"Hai Ci, Lo udah baikan?"
"Hai san, udah ko, kamu mau pulang sekarang?"
"Iya sebentar lagi juga beres, mau bareng?" Tanya sandi.
"Mmm boleh juga" jawabku ragu.
Perjalanan pulang
"Ci, mana tas Lo? Sini gua bawain."
"Gak usah, gak apapa ko" jawabku
"Sini, biar gue aja, gue yang maksa ya"
"Hee oke oke, makasih banyak san" jawabku menggaruk kepala tak gatal
Keesokan harinya..
Pagi hari murid SMP disekolahku ramai sedang melaksanakan lomba bulan bahasa yang mana setiap kelas harus mengirimkan perwakilan untuk semua perlombaan, salah satunya menulis cerpen.
"Ra, kamu mau kemana?" Tanyaku.
"Bentar ci, ada urusan penting. Lo tunggu disini. Woy san, gua titip Citra sama Lo ya"
"Ehh mmm"jawab Sandi.
"Sial, aku ditinggalin" jawabku dalam hati.
"Ci, ayo jadikan ke kantin?" Tanya Sandi
"Oh iya ayo ayo".
"San, mau beli apa?" Tanyaku.
"Terserah, gua ngikut". Jawab Sandi.
"Oke" jawabku sambil mengangguk.
Sebenarnya aku sedikit canggung dengan Sandi, tapi karena dia udah nyelamatin Aku, jadi minimal aku harus balas budi sama dia dan baik sama dia.
Sore hari, jam pelajaranpun beres Aku lihat Sandi tersenyum (sedang melamun). Mungkin dia lagi seneng. Aku samperin dia "San, mau pulang sekarang?" Basa basi ku.
"Lo duluan Ci, kebetulan Aku lagi ada acara dadakan, gak apapa kan?" Jawab Sandi ragu
"Oh iya gak apapa, nyantai aja" jawabku sambil tersenyum, dalam hati aku sedikit kecewa.
Akupun berjalan pulang.. "Ci, Gua duluan ya", ucap Ana. "Oke, hati hati ya" jawabku sambil melambaikan tangan.
"Citra". Salah satu temanku memanggil, akupun menoleh ke belakang. "Ada apa Ra?".
"Lo lupa hari ini ektrakulikuler pramuka? Ngapain lo kabur?" Ucap Ratih serius.
"Aku gak kabur Ra, tapi benar benar lupa kalau Hari jadwal kumpulan". Jawabku antusias.
"Ayo, pergi Kita bakalan lihat Ka Dito yang ganteng" ucap Ratih semangat. Akupun mengangguk mengiyakan.
Yibalah di ruangan Pramuka
"Oke ade ade, kita mulai pertemuan ini, Mari Kita perkenalan". Ucap kak Dito
Acara demi acara berlangsung lancar,dan sangat heboh karena antusias para siswa sangat banyak dan banyak sekali Dare yang dilakukan para siswa baru untuk perkenalan nya. Sesekali aku melihat ka Dito, tak heran jika ka Dito banyak penggemar nya, dia benar-benar ganteng dan berkarisma.
"Citra ada pertanyaan?" Tanya ka Dito sambil memperhatikanku.
"Eee--nggak kak" jawabku tersenyum malu, karena ketahuan memperhatikan dia. Ratihpun menyenggolku, dan berbisik "Ci, lo suka sama kak Dito?". "Apaan sih" jawabku. Sesekali Ratih menggodaku lagi.
"Baiklah pertemuan kali ini, Kita cukupkan sampai disini, minggu depan Kita bertemu lagi disini dijam seperti biasa, terimakasih". Semua orangpun bergegas pulang.
"Ci, udah sehat?" Tanya ka Dito sambil jalan mendekatiku. Sesekali Ratih menyenggolku sambil tersenyum, lalu Ratihpun pergi "Kak, Saya duluan" ucap Ratih ke ka Dito.
"Sudah kak". Jawabku ragu, karena masih malu atas kejadian sebelumnya. 'Sialan aku ditinggal' ucapku dalam hati.
"Oh ya syukur, kalau begitu ayo pulang yang lain sudah pulang"
"Baik kak, Ayo". Akhirnya akupun jalan dengan ka Dito.
Diperjalan pulang, Aku lihat Sandi terlihat bahagia, tapi dengan siapa? Karena terhalang dinding, jadi yg bisa dilihat cuma Sandi.
Keesokan harinya...
"Ci, lo kemarin udah ngerjain tugas kelompok?" Tanya Sandi.
"Udah". Jawabku
"Sorry banget, gue lupa. Gue kira gak Ada tugas kelompok. Lo gak apapa kan?" Sandi pun bertanya sambil memelas.
