Beverly menggunakan waktunya dengan baik. Ketika Oriel masih belum kembali, ia menyusuri lagi ruang kerja Oriel. Tidak mungkin tak ada ruang rahasia lainnya. Ia yakin jika lorong buntu rahasia itu tidak mungkin hanya untuk satu ruangan.
Dan ia kembali ke ruang kerja Oriel. Memeriksa sekali lagi ruangan itu, dan kali ini lebih teliti. Beberapa waktu mencari akhirnya Beverly menyadari sesuatu.
"Bodoh kau, Beverly!" Beverly memaki dirinya sendiri. Ia lambat sekali menyadari ada dua rak buku di ruangan Oriel. Jika satunya adalah penghubungi dengan pintu rahasia bisa jadi satunya adalah penghubung dengan ruangan rahasia.
Beverly mencari-cari dimana kiranya tempat untuk membuka rak buku itu. Dapat, masih dengan keamanan yang sama. Masih dengan telapak tangan Oriel.
Dengan telapak tangan tiruan yang sudah ia buat, dan rak buku bergerak memutar ke samping.
"Oriel, Oriel. Kau benar-benar pintar. Orang tak akan mengira jika kau membuat dua pintu rahasia dengan cara yang sama. Kau bukan manusia tidak kreatif tapi kau tahu pikiran orang lain tentangmu akan selalu tinggi." Beverly melangkah melewati rak buku, ia segera masuk ke ruangan itu.
Dugaannya memang benar, ruangan ini adalah ruangan rahasia yang dia maksud. Terdapat banyak barang berharga di dalam ruangan itu. Benda-benda yang terbuat dari emas, beberapa berlian yang dipajang dengan kotak-kotak kaca yang harganya tentu saja selangit. Siapa yang berani meragukan kekayaan Oriel setelah melihat apa isi dari ruangan rahasia yang mungkin bisa membeli banyak perusahaan besar. Beverly kembali ke tujuan awalnya, ia datang bukan untuk mengukur seberapa kaya Oriel. Ia membuka beberapa laci dengan hati-hati. Memeriksa setiap berkas yang ada di laci.
Setelah mencari beberapa saat Beverly tak menemukan apa yang ia cari. Hingga ia menggeser sebuah lukisan dan ia menemukan sebuah pintu ruangan dari baja.
"Aih, sepertinya aku harus meledakan pintu ini, tapi peralatanku tidak ada sekarang." Beverly menghela nafasnya. "Lebih baik aku mencoba memasukan kata sandinya saja." Beverly memasukan tanggal lahir Oriel tapi tidak terbuka, ia membuka dengan tangga lahir ayah Oriel, tapi juga tidak terbuka, ia mencoba dengan tanggal lahir ibu Oriel namun tidak terbuka.
"Tanggal pertama kita bertemu."
Suara itu membuat Beverly menegang.
"Masukan tanggalnya, Bev. Aku tahu kau ingat dengan benar tanggalnya."
Beverly mau tak mau membalik tubuhnya, ia melihat ke Oriel yang tak memegang senjata sama sekali. Ia pikir saat ini Oriel akan membunuhnya tapi sepertinya ia salah.
"Ambil apa yang kau butuhkan di dalam sana, tapi jangan pernah berpikir kau bisa pergi dariku, Bev."
"Kau tahu aku mengincar sesuatu darimu?"
Oriel menghela nafas, ia mengambil sebuah remote dan terbukalah sebuah lukisan lain. Disana ada sebuah layar besar yang memperlihatkan seluruh isi rumah kecuali kamar Oriel.
"Penjaga di rumahku terlatih, Bev. Meski tak ada rekaman ini mereka bisa memberitahuku apa saja yang kau lakukan. Mereka tak bergerak karena aku mengizinkan kau menggeladah rumahku. Aku ini ketua mafia, Bev. Tak mungkin aku melewatkan sesuatu. Berikan apa yang Daddymu inginkan tapi jangan pernah berpikir untuk pergi dari tempat ini. Aku mencintaimu, aku biarkan kau karena aku mencintaimu." Oriel sudah mengetahui tentang sepak terjang Beverly dalam dunia tipu menipu namun hanya ini saja yang bisa Oriel cari tahu tentang Beverly. Rahasia tentang Beverly adalah pemimpin agen rahasia masih tetap jadi rahasia.
Oriel mendekat ke Beverly, menekan angka pertemuan pertama mereka, memutar baja yang berbentuk seperti kemudi kapal dan pintu baja terbuka.
"Masuklah."
Beverly masih diam.
"Masuklah sebelum aku berubah pikiran, Bev. Aku bisa membunuh Daddymu karena mencoba mengirim penyusup di kediamanku, ambil apa yang kau butuhkan dan berikan padanya."
Beverly tak punya pilihan lain, Oriel memberikannya dengan suka hati. Cinta membuat orang seperti Oriel memberikan apapun pada Beverly.
Beverly masuk ke dalam ruangan itu, dan ternyata disana lebih gila lagi. Sebuah ruangan yang bagian tengahnya diisi dengan tumpukan dollar yang ia tak tahu berapa jumlahnya. Wajar saja jika pintu itu terbuat dari baja, isinya benar-benar membuat mata terbuka lebar.
