webnovel

Suara Purba

"Apakah aku salah? Atau kau yang salah Saudaraku? Tidak...Samael lah yang salah!"

"Tapi itu tidak menutup kemungkinan...Aku akan membuka jalan berdarah demi cucuku! Dua wanita itu, buat saja sebagai pengecualian!"

Kakek Henry melihat langit dengan tatapan penuh rasa pemikiran mendalam.

Jika dia mempelajari Buddhisme, dia mungkin akan masuk ke daerah transedensi saat ini!

Tapi tiba-tiba dia tersadar!

Jika...dua wanita dan satu cucunya benar-benar menjadi seperti itu, apakah itu akan terjadi?

Tidak bisa dibiarkan, demi menjaga cucuku, aku harus bergerak!

Dengan dasar pemikiran yang tidak terlalu sulit dipikirkan ini, Kakek Henry segera datang ke sisi wanita disana untuk berkata: "Istriku, bisakah kau dan yang lain pergi dulu?"

"Eh? Ada apa? Kami masih ingin menemani cucuku." Nenek Haura agak tidak puas dengan kata-kata Suaminya.

Tapi Kakek Henry hanya mengedipkan matanya dan berkata, "Ada sesuatu yang harus kulakukan..."

"Ini akan menjadi agak sulit untukku jika kalian ada disini. Aku juga tidak ingin kalian menjadi saksi yang akan menguak rahasia besar itu jika tidak berhati-hati."

Putri Latifa memiliki kesadaran yang tinggi dan segera berkata, "Apakah seperti itu, karena itulah yang terjadi, maka saya akan pergi dulu agar tidak menganggu Anda~"

Meski dia tidak tahu apa hal penting itu, tapi privasi Kakek Henry, dia ingin mengatakan dia tidak mau mendengarnya!

Sebagai wanita yang peka dan bisa membaca suasana, Putri Latifa berkata: "Nenek Haura, Freya, Sophie, kalian ingin ikut aku? Aku menemukan sesuatu yang mengejutkan kemarin~"

Mendengar permintaan putri ini, Freya dan Sophie ragu-ragu sejenak, tapi Nenek Haura yang tadi melihat suaminya berkedip merasa akan ada sesuatu yang salah...

Apakah itu ada kaitannya dengan masalah tadi?

Itu...benarkah, terjadi?

Memikirkan ini, wajah Nenek Haura menjadi agak tidak wajar.

Tapi pada akhirnya dia segera berdiri sanbil menarik tangan kedua wanita itu dan berkata, "Sepertinya itu menarik Putri kecilku, bisakah kau bawa nenek tua ini kesana?"

"Kalian berdua juga akan ikut bukan? Ini permintaan kecil dari orang tua ini!"

Mendesak keduanya, baik Freya dan Sophie hanya bisa ikut dan tersenyum pahit saat ditarik oleh Nenek ini.

Melihat belakang punggung keempatnya, Kakek Henry menghela nafas lega sejenak sebelum berteriak.

"Pengawal!"

"Sir, kami disini!" x2

Dua pengawal ksatria berbaju dan bersenjata lengkap segera berlari ke sisi Kakek Henry dengan posisi hormat setelahnya.

Melihat keduanya, Kakek Henry membuka mulutnya...

Hanya saja...

"Nnnaaaaahhh— Ahhh! Ahhh— Nhiii...."

Suara keras dan penuh akan ambiguitas ini membuat sudut mulut Kakek Henry berkedut !!!

Bahkan tubuh kedua ksatria pengawal kerajaan itu terlihat agak bergetar...jelas, damage yang mereka terima terlalu besar!

"Apakah sudah terlambat!" Kakek Henry ingin mengutuk cucunya jika dia bisa sekarang!

Suara aneh ini, bagaimana bisa dia tidak tahu secara dulu dia sering mendengarnya!

Jadi dia segera memerintahkan: "Kalian berdua jaga area disini dengan baik, jangan biarkan siapapun masuk dalam jarak 30 meter lebih!"

"....Yes Sir!"

"Fokuslah kalian! Dan bukan hanya itu saja!" Kakek Henry mengetuk ringan mata dan telinganya sebelum berkata, "Telinga dan mata kalian, aku harap bisa kalian sembunyikan untuk sementara karena..."

