webnovel

#N_Island #002

Dikutip dari Bontang Post pada tahun 2011, peneliti dari Universitas Nasional Singapura mengutarakan keyakinannya untuk mengembangkan robot yang mampu mencintai. Robot yang nantinya akan dilengkapi dengan hormon Artifisial.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, hasil yang diharapkan dari penelitian yang panjang tidak juga kunjung terlihat. Hormon-hormon buatan telah ditanamkan tapi tetap masih jauh dari target yang telah ditetapkan.

Mereka kekurangan sesuatu. Emosi. Faktor terpenting yang dibutuhkan untuk benar-benar menyerupai manusia. Untuk bisa menyempurnakan ciptaan mereka.

Menjadikan manusia yang masih hidup sebagai objek adalah pantangan terbesar dalam ilmu pengetahuan. Tapi siapa yang bisa membelenggu ilmu pengetahuan. Kemanusiaan sebagai sifat tertinggi pada manusia bahkan dapat disisihkan, semua demi ilmu pengetahuan.

Perang dijadikan kedok untuk menghasilkan tawanan yang kemudian diubah menjadi tikus-tikus percobaan.

Semua Negara berlomba-lomba. Ilmuan paling genius diturunkan, teknologi paling canggih diciptakan, nominal yang tidak sedikit terus dianggarkan, waktu yang panjang dihabiskan, tapi persentase keberhasilan tidak pernah melebihi 50 persen.

Negara Adidaya dan negara-negara maju terus berlomba. Di atas kertas mereka sekutu, tapi demi pengakuan, demi harga diri bangsa, mereka bersaing sengit. Inteligen ditugaskan, mata-mata diperkerjakan.

N Island, salah satu Negara di Benua Asia yang juga tidak ingin melewatkan perlombaan penciptaan Lovotic paling sempurna ikut unjuk gigi. Meski baru berusia 30 tahun sejak memperoleh kemerdekaan dan pengakuan dunia atas kedaulatannya, N Island dipandang sebagai Negara yang dapat belajar dengan cepat.

N Island adalah sebuah Negara kepulauan. Tidak sebesar Indonesia tapi memiliki iklim yang sama karena sama-sama terletak di garis khatulistiwa.

Sebagai sebuah Negara baru, N Island terkenal arogan dan tidak gentar dengan ancaman boikot yang berulang kali didengungkan Negara lain.

Beberapa kali bermasalah dengan batas wilayah, namun tetap berani bersikap keras. Peralatan perang dan teknologi jika dibandingkan dengan Negara maju lainnya, N Island jelas kalah. Tapi ketegasan dan keberanian mereka nomor satu.

Menurut desas-desus yang beredar, keberanian dan kecepatan N Island belajar dikarenakan ada banyak mata-mata yang ditempatkan di berbagai negara. Dengan cara itu N Island bisa mencuri ilmu dan informasi berharga yang kemudian dimodifikasi dan dikembangkan, sesuai dengan kondisi Negara mereka.

Begitu pun ide menggunakan manusia hidup sebagai objek penelitian.

N Island bukan Negara yang terlibat dalam perang, tidak juga ikut perjanjian dengan salah satu Negara berperang sehingga mendapatkan tawanan perang sebagai objek adalah sesuatu yang mustahil. Tapi N Island adalah Negara yang dapat belajar dengan cepat. Peluang adalah sesuatu yang hanya perlu mereka cari.

------------------------##

N Island memiliki tiga pulau dengan masing-masing luas kurang lebih 453.530 km². Pulau Alpa ditetapkan sebagai kawasan industri, Pulau Beta pusat pariwisata, dan Pulau Gama sebagai pusat pemerintahan.

Di Pulau Alpa gedung-gedung pencakar langit terlihat di sepanjang mata memandang. Transportasi umum hilir mudik dipenuhi penumpang. Perusahaan dan pabrik dapat dengan mudah ditemukan. Pemukiman penduduk memadati di segala titik.

Distrik Pusat Pulau Alpa juga disebut sebagai kota 24 jam. Kesibukan dan segala aktivitas seolah tidak pernah tidur. Distrik Pusat di Pulau Alpa bahkan dikenal sebagai kota tersibuk ketiga setelah Tokyo.

Pulau Beta berkebalikan dengan Pulau Alpa. Pulau yang masih asri. Di Pulau Beta hanya ada dua bangunan tinggi. Dua bangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah sebagai ikon kota.

Pulau Beta adalah gambaran sempurna untuk kalimat, Bagaimana Manusia dan Alam Mampu Hidup Berdampingan. Pemandangan alam dari gunung sampai laut dapat ditemukan di Pulau Beta. Wahana wisata dari udara sampai bawah air juga tersedia. Tempat hiburan dalam dan luar ruangan ada, lengkap.

Meski terletak di Negara yang sama, Pulau Alpa dan Beta memiliki perbedaan bagai siang dan malam.

Di Pulau Beta tidak ada kesibukan yang menggila atau kepadatan yang menghasilkan terlalu banyak karbon dan menyebabkan polusi. Tidak dikejar-kejar waktu, tidak banyak ditemukan wajah-wajah suntuk penuh tekanan. Di Pulau Beta jauh lebih santai, lebih ceria.

Di Pulau Beta akan banyak ditemukan pemukiman dengan cat berwarna-warni, hiasan-hiasan yang meriah, atap-atap bangunan yang berbentuk unik. Penduduknya lebih ramah dan murah senyum. Jika sedang ada festival, di beberapa tempat akan lebih meriah dan ramai. Pemandangan di Pulau Beta benar-benar asri sekaligus klasik.

Sebagai pusat pemerintahan, gedung-gedung tinggi di Pulau Gama cukup banyak berjajar. Aktivitasnya juga cukup sibuk meski tidak sesibuk di Pulau Alpa. Pulau Gama berada di tengah-tengah, di antara Pulau Alpa dan Pulau Beta. Beberapa laboratorium dan pusat latihan militer ditempatkan di Pulau Gama. Hilir mudik orang-orang yang masuk dan ke luar Pulau adalah mereka yang sedang dalam tugas pemerintahan, tugas kenegaraan, atau sedang mengurus perizinan.

Laboratorium Riset dan Teknologi juga terletak di Pulau Gama. Tepatnya di distrik paling selatan.

###

Siguiente capítulo