Di perjalanan pulang...
Daehyun menjemput Kyuna di daerah tempat tinggal Taehyung. Kyuna memutuskan menghubungi Daehyun untuk menjemputnya.
"Kyuna, kenapa kau bisa ada di daerah itu? Apa temanmu tinggal di sana?"
"eum" gumam Kyuna, mengiyakan.
Daehyun melihat Kyuna yang hanya diam saja dan terlihat seperti memikirkan sesuatu "Kyuna, apa yang sedang kau pikirkan? apa terjadi sesuatu? Kenapa wajahmu menunjukkan kalau kau sedang tidak baik?"
"Bukan apa-apa, oppa" jawab Kyuna. "Hmmm... oppa, apa tidak ada petunjuk siapa yang menabrak Kyuwon?" tanya Kyuna mengalihkan pembicaraan.
"Tidak ada, Kyuna. Tidak ada bukti atau saksi saat kecelakaan itu terjadi. Polisi juga tidak bisa berbuat banyak... Mungkin Kyuwon tahu siapa pelakunya... Tapi untuk sekarang, kita tidak bisa menemukan petunjuk... setidaknya, sampai Kyuwon sadar"
"Kapan Kyuwon akan sadar, oppa?" Kyuna terdengar putus asa.
"Aku tidak tahu, Kyuna. Dokter juga tidak bisa memprediksinya. Tidak ada tanda-tanda Kyuwon akan sadar."
"Aku rindu Kyuwon Eonni" ucap Kyuna. Matanya sedikit berkaca-kaca.
"Kita hanya bisa berharap baik untuk Kyuwon... Bertahanlah Kyuna." ucap Daehyun menguatkan Kyuna.
Kyuna melihat pemandangan malam yang sepi di sepanjang jalan lewat kaca mobil di sampingnya. Pikirannya membawa Kyuna ke pembicaraannya dengan Taehyung tadi.
"Benar, bahkan sebagai adiknya, aku memang tidak tahu apa-apa tentang Kyuwon." ucap Kyuna dalam hati. Air matanya menetes, Kyuna tetap melihat ke arah samping, menyembunyikan wajahnya dari Daehyun. Ia tidak ingin Daehyun tahu kalau saat ini Kyuna menangis.
Flash back, di apartemen Taehyung
"Taehyung... aku mohon... jangan katakan pada yang lain... kalau aku... bukan Kyuwon..." ucap Kyuna.
Taehyung diam sejenak sambil tetap menatap mata Kyuna. Taehyung tidak pernah sedekat ini dengan Kyuna sebelumnya, ada semacam perasaan nyaman yang Taehyung rasakan hanya dengan menatap wajah dan mata Kyuna. Bagi Taehyung, mata Kyuna meneduhkannya.
Tapi berbeda dengan yang Taehyung rasakan, Taehyung malah bertanya dengan nada dingin pada Kyuna.
"Kenapa aku harus melakukannya?"
Kyuna sedikit kaget mendengar pertanyaan Taehyung apalagi dengan nada dingin Taehyung, namun bagi Kyuna, ini kesempatannya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, yang selama ini ia bebani sendiri.
"Itu... karena... Kyuwon mengalami kecelakaan dan sekarang Kyuwon koma. Aku tidak bisa membiarkan Kyuwon dikeluarkan dari sekolah. Aku harus menggantikannya. Aku mohon, jangan katakan pada yang lain..."
"Lalu, apa keuntungannya bagiku?" tanya Taehyung lagi masih dengan nada dingin. Ia sebenarnya terkejut mendengar Kyuwon sedang koma, tapi Taehyung menyembunyikan keterkejutannya.
"Itu..."
Kali ini Kyuna tidak bisa menjawab. Berbeda dengan harapannya, respon Taehyung masih sama, dingin dan terkesan tidak peduli.
Taehyung melepaskan tangannya dari tangan Kyuna.
"Apa kau menyuruhku untuk berbohong denganmu? dan membodohi orang-orang?" ucap Taehyung dengan nada sedikit meninggi.
Perkataan Taehyung membuat Kyuna terpojok dan hanya diam, hatinya sedikit sakit mendengarnya.
"Taehyung..." Kyuna mencoba untuk berkata pada Taehyung. Tapi sebelum Kyuna melanjutkannya, Taehyung langsung berbicara lagi.