"Nyantei aja, lagian Aku kemaren lagi free, jadi Aku kerjain semuanya. Dan sekarang udah selesai. Tinggal nunggu persentasi" jawabku
"Makasih banyak ya"
"Iya sama sama, kemarin kamu kemana?"
"Kemaren Aku ketemuan sama temen baruku, kapan kapan aku kenalin ya."
"Apa dia cantik?". Tanyaku sambil menggoda dan menyenggol tangannya.
"Hmhh ya gitu deh" jawab Sandi malu malu.
"Oh gituuu, yaelah gak apapa Kali, gak usah malu malu. Siapa sih yang gak kenal sama atlet basket ini" godaku.
"Haha bisa aja, yaya ya udah.. " jawab Sandi
"Haha oke oke" jawabku, tadinya Aku mengharapkan sesuatu yang lebih pada Sandi. Tapi melihat dia bahagia dengan orang lain, Aku sangat bahagia. Akupun duduk kembali di kursi tempatku.
"Ci, lo ngapain bengong?" Tanya Ratih.
"Gak apapa ko, hehe..". Jawabku.
Bu Nita pun masuk ke kelas kami. "Anak anak sekarang persentasi biologi ya, Ayo siap kan semuanya".
"Baik bu" jawab anak anak serempak.
"Ra, kamu mandi gak?" Bisikku pelan kepada Ratih.
"Apa apaan ci, gue mandi lah. Kenapa? Gue bau?". Tanya Ratih.
"Emang kamu gak cium bau apa apa gitu?". Tanyaku serius.
"Enggak." Jawabnya sambil menginjak kakiku.
Teng teng teng (suara jam dinding kuno pun terdengar kembali). Rasanya Aku merinding setiap Kali mendengarnya. Entah kenapa aku ingin sekali melihat wajah Sandi. Dan pas Aku lihat Sandi tersenyum. Tapi Aku heran, dia senyum sama siapa. Akupun melirik jendela mencoba mencari tahu apa yang membuat Sandi tersenyum bahagia.
"Pluk" seketika pulpenku terjatuh. Aku kaget dengan apa yang dilihat oleh mata Dan kepalaku sendiri. Sesosok makhluk dengan wajah yang hancur melirik dari jendela. Seketika wajahku pucat dan kaku hampir susah bernafas.
"Ci, lo gak apapa?" Tanya Ratih.
"Enggak" jawabku singkat dengan wajah yang pucat.
"Nih pulpen lo jatuh, tadi Novi bantu ngambilin". Ucap Ratih
"Makasih". Ucapku singkat.
Aku harap makhluk itu akan segera pergi. Lagi lagi dia masih ada di depan jendela. Sepertinya aku ketahuan, dia dapat melihatku juga.
Seketika Aku berdoa Aku harap aku tak akan bertemu dengan nya lagi.
Bel istirahat pun berbunyi
"Ci, lo kenapa? Sakit" Tanya Novi khawatir
"Lo sakit?" Ana dan Santi bertanya Dan menegaskan kembali.
"Aku gak apapa ko." Jawabku
"Serius?" Tanya Ratih kembali
"Serius deh" jawabku lemas.
"Ci, kalau lo sakit. Aku antar ke uks kebetulan Aku punya temen dia anak PMR, kali aja bisa bantuin lo" tawar Sandi.
"Ya lo ikut aja ke ruang UKS, biar istirahat disana, ayo ayo aku antar" jawab Ratih sambil memaksaku keluar ke ruang UKS.
Tibalah di ruang UKS
"Ra, lo istirahat dulu aja sambil makan, aku gak apapa disini. Aku mau tidur dulu bentar" perintahku tak enak
"Oke, Gua ke kantin dulu ya. Lo istirahat disini". Jawab Ratih.
Tak Tak Tak suara sepatu mendekati tempat tidur ku.
"Ci, bangun. lo makan dulu ya, sini gua suapin". Sandipun menepuk bahuku.
Seketika Aku membuka mata dan terkejut.
"Ci, lo gak apapa?" Tanya Sandi.
"Ini temen PMR gue yang gue ceritain kemarin." Jelas nya.
"Clara ini Citra temen kelas gue".
"Clara".
"Citra".
"San, aku bisa makan sendiri".
"Oh ya? Yaudah. Hati hati ya, kalau perlu bantuan panggil gue aja".
"Oke" jawabku.
Seketika aku melirik mereka berdua yang sedang bercanda. Kenapa hatiku tiba tiba panas dan gelisah. Harusnya Aku bahagia kaya kemaren bisa lihat Sandi tersenyum lebar.
Akupun mendengar canda tawa mereka, lalu mengabaikan nya. Akupun mencoba menjernihkan fikiranku dan mencoba tidur kembali.
Bel masuk pun berbunyi, aku dan Sandi masuk ke kelas lagi.
"Ci, lo kuat? Masih mau ikut belajar?" Tanya Sandi.
