webnovel

Ch.7: Punishment

"Kim Taehyung appa eopsoyo (Kim Taehyung tidak punya ayah)!! Kim Taehyung eomma nado eopsoyo (Kim Taehyung juga tak punya ibu)!! Kim Taehyung itu adalah anak yang dibuang," terdengar senandung nada kekanakkan yang tengah menggema di sekolah dasar di desa Jangho pagi ini.

Jangho, desa yang berada di provinsi Gangwon dengan mayoritas penduduk nya yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Nyata nya itu tak menjadi alasan bagi mereka tak memperhatikan soal pendidikan. Meskipun hanya sekitar 72 kepala keluarga yang tinggal di sana. Rupanya para penduduk masih begitu peduli dengan pendidikan anak-anak mereka. Terbukti dengan di sediakan sekolah dasar yang di bangun di desa tersebut. Sementara untuk sekolah menengah pertama dan juga tingkat atas, terpaksa harus mencari keluar dari desa. Sebab desa belum mampu menyediakan fasilitas yang lebih memadai.

Menjadi sekolah dasar satu-satunya di sana, kini Kim Taehyungpun termasuk sudah menjadi siswa di sana. Ia terpaksa disekolahkan oleh Gyu Ri, lantaran Sora ibunya Jiminlah yang telah memaksa dirinya untuk melakukan hal tersebut. Dan sekarang di sinilah Taehyung, berada di ruang kelas sederhananya dengan teman sekelas yang sibuk mengolok-ngolok dirinya.

"Yaa ... bisakah kalian berhenti? Appa dan eomma ku tak meninggalkan aku jika kalian ingin tau!" seru si empu, yang sedari tadi sudah berusaha menahan amarahnya.

"Haha, gotjimal!! Eomma ku bahkan bilang ibu mu tidak pernah kembali lagi setelah dia pergi ke Seoul untuk meninggalkan mu Tae. Apa kau tak menyadari nya?" ejek seorang bocah seusia Taehyung, dan sebut saja diri nya adalah Yook Sung Dae.

"Anieyo. Itu tidak benar. Eomma mu lah yang justru telah berbohong Dae!! Karena eomma sendiri yang bilang pada Tae, kalau dia pasti kembali," sanggah Taehyung tak terima.

"Tapi eomma ku juga mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Jae eomma, Tae!! Eomma mu itu mungkin tak akan kembali lagi kemari. Karena yang benar saja, ayah mu sudah tak ada lagi Taehyung!" ujar seorang anak laki-laki pula, bernama Kim Ji Won sahabatnya Sung Dae.

"ANI ... TAE APPA MASIH ADA!!" seru Taehyung marah, dan tau-tau sudah mendorong anak tadi dengan refleks.

"Ouch!!" ringis si empu yang sudah terduduk di atas lantai tersebut sembari meringis kesakitan.

"Yaa ... berani- berani nya kau melakukan hal ini pada teman ku Kim Taehyung!!" seru seseorang lagi dari mereka, yaitu Choi Jong Hyun yang mulai membela sahabat nya begitupula dengan Sung Dae. Sementara anak-anak yang lain mulai menjauh, lantaran takut terkena imbas dari 3 orang yang terkenal nakal tersebut yang akan segera melancarkan aksi mereka pada Taehyung.

"Pegang dia Dae!!" perintah Ji Won yang sebal kini.

"Ayeaye captain!!" sahut Sung Dae dengan senang hati.

Lain halnya dengan Taehyung yang mulai berontak.

Sementara itu di luar sana, Jimin bersama dua sahabat nya yang kembar yaitu Jo Young Min dan juga Jo Kwang Min sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah mereka.

"Young, Kwang, nanti setelah pulang dari sekolah kita main ke pantai yuk?" ajak Jimin seraya menoleh pada sahabat kembarnya.

"Hmm, boleh Jim. Sekalian nanti kita cari bulu babi yuk!! Kan lumayan buat dijual nanti," angguk yang tertua Young Min.

"Aku juga mau Jim, tapi jangan lupa ajak Taehyung juga!" sahut yang lebih muda pula, Kwangmin.

"Hmm ... tentu saja Young, Kwang. Kalau si Tae sih dia pasti tak akan menolak," ujar Jimin lagi seraya tersenyum senang.

"Ehh ... itu kenapa banyak sekali anak-anak di depan kelas kita ya!!" kata Kwangmin heran, dan seketika mengalihkan perhatian Young dan Jimin pada arah yang dimaksud.

"Mungkin ada yang berkelahi!!" sahut saudara kembar Kwang santai.

Lain halnya dengan Jimin yang mulai panik sekarang.

Sementara itu di dalam.

"Terus, terus ... ayo pukul!!" seru beberapa murid setingkat dan tingkat atas pada mereka yang tengah berkelahi tersebut.

