Seorang pria saat ini sedang menyentuh satu persatu Orb yang muncul pada monster yang dia berhasil kalahkan. Pria itu dengan senyum yang dikuir pada wajahnya yang tampan dengan beberapa bercak noda darah, mulai mendekati satu persatu mayat monster yang berhasil dia kalahkan.
"Hm.. STRnya lumayan banyak" kata Zen, lalu Orb tersebut terserap kedalam dirinya.
Lalu dia berjalan kembali ke monster yang tergeletak tidak jauh dari sana. Level skill absrobnya masih sangat kecil, jadi dia masih harus memilih apa yang dia ingin serap, karena dia belum bisa menyerap semuanya sekaligus.
"Hah.. Mengapa skill ini, mengharuskan aku untuk menyentuh Orb tersebut" kata Zen.
[Sebenarnya, Kakak bisa menarik Orb tersebut kearah Kakak] kata Irene.
"Apa! Mengapa kamu tidak mengatakan hal sepenting itu sedari tadi adikku yang cantik" kata Zen.
[Maafkan Irene, Kakakku yang tampan, tetapi Kakak tidak bertanya kepada Irene] jawab Irene.
"Lalu, apa yang harus Kakak lakukan?" tanya Zen.
[Buatlah gesture seperti menarik sesuatu, pada Orb yang Kakak tuju] kata Irene.
Mendengar itu, Zen hanya berdiam pada tempatnya, seakan mencerna perkataan adiknya tersebut. Zen lalu mengarahkan pandangannya pada sebuah monster yang mati sebelumnya, dan mencoba membuat gesture meraih.
Tiba – tiba saja, Orb yang berada dikejauhan datang kearea Zen saat ini, namun tidak hanya itu, bahkan Orb yang berada didekat Orb yang ditarik Zen, juga ikut tertarik dan sekarang berada didepannya.
[Ah iya Kak, Kakak bisa mengabsorb secara otomatis. Misalkan, Kakak mempunyai banyak musuh dan tidak bisa memilihnya, Sistem dari skill itu akan otomatis menyerap apa yang Kakak inginkan, seperti STR, AGI atau status yang lainnya beserta skill, kecuali level skill absorb Kakak sudah maksimal, maka otomastis akan terserap semuanya.] kata Irene.
"Hm... Baiklah, lalu bagaimana cara melakukannya?" tanya Zen.
[Itu mudah, Kakak hanya membayangkan status apa yang Kakak inginkan, lalu arahkan tangan Kakak pada Orb yang Kakak inginkan, lalu lakukan gesture menarik] kata Irene.
Mendengar itu, Zen mulai memperhatikan sebuah Orb monster beruang yang jauh disana. Karena dia ingin meningkatkan STRnya, Zen mulai membayangkannya dan mengarahkan tangannya pada Orb tersebut dan menariknya.
[+20 STR]
"Hmm.. jadi begitulah caranya." Kata Zen.
Lalu dia mulai menyerap semua Orb dari hasil mengalahkan beberapa monster sebelumnya, dan menyerapnya menjadi beberapa status. Setelah dirasa bahwa semua Orb sudah dia serap, Zen lalu membuka statusnya dan melihat saat ini.
<Status>
Status:
Nama: [Uchiha Zen]
Level: [16] (10500/16000)
Bloodline: [God 1%]
Toko Poin: [34.000]
Status Poin: [95]
STR: E [97/320]
AGI: F [102/175]
INT: E [23/320]
DEX: F [67/175]
Skill: [Infinity Mana] [Clean: 7] [Heal: 10] [Creation: 10] [Fire: 10] [Water:9] [Wind: 8] [Cooking: 2] [Gravity: 8] [Absorb: 3] [Supersonic Step: 8] [Aerodynamic: 7] [Lightning Field: 0]
"Ternyata Skill Absorb sangat hebat, aku baru membantai puluhan monster, itu langsung meningkatkan statusku" kata Zen.
Memang status Zen banyak berubah setelah menyerap beberapa Orb dari monster yang dia kalahkan sebelumnya. Dan perubahan pada statusnya yaitu dia mendapatkan skill baru, yaitu Aerodynamic dan Lighting Field walaupun dia tidak bisa menggunakannya karena dia tidak mempunyai Affinity Lightning.
[Iya Kak, tetapi semakin tinggi status Kakak, semakin banyak poin status yang dibutuhkan] kata Irene.
"Hm.. benar juga. Lalu berapakah rata – rata status orang pada dunia 2.0 Irene?" kata Zen.
[Kalau itu, dipastikan A adalah status terendah pada orang yang mempunyai kekuatan disana. Dan yang terkuat bisa mencapai status SSS] kata Irene.