Suara Purba: "Ini! Ah ah ahh...Naa~~Besaaaaarr !!!– Aku tidak, bisa menahannya lagi! Dukeee!"

Suara Purba: "Slurghhh....Ogghhhh, Uhuk, uhuk uhuk..."

"Seperti yang kalian dengar, aku tidak ingin kalian menyebarkan berita ini! Aku ingin kalian tutup telinga dan mata kalian atas insiden sekarang!"

Mendengar jawaban langsung dari suara yang dihasilkan dari dalam, Kakek Henry mengatakan ini dengan sedikit urat nadi keluar dari pelipisnya.

Kakek Henry masih kuat dan dia dengan serius mengatakan, "Untungnya ruangan cucuku terpencil dari daerah perawatan lain sehingga tidak akan ada tetangga yang ribut..."

"Tapi kalian berdua, tahu apa artinya ini bukan?!"

Kedua ksatria pengawal kerajaan ini merasa misi ini sangat sulit dan mereka ingin mengatakan tidak kuat!

Berjaga sambil mendengar suara Purba ini, Tuanku, kami takut tidak bisa menjaga diri !!!

Melihat tidak ada yang menjawab, Kakek Henry menepuk pundak keduanya dengan erat dan berkata: "Ini adalah tugas seumur hidup paling penting bagi kalian!"

"Berjanjilah kalian bekerja untukku, demi Inggris!"

Suara Purba: "Oh ohhhh— Nghiii~ Ha ha ha....Naa!? Victoria! Jangan gigit milikku! Gigit saja milikmu, sendiri...Nniihhh—~"

Suara Purba: "Mmghh...Aku sudah tidak bisa menghasilan susu, Tapi...Ahhh, Haaa—~ Kurasa milikku masih bagus?~"

[Twitch...]

"Sialan kalian bertiga di dalam, jangan terlalu keras dan mengganggu pidato seriusku !!!!"

Bang! Bang!

Kakek Henry tidak bisa menahan diri lagi dan menendang pintu yang terkunci sehingga suara purba ini menurun sedikit.

Sayangnya...

"Ohhh, kakiku, kakiku...Ugghh..."

Memegang kakinya yang kesakitan, Kakek Henry mengelusnya beberapa kali dan akhirnya menatap kejam pada dua ksatria pengawal kerajaan ini.

Dia berkata, "Selama kalian melakukannya, aku akan mempromosikan kalian!"

"Tentu saja aku tahu kalian akan memiliki pemikiran untuk mengintip, tapi jika satu diantara kalian mengatakan siapa yang mengintip, maka promosi kalian akan aku naikkan dua dan gaji bulan ini aku naikkan tiga kali lipat !!!"

Buk...

"Serahkan pada kami Tuanku! Demi Ua, maksudku Demi Inggris!" (Ksatria Pengawal kerajaan A)

"Ya! Kami pasti tidak akan mengintip !!!—" (Ksatria Pengawal Kerajaan B)

Keduanya segera menepuk dada yang dilindungi baju besi itu dengan percaya diri!

Kakek Henry menggertakkan giginya dan langsung berbalik pergi menuju tempat duduk disana, dimana pada saat itu pula suara "kicauan burung" yang merdu kembali terdengar!

Menutup kedua telinganya, dia berbisik: "Bagaimana bisa orang terluka melakukan hal sebegitu brutalnya...Hey, anak zaman sekarang, liar !!!"

Di sisi lain, melihat Kakek Henry yang duduk sambil menutup telinganya, kedua Ksatria Pengawal Kerajaan A dan B itu segera berjaga agak jauh dari pintu!

Dengan serius...mereka berjaga!

Hanya saja...

"Ohhhhhh– Tidak, tidak tahan lagi! Du-Duke?! Nnahhhh, bagaimana, Yaaaa~"

"Ha hhaaa....Ehh?! Tidak, aku sudah keluar dua kali...Oghhhh—"

Ksatria Pengawal Kerajaan A: "Gulp...*Menampar wajah* Fokus! Fokus! Tekadku lebih dari..."

"Ahhhhh~" x2

"...*Menampar wajah* ...*Menampar wajah lebih keras* !!!"

Sayangnya Ksatria Pengawal Kerajaan A hanya mendengus dengan wajah memerah karena tamparannya sendiri: "Aku kuat!"

"Tidak, kau tidak kuat!"

Siguiente capítulo