"Apa kau bodoh? Menyamar sebagai Kyuwon. Apa kau tidak bisa menyamar dengan baik? Apa kau tidak tahu bagaimana Kyuwon?" ucap Taehyung dengan nada tinggi. Taehyung terkesan seperti memarahi Kyuna. Ia mengatakannya karena khawatir pada Kyuna.
Kyuna diam. Matanya sedikit berkaca-kaca. Taehyung memang benar, Kyuna tidak tahu benar tentang Kyuwon.
Melihat mata Kyuna berkaca-kaca. Taehyung merasa bersalah.
"Hentikan....kau hanya membahayakan dirimu sendiri" ucap Taehyung.
Taehyung sebenarnya khawatir pada Kyuna, apalagi setelah tahu bahwa Kyuna harus menyamar sebagai Kyuwon.
Kyuna sedikit menundukkan kepalanya, mengalihkan tatapannya dari Taehyung. Sementara, Taehyung masih menatap Kyuna. Sejenak hening terjadi antara keduanya. Tapi itu tidak berlangsung lama. Masih sedikit menunduk, Kyuna berbicara.
"Aku tidak bisa... aku tidak bisa berhenti sekarang." ucap Kyuna "Bahkan jika itu berbahaya, aku akan melakukannya..."
Kyuna mengangkat kepalanya dan menatap Taehyung, "Aku akan melakukannya demi orang yang ingin aku lindungi. Kau mungkin tidak mengerti itu"
Ucapan itu mengakhiri pembicaraannya dengan Taehyung.
Kyuna pun melangkah pergi menuju pintu, membukanya lalu keluar dan menutup pintu kembali.
Taehyung hanya diam menatap Kyuna yang pergi dari apartemennya.
Setelah menutup pintu. Kyuna sedikit menangis. Pembicaraanya dengan Taehyung tadi membuat Kyuna sedih.
Taehyung masih diam di tempatnya dan mengingat kembali perkataan Kyuna tadi.
"Bahkan jika itu berbahaya, aku akan melakukannya... Aku akan melakukannya demi orang yang ingin aku lindungi. Kau mungkin tidak mengerti itu"
Taehyung pun beranjak dari tempatnya menuju pintu, ia membuka pintu apartemennya, berharap Kyuna masih ada di sana. Taehyung tidak mau membiarkan Kyuna pulang sendirian. Tapi setelah membuka pintu, Kyuna sudah tidak ada, ia sudah pergi dari sana.
Dengan sedikit berlari, Taehyung menuju lift. Masuk ke dalam lift dan menuju lantai bawah. Sampai di sana, Taehyung berlari menuju luar gedung. Namun, di sana dia juga tidak menemukan Kyuna. Taehyung pun berlari menuju jalan besar. Tiba-tiba ia berhenti. Taehyung melihat Kyuna di sisi jalan. Tak lama sebuah mobil datang, lalu Kyuna pun masuk ke mobil itu.
Taehyung melihat mobil itu melaju. "Setidaknya, dia pulang dengan selamat" ucapnya.
Flashback end
***
Di sekolah...
Jam istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Kyuna duduk sendirian di tempat duduk bagian atap sekolah. Kyuna menundukkan kepalanya. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Jin melihat Kyuna. Tanpa disadari Kyuna, Jin sudah berdiri di sampingnya.
"Kyuwon, apa yang kau pikirkan?"
Pertanyaan dari Jin membuat Kyuna mengangkat kepalanya dan menatap Jin.
"Oh.. Jin.." ucap Kyuna, "Bukan apa-apa."
Jin melihat tatapan Kyuna yang sedikit berbeda. Jin melihat tatapan Kyuna yang sendu membuat Jin khawatir padanya.
"Kau tidak makan lagi?"
"Aku tidak lapar"
Jin lalu duduk di samping Kyuna.
Jin membawa bekal makan siang.
"Kau harus makan" ucap Jin lalu ia membuka kotak bekalnya. Jin membuat bekal itu sendiri. Dia memang pandai memasak.
"Aku tidak lapar, kau saja yang makan." sahut Kyuna menolaknya. Kyuna akhir-akhir ini memang tidak berselera makan.
"Aku sudah makan... Ck.. Kau memang tidak lapar, tapi perutmu itu ingin diberi makan." ucap Jin sambil menyerahkan kotak makannya, lalu memberikan sendok di tangan Kyuna. "Kau harus makan, ehm?"
Kyuna tidak mau berdebat dengan Jin soal makan. Walaupun ia tidak lapar tapi Kyuna menghargai Jin yang sudah membawakannya makanan. Kyuna pun memakan perlahan sementara Jin masih duduk di samping Kyuna. Menunggunya, memastikan Kyuna memakannya.