Lain halnya dengan ke empat anak itu termasuk Taehyung, mereka sekarang sedang sibuk saling menghindar.

Taehyung rupanya walaupun dia sendiri, anak itu berjuang mati-matian agar bisa terlepas dari pegangan Sung Dae dan juga Jong Hyun darinya.

Bahkan bocah itu kini telah berhasil melepaskan tangan Sung Dae darinya dengan cara menendang anak itu dengan kakinya yang bebas.

"Ouch!!" ringis Sung Dae yang sudah mengaduh kesakitan.

Sementara di saat yang bersamaan, Jong Hyun juga turut mendapatkan serangan yang sama untuk dirinya namun bedanya dengan pukulan dari buah tangan Taehyung yang mungil.

"Yaa!!" seru Ji Won yang kalap, dan mulai menyerang Taehyung dengan ganas sekarang.

"Hei teman-teman, ku mohon berhenti lah!! Atau nanti saem akan datang jika kalian terus berkelahi seperti ini kawan," pinta seorang siswi perempuan yang begitu cemas.

Apalagi setelah dilihatnya tak ada dari teman-temannya yang lain punya maksud untuk menghentikan mereka yang tengah bergulat tersebut.

Hingga,

"Taehyung!!" pekik Jimin tiba-tiba, yang kini telah berhasil menerobos kerumunan para siswa-siswi tadi.

"Yaa ... TAEHYUNGIE!!" seru Young dan Kwang juga secara bersamaan.

"HEI ... APA YANG KAU LAKUKAN PADA SAHABAT KU EOH?" teriak Jimin yang kalap, lantas langsung menerjang Ji Won yang kebetulan tengah memukul Taehyung.

Maka, ke tujuh anak-anak itu tadi pun  mulai bertengkar satu sama lain.

Young dengan Sung Dae. Kwang dengan Jong Hyun. Serta Jimin, yang masih membantu Tae menggebuki Jiwon yang mulai kewalahan.

"ANAK-ANAK .... APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?" terdengar suara yang begitu menggema dengan tiba-tiba, dan berasal dari arah pintu masuk kelas Taehyung.

Sementara itu, kerumunan tadi pun dengan refleks segera membubarkan diri atau lebih tepatnya berlarian dari sana dengan takut.

"SAEM SAEM, ADA HYUN BIN SAEM!!" teriak anak-anak tadi yang mulai panik.

Lain halnya dengan ke tujuh bocah kecil tadi, yang masih saja saling bangku hantam sekarang.

"YAA KALIAN BERTUJUH!! TIDAK MENDENGARKAN EOH?" ujar namja berusia 34 tahun itu kesal. Lalu dengan segera, iapun menghampiri ke tujuhnya tadi yang tidak mendengarkan.

○○○●●○○○

"Ouch/aww/ akh/sss/yaa/eomma/appo!!" terdengar ringisan 7 orang bocah secara bersamaan, lantaran kini pantat masing-masing dari mereka baru saja mendapatkan pukulan dari penggaris panjang sang guru yang tengah kalap.

"Aish ... pantat ku!!" ujar Jo bersaudara yang meringis kesakitan.

"Yaa kalian bertujuh, sudah mau menjadi preman rupanya!! Kalian kenapa berkelahi di kelas tadi eoh?" tanya Hyun Bin yang mulai menginterogasi murid-muridnya yang tengah menundukkan kepala mereka dengan takut di depannya.

Sementara Taehyung dan Ji Won yang posisinya bersebelahan, kedua bocah itu tengah saling menatap dengan tajam satu sama lain.

"Taehyung yang memulainya duluan saem!!" sahut salah satu dari mereka tiba-tiba, dan tak lain adalah Sung Dae.

"Bukan saem!! Sung Dae lah yang terus mengolok-ngolok Tae tadi bersama dengan Ji Won juga Jong Hyun. Mereka yang pertama kali mengata-ngatai Tae, saem!!" bantah Taehyung, membela dirinya.

Sementara mendengar sahabatnya berkata seperti itu, mau tak mau kini Jimin dan saudara kembar tadi pun mulai saling bertukar pandang dengan tajam pada 3 musuh mereka.

"Astaga kalian ini!! Masih bocah tapi sudah bertingkah sok menjadi jagoan. Kalian ini masih kecil anak-anak," omel Hyun Bin yang pusing.

Sementara mereka ber 8 sekarang tengah berada di tengah lapangan. Lain halnya dengan murid-murid yang lain yang sudah masuk ke dalam kelas masing-masing.

"Kalian harus diberi hukuman!!" ujar Hyun Bin kemudian, dan seketika membuat ke-7nya mulai panik.

"Yaa saem, tapi kamikan tidak bersalah!!" seru Jong Hyun yang langsung protes.