"Carilah apa yang kau butuhkan, Bev." Kecewa? Jelas saja Oriel kecewa. Tapi ia sendiri yang ingin tahu tentang apa yang Beverly cari, ia sendiri yang tak bisa menahan rasa ingin tahunya meski ia sadar pada akhirnya dialah yang akan merasakan sakitnya. Dan benar saja, rasanya memang benar-benar menyakitkan. Beverly merencanakan pertemuan mereka hanya karena menginginkan sesuatu darinya, tapi perasaannya sudah terlanjur ia berikan pada Beverly ia tidak bisa menarik lagi perasaan yang sudah tertanam dalam hanya dalam waktu kurang dari satu bulan itu.
"Maaf." Beverly hanya bisa mengatakan itu.
"Tak apa, Bev. Sudah aku katakan, aku akan memberikan apapun yang kau mau. Tapi, aku lebih suka kau meminta padaku daripada kau bertindak seperti ini."
"Aku mempermainkanmu padahal kau sudah tulus padaku." Beverly tahu ketulusan yang Oriel berikan padanya bukanlah sandiwara seperti yang ia lakukan pada Oriel.
"Jika kau tidak berada dalam misimu mungkin kita tidak akan pernah bertemu, aku tidak pernah menyesal bertemu denganmu, kau milikku dan akan selalu jadi milikku."
"Aku tidak bisa jadi milik siapapun, Oriel. Aku harus melakukan apapun yang dikatakan oleh ayahku."
"Aku akan memberikannya banyak uang. Dari pekerjaanmu yang dia cari hanyalah uang, kan? Dan jika dia membutuhkan dukungan aku akan melakukannya." Oriel bahkan akan melakukan itu untuk Beverly, "Kau masuk sendiri tanpa aku undang. Kau tidak akan bisa pergi seperti ketika seenaknya kau datang ke kehidupanku, Nona Samantha Beverly."
"Kenapa kau harus menyukai wanita sepertiku, Oriel? Kau tahu benar bagaimana busuknya aku. Aku bahkan membiarkan pria meniduriku demi tugas dari ayahku."
"Aku tidak peduli kau siapa dimasalalu, Bev. Kau dimasa sekarang dan dimasa depan yang aku pedulikan. Hanya dua waktu yang aku inginkan bersamamu, sekarang dan selamanya. Aku tidak butuh kau mengerti apa maksud kata-kataku, Bev. Aku hanya memberitahumu bahwa kau tidak bisa pergi dariku."
Beverly tahu sulit meninggalkan Oriel. Ia pun tahu jika ia nyaman bersama dengan Oriel. Haruskah sekarang ia bersikap tak tahu malu dan tetap bersama Oriel? Ia bisa saja meninggalkan Oriel dengan semua kemampuannya. Memang akan sedikit sulit melewati orang-orang Oriel tapi ia yakin ia bisa keluar dari kediaman Oriel. Tapi, jika ia pergi maka ia melukai Oriel untuk yang kedua kalinya, tidakkah ia terlalu kejam pada Oriel?
"Berpikirlah untuk pergi, Bev. Aku akan merantaimu jika kau melakukannya."
"Aku tidak akan pergi. Aku tidak akan meninggalkanmu." Beverly memutuskan untuk tidak meninggalkan Oriel tapi dia juga tidak akan mengikuti kemauan ayahnya lagi. Ini sudah cukup baginya untuk mengikuti semua kemauan ayahnya.
Meski Beverly ingin pergi Oriel tetap tak akan membiarkannya, Oriel hanya memberikan Beverly satu pilihan, tetap berada di sisinya.
"Dokumen apa yang kau butuhkan?"
"Penggelapan dana tentang kapal."
Oriel segera melangkah ke melangkah ke barisan laci, ia membuka sebuah laci dan mengambil isinya.
"Ini." Oriel memberikan berkas itu pada Beverly. "Aku akan mengantarkanmu memberikan ini pada Daddymu."
"Tidak perlu, Oriel. Aku akan mengantarnya sendiri, aku bersumpah akan kembali ke kediamanmu."
"Baiklah, ini sudah terlalu larut. Ayo ke kamar, kau harus istirahat."
"Hm, baiklah." Beverly menurut. "Bagaimana dengan Zavier?"
"Dia sudah diobati, dalam dua hari dia akan dibawah pengaruh obat bius."
"Zavier melindungi wanitanya dengan baik."
"Dia selalu mengorbankan dirinya untuk orang-orang yang dia sayangi. Kami ini mafia, Bev, tapi kami tahu cara mencintai wanita kami lebih dari orang-orang biasa."
Beverly memandang iris indah Oriel, "Aku beruntung memiliki kau yang mencintaiku." Ia tersenyum.
"Aku yang lebih beruntung memilikimu, Bev."
Dimana lagi Beverly akan dapatkan cinta yang seperti ini jika bukan dari Oriel? Mungkin ada yang bisa mencintainya tapi tak akan sama seperti Oriel mencintainya.
Saat ini ia memang belum bisa mengatakan ia mencintai Oriel tapi yang harus ia katakan adalah bahwa saat ini ia ingin bersama dengan Oriel. Merasakan hangatnya dekapan Oriel, perhatian Oriel dan cinta dari Oriel.