"Udah mendingan ko, gak apapa. Ayo ke kelas. Temen kamu mana?"
"Clara? Dia udah masuk ke kelas nya duluan."
"Oh gitu, Ayo ke kelas" jawabku.
Akupun melihat ke dekat jendela, apa yang ku lihat ternyata sama seperti sebelumnya. Aku melihat makhluk itu lagi, tapi sebentar. Dia bukan melihatku, tapi melihat Sandi. Seketika aku berifikir keras, apa yang Sandi lihat ? Apa yang membuat dia tersenyum???
Aku benar benar ingin tau kebenaran ini. Bel jam pulang pun berbunyi.
"Ci, ka Dito nyariin lo" ucap Ana.
"Cie cieee pangeran sekolah melirik tuan putri" Ucap Santi sambil menggodaku.
"Hemhh, kayanya Ada yang punya hutang cerita sama gue". Ucap Ratih tegas dan menyeramkan. Dia menatap seolah olah tatapan membunuh.
"Apaan sih, aku pergi dulu ya". Jawabku menjawab dan mewakili semua.
Seketika aku melirik Sandi, entah itu tatapan apa, aku merasa tak enak hati. Akupun keluar menemui ka Dito.
"Kak, ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku.
"Oh iya hari ini bantuin kakak ngedata anak Pramuka yang fiks mau jadi anggota ya. Kita bakalan sering latihan, soalnya nanti bakalan ada latihan gabungan dengan organisasi yang lain. Oh ya Sandi anggota Pramuka bukan?" kata ka Dito.
"Pas nulis pilihan organisasi bilangnya iya, mungkin dia sekarang lagi sibuk sama organisasi dan creatifday yang lain. Nanti aku coba tanyain lagi kak." Jawabku meyakinkan ka Dito.
"Oh iy"... Dukkk... tiba tiba Sandi menyenggol ka Dito dengan sengaja, Akupun langsung membantu ka Dito karena kertas yang dipegang jatuh berserakan
"Wah kak Dito, soryy" ucap Sandi sambil bantuin aku ngambilin kertasnya ka Dito yang jatuh berserakan
"Nihh, pegang" suruh sandi sama aku dengan tatapan dingin.
"Oh ya, makasih San. Biar kakak aja." Ucap ka Dito sambil bantuin kertas yang aku bawain.
"Oh ya ngomong ngomong hari ini ada kumpulan Pramuka, Lo ikut kan San?"
"Ikut dong kak, tapi bentar mau ketemuan sama anak PMR dulu". Jawab Sandi.
"Bukannya anak PMR kumpulan ya hari Senin?" Sela ka Dito.
"Iya kak, hari Senin, tapi ada janji sama salah satu anak PMR nya, bukan kumpulan anggota semua" jelas Sandi.
"Oh gitu ya, oke kalau gitu" jawab ka Dito
"Duluan kak, duluan Ci" Sandi pun pamit
"Oke" aku dan ka Dito pun jawab sambil mengangguk.
"Kalau gitu, kakak tunggu di ruang Pramuka, kebetulan ka Suci mau ngumumin sekarang kumpulan nya, kakak tunggu ya." Ucap ka Dito
"Oke kak," jawabku.
Ka Dito pun pergi, aku masuk ke kelas sambil membereskan perlengkapan sekolahku yang berserakan di meja.
"Ra, sekarang latihan Pramuka, ayo siap siap ke ruangan Pramuka, ajak Novi dan Ana juga".
"Oke, tapi Lo hutang cerita sama gua" jawab Ratih sambil godain aku
"Apaansih" jawabku pura pura datar.
Tak lama kemudian kami pun berkumpul di ruang Pramuka membahas materi pertama yang lumayan seru, tapi aku kepikiran Sandi. Dia bilang bakal nyusul buat kumpulan Pramuka. 30 menit materi sudah berakhir, tinggal praktek, hatiku mulai gelisah. Kenapa Sandi terlambat 30 menit.
Sekarang bagian praktek Pramuka. Akupun mengabaikan materi praktek Pramuka bukan apa apa. Tapi aku merasa gelisah dan ingin segera keluar mencari Sandi. Dia bilang bakalan telat 10 menitan. Aku W.a tapi gak dia bales, dan aku diam diam menelepon tak diangkat juga. 10 menit kemudian, perasaanku mulai kacau, hatiku gelisah aku memutuskan untuk mencari alasan untuk tak ikut latihan praktek Pramuka dengan alasan tak enak badan.
Aku meminta izin, akhirnya aku diizinkan. Aku sendirian keluar dari ruang Pramuka, bukan gak mau ngerepotin, tapi takut rencana ku tak berhasil kalau ada orang yang ngikutin aku. jadi aku keluar sendirian pergi ke ruang UKS. Sebelum ke ruang UKS aku memutuskan pergi dulu ke ruang PMR mencari Sandi. Dan Sandi gak ada disana.