"Benar saem!! Itu pasti ulah Jae dan teman-temannya yang usil menganggu Taehyung terlebih dulu," sanggah Jimin pula yang tak terima.

"Diam anak-anak. Atau kalau tidak, maka Saem akan menambah hukuman kalian nanti," ancam Hyun Bin kali ini, dan mau tak mau membuat ke-7 nya bungkam seketika.

"Nah sekarang, saem mau kalian mulai membersihkan lapangan ini. Lihatlah, bukankah lapangan kita terlihat kotor!!" ujar Hyun Bin lagi, dan mendapat desahan nafas kecewa dari ke-7nya.

"Astaga ... yang benar saja, lapangan ini kan sangat luas bukan main!!" gerutu Ji Won yang tak terima.

Sementara Taehyung masih meliriknya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Kenapa kau masih memelototiku? Ingin berkelahi lagi eum?" tantang Ji Won yang sadar, dan membuat Taehyung mengepalkan tangannya dengan erat.

"Yaa, masih mau bertengkar lagi atau hukuman kalian semakin bertambah?" seru Hyun Bin yang melihat aksi ke duanya.

"A-Aniyo saem ... kami akan mengerjakan hukuman kami saja sekarang!!" ujar Taehyung akhirnya, dan diangguki ke-6 lainnya dengan cepat.

"Kami akan buat perhitungan dengan kalian nanti!! Awas saja kalian," bisik Sung Dae yang kesal, dan melewati ke-4 orang musuhnya dengan mendengus.

"Cihh ... kau pikir kami takut apa?" balas Jimin yang tak gentar.

Sementara dengan terpaksa, tangan-tangan mungil itu pun mulai memunguti sampah serta mencabuti rumput yang ada. Tak lupa pula dengan disaksikan oleh Hyun Bin, yang terus saja mengawasi gerak-gerik ke tujuh nya.

○○○●●○○○

Sementara itu di tempat lainnya, berpuluh-puluh kilometer jaraknya dari tempat di mana Taehyung kini berada, seorang wanita cantik terlihat tengah bersedih.

Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, sepertinya wanita cantik tersebut tengah dilanda shock hebat akibat informasi yang baru saja ia terima.

"Mian Hye Jin-ssi, ini sudah sekian kalinya saya terpaksa mengucapkan kata maaf pada anda!! Berkali-kalipun saya dan tim saya berusaha mencari keberadaan suami anda Kim Jong Woon bersama dengan daftar nama-nama tentara lainnya yang hilang, hasilnya sampai sekarang belum menunjukkan adanya kemajuan sama sekali Hye Jin-ssi. Saya rasa, besar kemungkinan bahwa mereka tak berhasil selamat Hye Jin- ssi. Mian ... kami dari pihak kemiliteran sudah berusaha semampu kami," ujar seorang petinggi kemiliteran pada sosok Hye Jin yang sedang terduduk lemas di bangku yang berhadapan dengan dirinya.

Mendengar hal tersebut, Hye Jin -wanita cantik- itu pun mulai terisak pelan dengan air mata yang telah mengucur dengan deras pada ke dua bola mata indahnya.

"Tapi saya sudah menunggu hasil dari kerja tim anda selama 3 tahun ini pak!! Selama itu pula saya bahkan telah meninggalkan anak saya di desa tempat kelahiran saya. Kenapa anda justru bahkan tidak bisa menemukan keberadaan suami saya?" protes Hye Jin dengan suara bergetar.

"Dalam perang memang akan selalu ada kejadian seperti ini Hye Jin-ssi. Bahkan dalam kasus inipun, saya juga turut kehilangan putra sulung saya!!" cerita petinggi itu kemudian, dan membuat Hye Jin seketika bungkam.

"Sebisa mungkin, saya juga sangat ingin sekali menemukan keberadaan anak saya tersebut Hye Jin-ssi. Jika pun sekarang anak saya telah tiada, menemukan keberadaan jasadnya pun sudah lebih dari cukup untuk saya," lanjut si pria paruh baya, dengan air mata yang mulai ikut mengalir dari mata sendunya.

"Oppa ... Joong Woon oppa!! Aku harus bagaimana sekarang eum?" isak Hye Jin pelan, dan sesegukan di tempatnya.

Dan setelah kejadian tadi di ruang kerja petinggi kemiliteran, di sinilah Hye Jin berada sekarang!!

Bersiap dengan semua barang-barang yang sudah dikepaknya, Hye Jin telah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.

"Mian Taehyung-ah ... mian karena eomma sudah membuat mu menunggu terlalu lama!! Eomma akan segera kembali nak. Tunggu eomma eum?" monolog Hye Jin, sembari mengusap sebuah foto anaknya yang tengah ia genggam.

Tbc

Don't forget to vote and comment. 👍

Siguiente capítulo