webnovel

Part 11

Satu minggu sudah Oriel dan Beverly berada di villa Oriel. Sekarang mereka harus kembali ke kediaman Oriel. Oriel memiliki acara nanti malam, jadi pagi-pagi sekali ia kembali ke kediamannya.

Beverly membuka matanya, ia sejak tadi tertidur. Ia bahkan tak tahu jika Oriel membawanya pulang.

"Kapan kita kembali?" Beverly menyadari dimana ia berada.

Oriel melangkah ke ranjang, ia duduk di sebelah Beverly, "15 menit lalu. Apa yang membuatmu terjaga, hm?"

"Kau tidak memelukku."

"Ah, maaf, sayang. Aku tadi menerima telepon dan setelahnya aku memeriksa email."

"Naik apa kita tadi?"

"Helikopter."

"Wajar saja." Beverly bersuara pelan.

"Apa?"

"Tidak. Kau tampan sekali pagi ini." Beverly memuji Oriel.

Oriel tertawa geli, "Kau baru menyadarinya? Aku sudah lama. Setiap aku berkaca aku selalu memuji ketampananku."

Beverly tergelak, pemandangan pagi yang indah untuk Oriel.

"Aku lapar." Sekarang Beverly merengek. Tawanya berhenti dengan cepat.

"Koki ini akan membuat sarapan untukmu."

"Terimakasih, Orielku."

"Ah, manisnya, Beverlyku pagi ini."

"Sudah, cepat masak sana!" Beverly mengusir Oriel.

"Begini kalau orang kelaparan. Bisa membunuh." Ia bangkit dari ranjang, mencubiti gemas pipi Beverly lalu mengecup ujung hidup Beverly dan setelahnya ia keluar dari kamar. Banyak sekali tingkah Oriel padahal cuma mau masak saja.

Ring,, ring,, ponsel Beverly berdering.

"Ya, Dad."

"Waktumu hanya 4 hari lagi, Beverly."

"Aku tahu, Dad."

"Aku sudah menyiapkan perusahaan untukmu. Kembalilah dengan keberhasilan. Aku akan memperkenalkan pada semua orang kau adalah putriku."

"Baik, Dad."

Sambungan terputus. Wajah Beverly terlihat muram sekarang. Ayahnya benar-benar membuatnya goyah. Bertahun-tahun ia mencari pengakuan ayahnya dan pengakuan itu hanya ia dapatkan jika ia mendapatkan berkas yang disimpan oleh Oriel. Apa ia harus melepas pengakuan yang ada di depan mata demi cinta yang baru tumbuh?

"Tidak. Aku harus mendapatkan pengakuan. Mommy telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku. Orang-orang harus tahu jika Mommy adalah istri Daddy. Demi Mommy yang mempertaruhkan nyawanya untuk membuatku hadir. Tak apa, Beverly. Kau pasti bisa mendapatkan semuanya. Oriel tidak lebih penting dari pengakuan tentang aku dan Mommy." Beverly telah memilih. Meski hal manis itu akan dia rindukan nantinya tapi dia akan melepaskannya. Demi ibunya, demi dirinya. Beverly tak terlalu memikirkan pengakuan tentang dirinya, tapi tentang sosok wanita yang telah memperjuangkan kelahirannya, Beverly harus membuat semua orang tahu jika Anna Jordan adalah istri pertama Gilliano Mandess.

"Maafkan aku, Oriel. Maafkan pilihanku yang tak memilihmu." Beverly tahu maaf tak akan mungkin menyelesaikan segalanya, tapi ia pasti akan menyampaikan maafnya pada Oriel.

♥♥♥♥

Malam ini Oriel membawa Beverly kembali naik helikopter, kali ini mereka pergi ke sebuah pesta yang diadakan oleh seorang mafia asal Rusia yang berada di Columbia. Dalam 20 menit, helikopter Oriel mendarat. Di lapangan itu terdapat beberapa helikopter lain. Diantaranya milik 3 sahabat Oriel.

"Oriel!" Suara panggilan itu milik Zavier. Ia melangkah bersama dengan Bryssa yang ia rengkuh pinggangnya. Di dekat Zavier ada Aeden yang membawa Lova dan juga ada Ezell yang membawa Qiandra.

4 agen itu berkumpul di pesta, mereka beringkah seolah mereka tak saling kenal. Bryssa dan Lova yang pernah bertemu di konser musikpun terlihat tak terlalu dekat. Mereka menjalankan akting mereka dengan baik. Saat ini mereka hidup sebagai manusia biasa yang tak saling kenal, bukan sebagai agen yang saling berhubungan dekat.

4 pria tampan dengan setelan hitam, 4 wanita cantik dengan gaun sexy berwarna hitam. Bukan hanya warna yang sama tapi juga bentuk dan aksesorisnya. Awalnya ide untuk mengenakan pakaian sama ini dipikirkan oleh Zavier, otak Zavier memang terkadang kekanakan. Setelahnya diiyakn oleh Aeden, Ezell dan Oriel hanya mengikuti dua sahabat mereka. Dan hasilnya memuaskan, meskipun gaun mereka sama tapi kecantikan yang terpancar tetap berbeda. Mereka cantik dengan kelas yang sama tapi cara pandang yang berbeda.

Beverly tak bisa berkomentar apa-apa karena pakaian mereka yang sama, tapi ini juga tak terlihat buruk. Beverly cukup menyukainya.

