webnovel

Leveling

Shizuku dan Kaori saat ini berada disatu kamar, dimana mereka masih tebawa suasana atas kejadian tadi. Mereka masih menyesal untuk mengijinkan Zen mengikuti mereka berdua. Terutama dengan Shizuku, entah kenapa perasaannya sangat sedih melihat pria itu telah tiada.

Shizuku tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, saat ini dia sangat tidak bersemangat setelah melihat pria yang selalu bersamanya itu sudah tidak berada disampingnya saat ini. Namun hal ini juga dirasakan oleh sahabatnya Kaori, karena melihat Zen yang datang menyelamatkannya.

"Seharusnya kita tidak membiarkannya pergi" kata Shizuku.

"Tenanglah Shizuku-chan, Entah mengapa aku yakin pasti dia masih hidup" kata Kaori.

Mendengar perkataan sahabatnya itu, Shizuku sempat meliriknya sebentar, karena dia juga merasakan hal yang sama. Shizuku saat ini, entah mengapa sangat yakin bahwa Zen masih hidup.

"Baiklah, kalau begitu mari menjadi kuat dan menjemputnya" kata Shizuku.

"Tentu saja, aku akan selalu bersamamu Shizuku-chan. Kemanapun kamu akan pergi" kata Sahabatnya itu.

"Terima kasih Kaori" kata Shizuku.

Sedangkan ditempat lain, Hiyama saat ini masih mengalami paranoid akibat kejadian tadi. Dia seakan menghindari para sahabatnya, dikarenakan dia takut bahwa tindakannya ketahuan saat itu.

"Tenanglah, dia pasti mati" kata Hiyama yang menguatkan dirinya.

Namun tiba – tiba seseorang yang dia tidak sangka berada disebelahnya. Dia mulai menakuti Hiyama, karena orang itu menyaksikan semua tindakannya saat itu. Hiyama sangat terkejut dibuatnya, dan terpaksa dia menuruti perkataan orang tersebut.

"Sampai jumpa Pembunuh" kata orang itu sambil meninggalkan Hiyama.

.

.

Setelah dia beranjak dari mayat Bahamot itu, Zen merasakan sedang diawasi oleh sesuatu. Namun sialnya tempat ini sangat gelap. Lalu dia mengeluarkan skill cahayanya dan membuat sebuah bola cahaya untuk menerangi area tersebut.

Tiba – tiba, serangan cepat mengenai perut Zen dan membuatnya terpental. Zen terus mundur hingga dia menabrak sebuah batu yang menghentikan dirinya dari serangan sebuah monster.

"Sial" kata Zen sambil mengeluarkan sedikit darah pada mulutnya.

Zen dengan sigap merapalkan skill healnya dan terus mewaspadai sekitar. Namun dari bola cahayanya yang masih ditempat awal dia berada. Bisa dilihat sebuah monster berbentuk kelinci sedang mencium bola cahaya tersebut, seakan mencari tahu benda apa itu.

"Sial, sepertinya aku membutuhkan Haki kalau begini" kata Zen.

Sebenarnya Zen ingin membeli sebuah Observasi Haki, namun harganya lumayan mahal, yaitu 9 juta poin toko untuk membelinya saat itu, beda sejuta dari saringgan.

Namun, tiba -tiba sebuah monster datang mendekati cahaya tersebut, dan menyerang kelinci tersebut. Melihat itu Zen, mengeluarkan sebuah senjata yang dia ciptakan sebelumnya, yaitu sebuah tombak dengan rune angin.

Zen menunggu waktu yang tepat, untuk menyerang monster tersebut, terutama monster kelinci, karena kecepatannya yang sangat cepat. Bahkan sekarang dua buah serigala kesusahan melawannya.

Namun sayangnya, kelinci itu berhasil mengalahkan mereka dengan mudah. Zen yang melihat ini, langsung mempersiapkan tombaknya dan membidik kearah kelinci tersebut. Zen melemparkan tombaknya setelah mengaktifkan Rune anginnya dan membuat tombak itu melesat cepat kearah kelinci tersebut.

Sayangnya, kelinci itu berhasil mengantisipasi serangan itu, namun melukai kaki kanannya, saat hendak melompat untuk menghindari serangan Zen. Kelinci itu lalu menatap Zen dengan mata yang penuh dengan amarah, dan melesat cepat kearah Zen.