"SSS? Berarti statusku sekarang, hanya semut dimata mereka?" kata Zen.
[Benar Kak. Lalu bolehkan Irene menyarankan sesuatu?] kata Irene kemudian.
"Apa itu Irene?" tanya Zen.
[Bagaimana jika Kakak memfokuskan untuk meningkatkan status Kakak didunia ini. minimal, pastikan status Kakak mencapai S] kata Irene.
"Kalau begitu, aku harus membantai habis – habisan. Namun Irene, apakah skill Absorbku berpengaruh kepada manusia?" tanya Zen.
[Iya Kak, semua musuh yang Kakak bunuh, bisa Kakak serap.] kata Irene.
"Lalu, apakah aku tidak bisa menukarkannya dengan toko poin Irene?" tanya Zen kemudian.
[Kalau skill Absorb, Kakak hanya akan dapat menyerap kekuatan musuh, namun jika Kakak menjual tubuh monster yang Kakak kalahkan, mungkin akan menambah pundi pundi poin Kakak] kata Irene.
"Menjual?" tanya Zen kemudian.
[Iya, coba simpanlah mayat monster serigala didepan pada penyimpanan Kakak] kata Irene.
Lalu Zen mengikuti perkataan Irene dan mendekat kearah mayat monster yang ada didekatnya dan menyimpannya pada penyimpanan sistemnya.
[Sekarang, bayangkan daftar barang Kakak, lalu bayangkanlah mayat tadi, dan bayangkan Kakak menjualnya. Tehnik ini sama seperti saat Kakak mengeluarkan barang dari dalam penyimpanan Kakak] kata Irene.
Lalu Zen melakukan apa yang dikatakan oleh adiknya tersebut, dan hasilnya sebuah tanda bahwa dia mendapatkan beberapa poin toko muncul dipenglihatannya saat ini.
[+300 Poin Toko]
Walaupun harganya sangat murah, namun Zen tetap senang, karena dia bisa mendapatkan poin hanya dari menjual mayat dari monsetr tersebut.
[Tetapi Kak, Kakak tidak bisa menjual tubuh manusia. Yang Kakak bisa jual yaitu tubuh monster, senjata dan perlengkapan tempur] kata Zen.
"Baiklah" kata Zen yang mulai senang dengan informasi yang dia dapatkan itu. Dia akhirnya bersiap untuk pergi dari tempat itu, dan melanjutkan meningkatkan kekuatannya saat ini.
"Hm... baiklah kalau begitu, mari kita lanjutkan perjalanan kita" kata Zen, namun dia teringat akan sesuatu.
"Irene, bukankah Hajime menemukan air yang sangat ajaib pada tempat ini?" kata Zen.
[Mahsut Kakak, Ambrosia?] tanya Irene.
"Ya itu, bukankah akan bagus jika aku memilikinya?" tanya Zen.
[Benar, tetapi apakah Kakak akan mengembangkan air itu?] tanya Irene.
"Mengembangkan? Apakah seperti memperbanyak air itu Irene?" tanya Zen kembali.
[Tepat Kak] kata Irene.
Lalu Irene mulai menjelaskan bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah air tersebut kepada Zen. Pada Alaska, Zen bisa menciptakan apapun didalamnya, namun hanya sebatas geografisnya.
Irene lalu mengajarkan Zen bagaimana cara membuat sebuah mata air, dengan Ambrosia sebagai mata air tersebut, dan membuatnya tidak pernah habis. Irene terus menjelaskannya, hingga Zen paham tentang hal tersebut.
"Baiklah pertama mari kita mencari air itu terlebih dahulu" kata Zen.
Zen lalu berlalu menuju sebuah tembok bebatuan tempat ini, dan mencari dimana dia bisa menemukan dimana letak air tersebut berkat arahan Irene. Zen menggunakan skill Creationya untuk mengubah stuktur tempat itu, hingga dia menemukan sebuah celah yang mengarah kesebuah kristal yang meneteskan sebuah cairan.
Setelah melihat apa yang diinginkannya, Zen mulai tersenyum dan berjongkok menatap pantulan wajahnya yang tampan penuh darah, pada genangan air yang dicarinya itu.
"Kalau begitu mari kembali ke Alaska sebentar. Lagipula aku merindukan semua wanitaku dan Yui" kata Zen.
Halo...
Maafkan Author ya, karena masalah kesalahan penulisan pada Chapter kemarin tentang skill Absorb. Sebenarnya itu rancanangan awal, namun Author lupa mengeditnya. Karena author kurang enak badan sehingga kurang kosentrasi.
Author sudah mengubahnya, dan bisa untuk dibaca kembali tentang beberapa perubahan tentang skill Absorb pada Chapter sebelumnya.
Terimakasih...