Seoul tahun 2011, berselang 9 tahun sejak Taehyung berumur 7 tahun. Sekarang waktu pun telah berlalu dengan begitu cepat. Banyak hal yang terjadi, termasuk anak kecil itu pun telah tumbuh menjadi seorang remaja tampan. Jangan tanyakan kabar mengenai ibunya, Hye Jin. Karena nyatanya hingga saat ini wanita cantik itu pun tak pernah kembali lagi ke desanya.
Sementara Taehyung sendiri, walaupun tak bisa dipungkiri ia mulai kehilangan harapan tentang ibunya yang tak kunjung kembali. Kini anak itu pun telah pasrah menerima takdirnya. Sudah duduk di bangku kelas 2 SMA, anak itu sudah memasuki usianya yang ke-16 sekarang.
Pagi ini misalnya, dengan rutinitas
yang sudah menjadi kebiasaannya selama ini. Terlihat remaja itupun tengah menjemur kan pakaian keluarga bibinya di halaman. Dengan seragam sekolah yang ia pakai, setelah ini ia akan langung pergi ke sekolah nya.
"Hahh ... akhirnya selesai tugas ku!!" gumam Taehyung yang terlihat senang.
Lalu tiba - tiba.
"TAEHYUNG....!! KIM TAEHYUNG CEPAT KEMARI!!" terdengar seseorang yang tengah memekik kencang dari dalam rumah yang ia tinggali.
Maka dengan langkah yang tergopoh-gopoh, ia pun segera melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke sumber suara.
"Selalu saja seperti ini!! Kali ini apa lagi huh?" gerutunya dalam hati. Lantaran setiap pagi imo nya yang cerewet -Gyu Ri- tak pernah absen untuk tidak meneriakkan namanya.
"KIM TAEHYUNG!" Kembali terdengar teriakan dari sang bibi.
"Ne imo, aku sudah datang. Chamkkaman," sahut Taehyung yang mulai menampakkan batang hidungnya di ruang tengah keluarga.
"Kemari kau, ppali!!" perintah Gyu Ri mutlak, seraya kedua tangannya ia letakkan di pinggang.
Sementara Taehyung yang walaupun merasa enggan, mau tak mau iapun mulai mendekati bibinya tersebut.
"Ada apa lagi imo? Tae rasa Tae sudah mengerjakan semua pekerjaan Tae. Apa masih ada yang perlu Tae lalukan?" tanya anak itu dengan raut wajah yang terlihat was-was.
Lain halnya dengan Gyu Ri yang justru tengah memperhatikannya dengan seksama.
"Taehyung, hari ini kau ikut dengan imo membantu di toko. Jadi gantilah seragammu sekarang juga!!" perintah Gyu Ri tiba-tiba, dan berhasil membuat mata Taehyung terbelalak.
"Eee .... tapi hari ini Tae tidak bisa imo. Tae akan ada pelajaran yang mengambil nilai praktek nanti!" jelas anak itu segera.
"Yaa ... apa pentingnya kau mengikuti praktek itu hah? Lebih baik kau cepat ganti baju mu sekarang, dan ikut dengan imo ke gudang. Ayo cepat!" perintah Gyu Ri, dan terdengar tak ingin dibantah.
"Ani ... Tae tak bisa imo. Mian....!!" tolak Taehyung enggan. Karena bagaimanapun, selama ini dia juga sudah terlalu sering izin lantaran imo nya selalu saja memaksa dia untuk membantu diri nya.
"YAA ... KAU SUDAH BERANI MEMBANTAH PERINTAH IMO HAH?!" bentak Gyu Ri dengan kencang.
Sontak saja, itu pun segera mengundang keluarganya yang lain untuk bergabung.
"Eomma ... ada apa pagi-pagi begini begitu ribut?" tanya seorang namja berusia 23 tahun yang memunculkan dirinya di ruang tengah. Sementara di belakang nya, sang adik yang usianya berada 1 tahun tengah mengekori.
"Sayang, ada apa?" tanya suami Gyu Ri pula, paman Tae yang baru keluar dari kamar nya.
"Biasa adeul, chagi, anak ini membantah perintah ku lagi!!" lapor Gyu Ri seketika.