Teng teng teng suara jam dinding tua pun berbunyi lagi, Akupun lari mencari sumber suara tersebut. Dan itu tepatnya di gudang, depan toilet laki laki.
Sebelum memutuskan ke gudang aku membaca tulisan "DILARANG MASUK, JIKA KAMU MASUK HANYA TUHAN YANG TAU". Ketika aku mau membuka pintu, ternyata dikunci, Akupun memutuskan pergi lagi mencari Sandi.
Seketika aku lari kencang dan berteriak.. "Sandi sandi..." Teriakku.
Aku menemukan suatu ruangan tepatnya di dekat kelas ujung. Lagi lagi aku menemukan gudang disana.
"Hmmmm" aku mendengar seseorang bergumam. Aku mencoba mendengarkan dan mendekatkan telingaku ke pintu tersebut.
"Krieeettt" suara kursi di gusur secara keras. Akupun mencari cara untuk bisa melihat keatas jendela di ruang tersebut. Seketika aku mendapat ide mendekatkan meja tua dan kursi tua yang ada di dekat gudang.
aku hampir sesak melihat Sandi membiarkan dirinya mau menggantung kan diri. Tapi disana aku melihat Clara. Sial, seketika Clara melihatku di jendela dengan tatapan lain.
"Clara buka, Sandi buka.. " Akupun menggedor dari jendela bagian atas. Tapi Sandi gak mendengar. Sandi terus menerus menumpukkan kursi dan mendaratkan sebuah tali di atas langit langit.
"Tolong buka pintunya.. Sandi bukaaa. Kamu ngapain?" Akupun terus menggedor dari kaca jendela atas sekuat tenaga.
Ketika itu aku melihat pantulan cermin yang memperlihatkan wajah Clara sebenarnya. Seketika aku kaget dan mundur. 'Yaampun Clara bukan manusia' ucapku dalam hati.
Wajahnya benar benar hancur, dan tangan nya tidak ada. Aku bergetar hebat, saat sandi Sandi benar benar akan melakukanya. Ya benar.. dia akan menggantung dirinya sendiri.
Tanganku bergetar menutup mulutku, Clara melihat kearah ku. Kakiku melangkah ke belakang.. dan "aaaa..." Akupun terjatuh dari kursi tinggi itu. Aku mencoba berdiri, badan dan bokong ku benar benar sakit. Tanganku terasa perih karena tergores paku.
Aku mencari cara menghentikan tingkah konyol Sandi. Akupun memukul gagang pintu itu dengan kayu terdekat. Aku memukul gagang pintu itu sekuat tenaga dan mendobrak pintu tersebut.
"Sandi bukaaa... " Akupun berteriak sambil menangis.
"Sandi tolong buka... Dengarkan aku" Akupun memukul pintu itu lagi dan mendobrak nya. Tapi tak berhasil..
"Tolong... sandi cepat buka pintunya" tanganku benar benar sakit dan sudah lemas, tanganku benar benar berdarah..
Tiba tiba Ka Dito dan anak Pramuka lainya berlari ke arahku.
"Ada apa Ci? Tangan kamu berdarah.."ka Dito membentak ku dengan keras seketika melepaskan kayu yang aku pegang dan memelukku.
"Sandi di dalam ka. Tolong buka pintunya" Akupun menangis dan mengambil kayu lagi untuk membuka pintu. aku mencoba mendobrak dengan badanku.
Aku ditarik lagi oleh ka Dito dan membiarkan ka Dito mendobrak menggantikan ku . Temanku yang lain Ratih Novi Ana membantu ku dan Ka Suci membantu ka Dito.
Satu kali "brug" ka Dito mendobrak pintu. Dua kali "brug" dobrakan ka Dito, dan itu berhasil. pintu gudang tersebut membuka. Dan itu benar. Sandi sudah menggantungkan dirinya dengan memasang wajah datar seolah olah dia tak dapat mendengar dan melihat apapun.
"Sandi turunlah".. teriakku
Kursi yang diinjak sebagai tumpuan jatuh, akupun melihat itu.. berlari.
Berlari dengan cepat membenarkan kursi yang jatuh itu ke kaki Sandi untuk dijadikan sebagai tumpuan kembali.
Disana sandi mulai tak sadarkan diri.
ka Dito naik ke atas meja dan membantu melepaskan tali yang ada di leher Sandi. Yang lainpun membantu ka Dito melepaskan sandi dari tali yang menggantung pada dirinya. Dan aku melihat Sandi benar benar tak sadarkan diri setelah dibantu oleh ka Dito.
Semua panik, ka Dito memberikan pertolongan pertama kepada Sandi.
seketika aku lemas melihat semua keadaan tersebut, dan mataku mulai terpejam.
To be continue...