Bel masuk berbunyi tepat setelah Kyuna menghabiskan makanannya. Kyuna menutup lagi kotak bekal Jin. "Gomawo...." ucap Kyuna sambil menyerahkan kotak makan Jin.
Jin mengambil kotak makannya.
"karena sudah baik padaku." ucap Kyuna.
Sejenak Jin menatap mata Kyuna.
"Ayo ke kelas" ajak Jin.
Jin beranjak pergi dan diikuti Kyuna dibelakangnya.
Saat di koridor kelas, Kyuna dan Jin berpapasan dengan Taehyung.
Taehyung melihat Jin dan Kyuna di sampingnya. Kyuna sedikit kaget melihat Taehyung. Jujur, Kyuna merasa canggung bertemu dengan Taehyung sejak kejadian semalam.
Taehyung menatap Kyuna lalu beralih pada Jin.
"Hyung, aku ingin bicara." ucap Taehyung pada Jin.
Jin mengalihkan tatapannya pada Kyuna yang ada di sampingnya, "Kyuwon, kau duluan." ucapnya pada Kyuna.
Kyuna pun pergi duluan, meninggalkan Taehyung dan Jin.
"Apa yang ingin kau bicarakan, Taehyung?" tanya Jin.
"Sebaiknya hyung jangan dekati dia" ucap Taehyung.
"Kenapa?" Ia paham siapa yang dibicarakan Taehyung.
"Karena aku menyukainya, hyung." jawab Taehyung dalam hati.
"Karena dia itu rival kita, bukankah aneh kalau kau malah baik padanya?" ucap Taehyung.
"Mungkin kau benar, tapi Kyuwon sekarang berubah, dan mungkin dia bukan rival kita lagi." jawab Jin, lalu mengajak Taehyung ke kelas, "Sudahlah, ayo kita ke kelas." sambil merangkul bahu Taehyung.
***
Jam pulang sekolah...
Airin, Seulgi, dan Hyejeong beranjak dari kursinya, diikuti oleh Kyuna di belakang. Tiba-tiba Airin membalikkan badannya, Seulgi dan Hyejeong pun membalikkan badannya. Kini mereka menatap Kyuna. Kyuna diam, menunggu apa yang akan dikatakan Airin, Seulgi, dan Hyejeong.
"Kyuwon, apa yang sebenarnya terjadi? Ceritakan pada kami, kenapa kau menghilang waktu itu? dan kenapa sekarang kau sangat berubah? Bahkan kau menolong Byeongsun. Kau tahu, kau bukan Kyuwon yang dulu aku kenal. Katakan kenapa kau berubah?" tanya Airin panjang lebar, ucapan Airin seperti mengintimidasi Kyuna.
Airin, Seulgi, dan Hyejeong menunggu jawaban Kyuna.
"Maaf... tapi aku tidak bisa menceritakannya sekarang." Kyuna berpikir bukan sekarang saatnya untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kyuwon. Apalagi posisinya saat ini masih berada di sekolah.
Jawaban Kyuna membuat Airin, Seulgi, dan Hyejeong kecewa.
"Kenapa kau tidak bisa menceritakannya sekarang? Katakan! Apa alasannya? Apa kau tidak percaya lagi pada kami? APA KAMI BUKAN LAGI TEMANMU?" tanya Hyejeong beruntun dengan nada meninggi.
"Bukan seperti itu..." jawab Kyuna lemah.
"Kyuwon, jika itu yang kau inginkan. Aku mengerti. Tapi, apa kau mengerti? Sekarang kami sangat kecewa padamu." ucap Seulgi. Lalu pergi meninggal Kyuna, diikuti oleh Airin dan Hyejeong.
Kyuna tidak bisa mengatakannya sekarang, ia pun melihat kepergian Airin, Seulgi, dan Hyejeong yang meninggalkannya.
Jimin melihat Airin, Seulgi, dan Hyejeong keluar kelas dengan wajah kecewa dan kesal. Hal itu membuat Jimin penasaran lalu melangkah menuju kelas mereka. Lewat jendela Jimin melihat masih ada sedikit siswa yang ada di kelas 3-2. Tapi pandangannya tertuju Kyuna yang berdiri di kelas, ia melihat wajah Kyuna yang sedih dan sedikit menunduk.