Sementara ketiga orang tadi, mereka pun segera mendekati dua orang tersebut.
"Hei bocah, sepertinya sikap pembangkang mu ini semakin menjadi-jadi saja ya?" ujar salah satu dari anak Gyu Ri, yaitu Sungyeol seraya menoyor dahi Taehyung dengan telunjuk tangannya.
"Eehh .... apa kau sudah benar-benar merasa hebat sekarang eum?" kata Baekhyun pula, sembari menepuk-nepuk bahu anak di depannya itu dengan keras.
Sementara Byun Hae Jin suaminya Gyu Ri, namja itu tengah memperhatikan keduanya saja sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Taehyung-ah, samchon tak akan banyak bicara. Tapi sebelum samchon turun tangan, lebih baik kau turuti segera perintah imo mu tadi!!" suara Hae Jin yang ikut buka suara, dan terdengar seperti sebuah perintah yang tak bisa dibantah pada keponakannya tersebut.
"Mian samchon ... tapi hari ini Tae ada pengambilan nilai praktek. Jadi Tae tak mungkin tidak menghadiri kelas samchon," sahut Taehyung yang berusaha menjelaskan.
"Yaa Kim Taehyung, kau ini benar-benar tidak tau balas budi ya!! Kau itu sudah kami tampung selama ini untuk tinggal bersama kami bocah. Jadi kenapa urusan sekolah masih menjadi lebih penting dibandingkan membantu imomu eum?" ujar Sungyeol yang sebal, dan sudah beralih memukul-mukul dahi anak itu dengan cukup kencang.
"Kau seharusnya sekarang balas budi kepada kami bocah. Maka dengan begitu, kau bisa membalas jasa kami. Jangan jadi manusia yang tak tau berterima kasih Kim Taehyung!" peringat Baekhyun pula.
"Lalu bagaimana dengan sekolah Tae? Tae akan tetap ikut membantu hyung, tapi sehabis Tae dari sekolah. Tak bisakah?" pinta Taehyung, seraya memasang wajah memelasnya.
"Yaa ... anak ini benar- benar!!" kata Baekhyun yang kesal, dan bermaksud ingin memukul Taehyung namun segera ditahan oleh appa mereka.
"Adeul, mundur kalian berdua!!" ujar Hae Jin, seraya melepaskan tangannya dari Baekhyun.
Sementara lain halnya dengan Gyu Ri, wanita cantik itupun hanya menyaksikan ke empatnya sembari kedua tangannya ia lipat di depan dada.
Lalu tanpa diduga, Hae Jin yang tadi sudah berdiri di depan Taehyung, perlahan pergelangan tangan anak itupun telah ditarik olehnya dengan paksa agar mengikuti dirinya.
Terus saja menyeret Taehyung, hingga akhirnya menghempaskan anak itu hingga terjembap di tanah pekarangan rumah mereka.
Merasa tak cukup, bahkan Hae Jin pun telah menuangkan seember air yang memang berada di sana ke atas kepala Taehyung yang seketika kaget dibuatnya.
Byur.....!!
Suara siraman air yang telah berhasil membuat Taehyung jadi basah kuyup.
"Haha, nice appa!!" kekeh Baekhyun, yang menyaksikan dari teras rumah mereka.
Lain halnya dengan Sungyeol dan Gyu Ri, yang justru hanya menampilkan smirk di wajah ke dua nya.
"Samchon ... apa yang kau lakukan?" tanya Taehyung terbata, dan menatap samchonnya dengan shock.
"Sekarang seragam mu sudah basah Kim Taehyung!! Jadi cepat ganti baju mu, dan segera ikut dengan imo mu sekarang," sahut Hae Jin dingin.
Sementara Taehyung, perlahan kedua tangan anak itu pun mulai mengepal dengan erat mendengarnya.
"Selalu saja seperti ini!!" lirihnya tiba-tiba, dan membuat semua orang menaruh perhatian padanya.
"Apa maksud mu bocah?" tanya Gyu Ri yang merespon, dan entah sejak kapan telah berdiri di samping suami nya.
