengan makabe, pisau militer tersebut terbang kearahnya.

yoshino tidak kuasa langsung menutup matanya sambil ketakutan.

yoshino sudah membayangkan jika dirinya tertusuk oleh pisau dan akan merasakan sakit bahkan mungkin mati... tetapi apa yang dia rasakan saat ini, bokonya yoshino merasakan sakit.

dengan perlahan dia membuka matanya, dia terkejut karena dia berada di tanah.

melihat sekeliling, yoshino tidak menemukan makabe.

yoshino tidak kuasa menahan rasa takut yang di alaminya dan menangis...sambil cairan kuning keluar dari bagian mulut bawahnya...

......

disebuah ruangan tradisional jepang, seorang pria dan seorang gadis berambut pirang sedang mendiskusikan sesuatu.

"ayahanda aku–"

"tidak."

"tapi aku belum mengatakan apapun..."

"kamu ingin pergi bersekolah kan?"

"kenapa anda bisa tau ayahanda...!?"

"tentu saja ayahmu ini tau. kamu ini putriku"

"kalo begitu aku tidak akan basa-basi. ayah, aku ingin bersekolah di tempat dimana masamune-sama bersekolah"

"masamune...? cucu dari tua bangka sialan itu?"

"iya ayah."

"pokoknya tidak boleh. apalagi kamu dengan alasan ingin menemui cucu si tua bangka sialan itu."

"...tapi ayah..."

"...Tidak"

"baiklah aku mengerti..."

Siguiente capítulo