***
Ujian akan berlangsung seminggu lagi, semua murid sibuk mempersiapkannya. Airin, Seulgi, dan Hyejeong pun begitu, mereka bahkan mengabaikan Kyuna dan seakan menjauhinya, mereka sibuk belajar keras menghadapi ujian.
Bagi Kyuna, ia tidak perlu susah-susah untuk belajar keras. Karena memang Kyuna dianugerahi otak yang cerdas. Bahkan hanya dengan sedikit belajar ia bisa melewati ujian dengan baik. Kyuna sekarang bukannya memikirkan ujian ia malah memikirkan siapa penabrak Kyuwon.
***
Malam ini, Jin menemani Jimin bermain basket. Mereka berduel satu lawan satu. Jimin men-dribble bola, melewati Jin, dan memasukkannya ke dalam keranjang basket. Jimin lihai dalam bermain basket. Tak mau kalah, kini giliran Jin men-dribble bola, berusaha melewati Jimin dengan sedikit mengecohnya lalu memasukkan bola itu, mencetak poin. Hampir satu jam mereka bermain basket.
Jimin berbaring di tengah lapangan. "Kurasa malam ini cukup, hyung." ucapnya pada Jin.
Jin menghampiri Jimin dan duduk di sebelahnya. "Kau ini kenapa, Jimin? Biasanya kau yang paling bersemangat bermain basket lama" ucap Jin sedikit tertawa.
"Aaahhh... mungkin karena akan ujian, makanya aku sedikit stres," sahut Jimin asal.
Jimin bangkit dan melihat Jin memutarkan bola basket dengan satu jarinya. "Oh, hyung, aku kasian pada Kyuwon" ucap Jimin.
"Kenapa?" Jin menghentikan aktivitasnya lalu menatap Jimin.
"Beberapa hari lalu aku melihat Kyuwon ditinggalkan teman-temannya di kelas dan aku juga lihat akhir-akhir ini Kyuwon jarang bersama teman-temannya. Kurasa ia sedang dijauhi oleh mereka."
"Kenapa bisa begitu?" tanya Jin heran.
"Kau ingat hyung waktu kita memberitahu kalau Kyuwon menolong Byeongsun. Mereka kaget mendengarnya. Kurasa kyuwon tidak menceritakannya pada mereka dan sekarang mungkin terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Aku jadi sedikit kasian pada Kyuwon."
"Kenapa mereka begitu? Padahal mungkin mereka tahu kalau Kyuwon mengalami kecelakan." ujar Jin, ia tidak sadar mengatakan bahwa tentang Kyuwon mengalami kecelakaan.
"Apa? Kyuwon mengalami kecelakaan? Benarkah? hyung tahu dari mana?" tanya Jimin kaget mengetahui kalau Kyuwon ternyata mengalami kecelakaan.
Pertanyaan Jimin membuat Jin terkejut, ia baru sadar kalo sudah mengatakan tentang kecelakaan Kyuwon, "Itu... aku tidak sengaja mendengarnya." jawab Jin jujur.
"Hyung, kurasa teman-teman Kyuwon tidak tahu kalau Kyuwon mengalami kecelakaan. Kalau mereka tahu, mana mungkin mereka akan menjauhinya." ucap jimin. "Pantas saja Kyuwon berubah." sambungnya.
***
Sedangkan malam hari di sekolah...
Yoongi bersama dua siswa Diamond High School.
"Ada apa kau memanggil kami?" tanya Yewon sedikit ketakutan.
"Aku hanya ingin memberitahu kalau ini saatnya kalian membalas Kyuwon." ucap Yoongi.
"Apa maksudnya?" tanya Haneul, ia tidak paham apa yang dikatakan Yoongi.
"Aku punya ide untuk membalas Kyuwon dan itu membutuhkan bantuan kalian." ucap Yoongi pada Yewon dan Haneul. Mereka adalah siswa Diamond High School yang pernah diperlakukan kasar oleh Kyuwon.
"Ide? Seperti apa?" kali ini Yewon penasaran.
Yoongi tersenyum licik, ia merencanakan untuk menjebak dan memojokkan Kyuna di depan seluruh siswa Diamond High School.
***
Keesokan harinya...
Airin baru keluar dari toilet. Ia kaget melihat Jimin berada di depan toilet perempuan, seperti sedang menunggunya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Airin dingin.
Tanpa menjawab pertanyaan Airin, Jimin langsung menarik tangan Airin lalu membawanya. Airin yang kaget dengan tindakan Jimin berusaha melepaskan tangannya, ia meronta.
"Apa kau gila? Cepat lepaskan aku." ucap Airin sambil tetap berusaha melepaskan tangannya.