"Samchon, imo ... kenapa kalian selalu bersikap kejam pada Tae? Tae tau selama ini Tae menumpang di rumah kalian. Tapi tak bisakah samchon dan imo membiarkan Tae menempuh pendidikan Tae eoh?" ujar Taehyung, sembari menatap ke dua orang di depan nya dengan tajam.
Tak ayal, hal itu pun segera membuat Sungyeol dan Baekhyun yang masih setia di tempat mereka, seketika menatap horor padanya.
Lalu pada saat keduanya ingin bergabung, kini tangan seseorang pun telah melayang cukup tinggi di udara.
Dengan cepat dan sama sekali tak bisa di prediksi, sang pemilik tangan -Gyu Ri- tau-tau sudah mendaratkan telapak tangan tebalnya itu pada pipi mulus Taehyung yang masih bersimpuh di depan mereka.
Plakk....!!
Suara tamparan tersebut yang terdengar cukup nyaring. Lain halnya dengan Taehyung, anak itupun secara refleks segera memegang pipinya yang kini terasa panas.
"Kurang ajar, dasar anak tidak tau diuntung!! Berani melawan kau rupanya ya," murki Gyu Ri.
Sementara Hae Jin, suaminya sedang mengalihkan perhatiannya pada 2 orang anaknya tadi.
"Yaa Baekkie, cepat ambil tongkat appa di kamar!!" teriaknya kemudian pada si anak bungsu.
Sementara yang diperintah, tanpa harus 2 kali diteriaki pun langsung berlari ke dalam rumah mereka.
Lain halnya dengan Taehyung yang mulai merasa cemas karenanya.
"Appa ini!!" serah Baekhyung yang sudah kembali dengan sangat cepat.
"Samchon mian!! Tak bisakah samchon memaafkan Tae kali ini?" kata Taehyung cepat, dan bersimpuh pada kedua kaki pamannya.
"Yaa ... apa-apaan kau! Bukannya kau berani melawan tadi!" ujar Baekhyun, seraya menarik tubuh Taehyung dan menahannya.
"Hyung bantu aku memeganginya?" teriak Baekhyun kemudian, memanggil hyung tertuanya yang masih mematung.
"Baekkie hyung lepaskan Tae!! Tae tidak mau dipukul lagi hyung," ronta Taehyung yang berusaha melepaskan dirinya.
Sementara Sungyeol dan Baekhyun, keduanya sudah memegangi Taehyung dengan erat.
"Beri dia pelajaran oppa!! Dan pastikan kali ini akan membuatnya jera dan tak berani membantah perintah kita lagi setelahnya," kata Gyu Ri pada Hae Jin yang sedang memegang tongkat yang telah di berikan Baekhyun tadi padanya.
Maka dalam hitungan detik, segera saja pukulan bertubi-tubi pun kembali mendarat di punggung Taehyung yang bahkan di balik seragamnya masih terdapat memar bekas cambukan yang diberikan oleh Gyu Ri beberapa hari yang lalu.
Bish ... bish ... bish!!
Suara yang dihasilkan oleh tongkat kayu tadi, saat benda tersebut bersentuhan dengan punggung Taehyung yang merintih kesakitan.
"Samchon jebal ... mianhamnida!!" rintih Taehyung pelan, seraya memejamkan matanya saat merasakan rasa perih dan sakit mulai menjalar di sekujur tubuh nya.
"Ini adalah hukuman karena kau selalu membantah kami anak tak tau diuntung. Sekarang berhentilah memohon pada appa," ujar Baekhyun sinis, dan masih memegangi bahu Taehyung dengan erat agar ia tak bisa meloloskan diri.
Bish ... bish...!!
Suara pukulan itu lagi, dan mau tak mau membuat mata Taehyung mulai berkaca-kaca.
"Apa kau masih berani membantah perintah imo setelah ini Tae?" bisik Gyu Ri di dekat telinga anak tersebut.
Sementara Taehyung enggan menjawab, karena dia sendiri pun tengah sibuk menahan rasa sakitnya.
"Eomma ... appa ... jebal dowajuseyo!!" lirih Taehyung pelan, nyaris tak terdengar disela-sela rintihan rasa sakitnya.
TBC
Don't forget to Vote and Comment. 👍