James kembali ke tempat duduknya dengan kedua matanya yang terus memandang seseorang yang berada di depan sana. Kemudian beralih menatap Didan yang sedari tadi terus memperhatikan dirinya membuat ia yang mengetahui hal tersebut menatapnya terheran.
"Kenapa lo lihatin gue terus?"
"Nggak apa-apa," jawab Didan dengan cengirannya itu. "Gue salut aja sama lo, James."
"Biasa aja," balas James sembari mengedikkan bahunya. "Lagian seharusnya lo yang ngelakuin itu, bukan gue."
"Kurang asem lo emang."
Alfiz diam-diam terkekeh tanpa suara dan hal itu terlihat oleh James yang saat ini berada di samping Didan yang membelakangi laki-laki tersebut.
"Lo udah kabarin si Yas belum?"
"Belum," jawab James yang langsung teringat. "Kalau gitu, gue telepon dulu si Yas, ya."
"Hm," sahut Didan yang kini kembali memainkan ponslenya itu. "Sana pergi."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com