Jimin tidak memperdulikan ucapan Airin, ia tetap menarik Airin dan membawanya ke belakang sekolah.
Sampai di pojok dinding belakang sekolah, Jimin sedikit mendorong Airin hingga ia membentuk tembok. Jimin kesal karena Airin terus meronta melepaskan tangannya sejak tadi.
Airin sekarang terjebak antara tembok dan juga Jimin yang ada di depannya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Airin, masih dengan nada dinginnya.
Jimin menatap Airin dan berkata, "Aku hanya ingin mengatakan kalau kalian sebaiknya jangan menjauhi Kyuwon."
"Apa pedulimu?" tanya Airin sinis.
"Aku mengatakan begini bukan karena aku peduli, hanya saja melihat kalian seperti itu benar-benar membosankan."
"Itu urusan kami, kau tidak usah ikut campur."
"Kau ini temannya atau bukan? Kau tahu kenapa Kyuwon menghilang?" Jimin kesal dengan jawaban Airin. "Dia mengalami kecelakaan, kau tahu itu" sambungnya.
"Apa?" Airin kaget. "Apa kau pikir aku akan percaya dengan apa yang kau katakan?"
"ck..." Jimin berdecak kesal.
Tanpa Jimin dan Airin sadari, ada seseorang murid yang menguping pembicaraan mereka.
"Kyuwon mengalami kecelakaan? Ini berita hebat" ucap murid itu lalu pergi dari tempat persembunyiannya.
"Terserah kau saja" sahut Jimin tidak peduli.
Jungkook melihat Jimin dan Airin. "hyung..." panggil Jungkook lalu ia menghampiri Airin dan Jimin.
"hyung, apa yang sedang kau lakukan dengannya? Apa kalian..." Jungkook penasaran dan asal menebak.
Jimin tidak peduli apa yang dikatakan Jungkook, kemudian ia pergi meninggalkan Jungkook dan Airin.
Jungkook melihat Jimin pergi, "hyung, tunggu aku." ucapnya. Jungkook sekilas menatap Airin lalu ia berjalan cepat mengejar Jimin.
Airin masih mematung di tempatnya, "Kyuwon mengalami kecelakaan?"
***
Kyuna berjalan sepanjang koridor menuju kelasnya. Semenjak ia melewati gerbang, Kyuna merasa ada yang aneh. Banyak murid menatapnya dan saling berbisik membicarakannya.
"Kenapa mereka menatapku begitu?" ucap Kyuna.
"Kau tidak tahu?" ucap Taehyung tiba-tiba. Membuat Kyuna menoleh kaget pada Taehyung.
"Mereka seperti itu karena ini." ucap Taehyung lalu memperlihatkan layar ponselnya pada Kyuna.
Kyuna terkejut membacanya.
"Alasan Kyuwon menghilang karena ia mengalami kecelakaan."
"Bagaimana mereka bisa tahu?" pikir Kyuna lalu menatap Taehyung.
Taehyung menyimpan ponselnya dalam saku celana.
"Orang-orang bodoh" ucap Taehyung. "Berhati-hatilah mungkin setelah ini kau semakin dalam bahaya."
Kemudian Taehyung pergi. Sejujurnya, Kyuna takut pada apa yang dikatakan Taehyung.
Di kelas, Airin, Seulgi, dan Hyejeong menanyakan berita yang tersebar dan Kyuna pun membenarkan hal itu. Airin, Seulgi, dan Hyejeong merasa bersalah karena telah mengabaikan Kyuna akhir-akhir ini, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Kyuwon.
***
Malam hari...
Kyuna sudah ada di apartemen Daehyun, ia masih memakai seragamnya. Kyuna melihat ponselnya. Ada pesan masuk. Kyuna membukanya.
"Kyuwon, datanglah sekarang ke sekolah.
Ada yang ingin aku bicarakan."
Yewon.
"Yewon? Siapa dia?" ia tidak mengenal siapa yang mengirimnya pesan itu.
Tanpa mengganti seragamnya, Kyuna pergi kembali ke sekolah.
Di sekolah, Kyuna tidak melihat siapa-siapa. Suasana sekolah sudah gelap dan sepi.
Ada pesan masuk lagi.
"Kyuwon, aku di koridor kelas lantai 3. Kemarilah"
Kyuna berjalan menuju lantai 3. Di sana ia melihat dua perempuan memakai seragam sama sepertinya. Kemudian Kyuna pun menghampiri mereka.