Oriel memperkenalkan Beverly pada teman-temannya. Selanjutnya teman-temannya memperkenalkan wanita masing-masing.

Mereka masuk ke dalam tempat acara. Disanapun Beverly tak terlihat dekat denan 3 sahabatnya. Ia berdiri di dekat 3 sahabatnya tapi mereka tak saling bicara, hanya beberapa kali mereka saling bicara. Ya, seperti orang yang pertama kali bertemu pada umumnya.

Ketika 4 mafia tampan pergi menyapa rekan-rekan mereka, 4 agen cantik hanya menikmati minuman mereka.

"Ah, ini lucu." Qiandra membuka mulutnya. "Saat aku pikir hanya Bryssa dan aku yang terhubung dengan mafia berbahaya itu, ternyata kalian juga sama."

"Tak ada yang tahu jalan hidup, Qiandra. Siapa yang menyangka jika kakakmu adalah mafia paling tenang dan mematikan itu." Lova membalas ucapan Qiandra.

"Sepertinya kita belum bercerita mengenai kenapa kita bisa bersama orang-orang ini. Qiandra pasti bukan sekedar adik bagi Ezell." Bryssa menatap 3 sahabatnya bergantian.

"Tidak ada waktu untuk bercerita. Jangan membuat orang menyangka kita saling kenal."

"Oh, Sam. Kau selalu bertingkah ketua dimanapun. Nikmati pesta ini, sayang." Bryssa menggoda Beverly. "Bagaimana dengan Oriel? Aku pikir dia yang paling berbahaya."

Beverly diam.

"Ketua kita juga berbahaya, Bryssa. Dia cocok dengan Oriel. Kita lihat siapa yang akan memimpin diantara dua ketua ini." Lova ikut menggoda Beverly.

"Aku menjagokanmu, Sam." Qiandra tersenyum pada Beverly.

"Aku... Oriel." Bryssa berkhianat. Dia malah menjagokan ketua Zavier bukan ketuanya.

"Aku... Oriel." Lova sama dengan Bryssa.

"Hentikan percakapan kalian. Mereka kembali."

Keempat wanita itu bersikap biasa lagi. Oriel dan 3 temannya kembali ke meja tempat mereka duduk.

"Kenapa tidak memakan makananmu, Sayang?" Oriel melihat ke cemilan Beverly yang masih penuh.

"Aku masih kenyang."

"Bohong. Kau belum makan tadi." Oriel tahu benar itu. Ia meraih piring berisi makanan tadi, "Buka mulutmu."

Beverly mana mungkin bisa menolak Oriel. Ia membuka mulutnya dan membiarkan Oriel menyuapinya. Ia tak peduli apa yang sahabat-sahabatnya pikirkan. Beverly juga manusia biasa, bisa seperti ini.

"Aw, Oriel. Kau manis sekali, Sayang. Bisa suapi aku juga?" Aeden yang suka menggoda tak menyiakan kesempatan ini.

"Mau aku robek mulutmu dengan pisau?!"

"Oh, tajam sekali mulutmu. Hatiku sakit karenanya." Aeden mulai menjijikan lagi.

Zavier dan Ezell memperhatikan Oriel. Sahabat mereka benar-benar sedang jatuh cinta. Oriel bukan tipe orang yang mau mengumbar kemesraan seperti ini, tidak, dia memang tak pernah manis pada wanita.

Bukan hanya 3 sahabat Oriel yang berpikir aneh sekarang. 3 sahabat Beverly juga. Ketua mereka tengah jatuh cinta sekarang. Itu luar biasa. Beverly yang tak pernah main hati, kini mulai main hati. Sepertinya sekarang Beverly tak akan terlalu keras pada mereka lagi. Semoga saja harapan itu terkabul.

Pesta usai. Oriel dan yang lainnya melangkah ke tempat parkir helikopter mereka.

"TIDAKK!" Zavier berteriak kencang, ia memeluk Bryssa dengan cepat. Semua terjadi dengan cepat. Aeden berlari bersama dengan Ezell sementara Oriel segera mendekat ke Zavier.

"Apa yang kalian lihat? Bawa Zavier ke kediamannya, sekarang!" Oriel memerintah pilot Zavier. Untuk kesekian kalinya Zavier tertembak.

Bryssa mematung. Zavier, pria itu tertembak karena melindunginya.

"Sayang, kau pulang bersama dengan Dealova dan Qiandra. Aku harus menyelesaikan masalah disini."

"Aku mengerti."

"Bryssa, apa yang kau lakukan disini! Cepat masuk ke helikopter!" Bentak Oriel pada Bryssa.

Bryssa seperti dicolok hidungnya segera mengikuti kata-kata Oriel. Ia masuk ke dalam helikopter.

Setelah memastikan helikopter pergi, Oriel segera menyusul Aeden dan Ezell. Siapapun target penembak, Oriel tak peduli, yang jelas penembak itu telah menembak Zavier. Dia tak akan melepaskannya, tidak akan.

♥♥♥♥

Si penembak telah didapatkan. Oang itu adalah mantan wanita Zavier yang tak senang dengan kehadiran Bryssa di sisi Zavier.

Wanita memang menyeramkan jika cemburu. Dan wanita ini adalah wanita sakit jiwa.

Akhirnya wanita itu tewas di tangan Oriel.

Siguiente capítulo