Walaupun sekarang kecepatannya sudah melambat, namun kelinci itu masih sangat cepat. Zen mulai waspada, namun tendangan kembali mengarah kearah perutnya sehingga dia terdorong beberapa meter kebelakang.

Darah muncul dari mulutnya, namun saat dia melihat sebuah siluet mendekat, Zen langsung mengaktifkan skill gravitasinya pada area sekitar dirinya berada. Walaupun baru berlevel 6, itu sudah membuat Kelinci itu melambat.

Zen lalu mengeluarkan dager gravitasinya dan menancapkan tepat pada kelinci itu, dan membuatnya mulai terjatuh. Hal ini tidak disia – siakan oleh Zen. Dia mengambil pedang dengan rune apinya dan menancapkan pada kelinci tersebut, dan mengalirkan api pada bilahnya.

Bisa terdengar suara tersiksa dari kelinci tersebut, hingga akhirnya sebuah jendela yang menandakan dia mendapatkan XP muncul yang bertanda kelinci itu sudah mati.

"Hah..." helaan nafas Zen, lalu duduk dan bersandar pada mayat dari kelinci tersebut.

"Sepertinya, aku harus keatas dan melawan musuh yang lemah terlebih dahulu" gumam Zen sambil merapalkan skill healnya dan menyembuhkan dirinya.

[Maaf Kak, Irene lupa memberitahu, bahwa sebuah Hidden Quest berhasil Kakak selesaikan] kata Irene.

Zen tanpa pikir panjang, melihat misi apa yang sudah diselesaikannya. Saat ini dia berharap, dia mendapatkan sesuatu yang bagus. Dan memang, hadiah dari Quest tersebut, membuatnya sangat senang.

<Quest>

Hidden Quest:

[Complete]

[Mengalahkan sebuah Monster pertama kali]

[Hadiah]

[Skill: Absorb]

Tanpa pikir panjang, Zen lalu mengambil hadiah yang diterimanya, dan mulai melihat deskripsi dari skill yang berhasil dia dapatkan itu.

[Absorb: 1]

[Dapat menyerap sebuah kekuatan dari target yang berhasil dibunuh oleh Host.]

"Sial, ini skill yang bagus." Kata Zen.

Lalu dia ingin menanyakan Irene, bagaimana cara menggunakan skill ini, namun saat Zen hendak bertanya, sebuah bola bercahaya yang berbentuk Orb muncul pada mayat kelinci yang berhasil dibunuh oleh Zen sebelumnya.

[Sentuhlah Kak] kata Irene, tiba – tiba.

Zen tanpa pikir panjang, menyentuh bola tersebut, lalu memunculkan sebuah layar imajiner didepannya.

[AGI +20]

[STR +14]

[DEX +7]

[INT +1]

[Aerodynamic: 5]

[Supersonic Step: 7]

Begitulah isi dari layar imaginer tersebut. Zen masih menatap layar tersebut, lalu mencoba menekan salah satunya, lalu salah satu pilihan yang dipilih Zen memunculkan jendela baru.

[Absorb: STR +14]

[Yes][No]

Melihat itu, Zen akhirnya mengerti mahsut dari skill ini. Lalu dia mencoba membatalkan pilihannya dan mengubahnya menjadi sebuah skill, yaitu Supersonic step yang sudah berlevel 7, yang menurutnya skill tersebut sangat berguna baginya.

Setelah memilih skill yang diinginkannya, tiba – tiba Orb itu lagsung terserap kearah Zen dan pengetahuan tentang apa yang diserapnya langsung terukir diotak Zen. Namun, tiba – tiba saja Orb yang diatas mayat kelinci itu menghilang.

"Apakah aku hanya bisa memilih satu?" kata Zen.

[Tepat Kak karena levelnya masih kecil, dan juga Kakak tidak menggunakan beberapa elemen skill yang Kakak serap karena Kakak tidak mempunyai Affinitynya] kata Irene.

"Hmm.. jadi begitu" kata Zen.

Lalu Zen ingin mencoba skillnya yang telah didapatkannya tadi. Dengan ancang – ancang Zen mengaktifkan skill supersonic stepnya dan melesat dengan cepat, dan berada beberapa meter dari tempatnya sebelumnya dengan kecepatan sangat cepat.

"Skill yang bagus" kata Zen.

Namun tiba – tiba saja, sebuah monster berbentuk beruang menyerangnya saat ini. Zen dengan menggunakan skill barunya mulai menghindar dari serangan tersebut.

"Baiklah, mari kita mulai membantai"

Siguiente capítulo