"Kalian yang menyuruhku kemari?" tanya Kyuna.
Yewon dan Haneul tersenyum. "Kau benar." jawab Haneul.
"Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Kyuna.
"Hmmm... aku dengar kau mengalami kecelakaan. Apa itu benar?" tanya Haneul berbasa-basi.
"hmm... itu benar." jawab Kyuna.
Yewon dan Haneul pun berbicara banyak pada Kyuna. Sebenarnya hal-hal tidak penting. Mereka melakukannya agar pertemuan mereka dengan Kyuna terekam CCTV.
***
Hari H ujian berlangsung.
Para siswa mengerjakan soal dengan serius, ada juga yang main-main, dan malah ada siswa yang memilih untuk tidur di tengah ujian. Hasil ujian akan langsung diumukan pada jam istirahat siang. Semua siswa menunggu dengan cemas.
Akhirnya, pengumuman penilaian ditempel di mading utama sekolah yang terletak di lantai satu. Para siswa berdesak-desakkan melihatnya.
"Hei, Kim Namjoon mendapat peringkat satu lagi"
"Tapi, lihat peringkat kedua... LEE KYUWON."
"Apa? Benarkah?"
"Bukankah biasanya Kyuwon selalu diperingkat bawah."
"YA, LEE KYUWON MENDAPAT PERINGKAT KEDUA" teriak salah satu murid yanng berada di depan mading.
Teriakan itu membuat semua siswa yang di sekitar mading berkumpul dan berebut melihat hasil ujian.
BTS datang ke arah mading, semua siswa langsung menyingkir dari mading.
"Kau lagi-lagi dapat peringkat pertama," ucap Jin pada Namjoon.
"Hyung, lihat... KYUWON BERADA DI PERINGKAT KEDUA." sahut Jungkook setengah berteriak, ia terkejut melihat hasil ujian.
Anggota BTS pun melihat siapa nama di bawah Namjoon, dan itu benar Lee Kyuwon.
Kyuna menuruni tangga dan berjalan menuju mading bersama Airin, Seulgi, dan Hyejeong. Lagi-lagi Kyuna mndapatkan tatapan aneh dari semua murid dan mereka saling berbisik membicarakannya.
Kyuna, Airin, Seulgi, dan Hyejeong ingin melihat hasil ujian, tapi BTS tepat di depan mading dan melihat ke arah mereka.
"Apa ini efek kecelakan. Kyuwon tiba-tiba jadi pintar." ucap Hoseok.
"Selamat, kau mendapat peringkat dua. Tapi kau tidak bisa mendapat peringkat pertama. Karena kau tahu kenapa. Itu adalah tempatku." ucap Namjoon.
Tidak tanggapan dari Kyuna, ia hanya diam
Murid lain saling berbisik.
"Ya, ini seru, kedua leader bersaing mendapatkan peringkat pertama."
"Tidak aku sangka kalau mereka kini bersaing dalam hal akademik."
"Peringkat kedua? Padahal aku rasa tadi banyak jawaban yang aku salahkan." batin Kyuna.
Kemudian datang Guru Han datang menghampiri Kyuna dan Namjoon. Semua siswa Diamond High School yang berkumpul di lantai satu menunduk memberi hormat pada Guru Han.
"Selamat Namjoon, kau selalu mendapatkan peringkat pertama." ucap Guru Han.
Namjoon sedikit membungkukkan badannya pada Guru Han, memberi hormat.
Kini Guru Han beralih pada Kyuna "Selamat Kyuwon, kau juga melakukannya dengan baik."
"Terima kasih, Guru Han" ucap Kyuna. Sebenarnya ini hal yang tidak diinginkan oleh Kyuna, menjadi pusat perhatian lagi.
"GURU HAN" teriak seorang murid.
Teriakan itu membuat semua murid mengalihkan tatapannya pada siswa berteriak itu dan kini menghampiri Guru Han dan Kyuna, dia adalah Yewon.
"Guru Han, Kyuwon telah berbuat curang." ucap Yewon. "Kemarin malam dia memaksaku mencuri soal ujian. Guru bisa melihat rekaman CCTV" sambungnya.
Perkataan Yewon membuat Guru Han, Kyuna, Airin, Seulgi, Hyejeong, anggota BTS dan semua murid terkejut, kecuali Yoongi, dia memang sudah merencanakan ini.
Semua orang kini menatap Kyuna dengan tatapan menuduhnya. Kyuna sendiri merasa terpojok karena hal itu.
Bersambung