Guru Han melihat Yewon dan Kyuna. "Kalian berdua ikut aku!" perintah Guru Han tegas membuat yang lainnya murid lain sedikit tegang.
Guru Han hendak pergi dan Yewon di belakangnya. Tiba-tiba Kyuna berbicara, "Tapi Guru Han, itu tidak benar." ujar Kyuna. Akhirnya Kyuna berbicara, setelah sebelumnya ia sibuk memahami apa yang terjadi, tuduhan padanya membuat Kyuna sedikit emosi pada Yewon.
"Lee Kyuwon, apa kau membantah gurumu? KUBILANG IKUT AKU!" ucap Guru Han dengan nada meninggi. Guru Han yang tadi berkata ramah pada Kyuna, sekarang ia terlihat galak.
Airin, Seulgi, dan Hyejeong hanya bisa melihat Kyuna. Mereka bingung mesti berbuat apa. Antara percaya dan tidak terhadap tuduhan yang dilayangkan Yewon pada Kyuna. Sementara murid lain saling berbisik.
"Benarkah Kyuwon berbuat curang?"
"Pantas saja dia dapat peringkat kedua"
"Kau benar, mana mungkin dia tiba-tiba mendapat peringkat kedua, pasti ada yang tidak beres."
"Aku rasa Kyuwon belum sepenuhnya berubah, dia tetap menindas orang lain."
"Padahal Guru Han sudah memberi selamat padanya, ternyata dia berbuat curang."
"Kau benar, ini sangat memalukan."
Namjoon tersenyum meremehkan Kyuna. Jin ingin menolong Kyuna dari situasi ini. Ia tidak suka orang-orang memojokkannya seperti itu. Sedangkan Taehyung, dia berpikir, "Ada yang tidak beres, Kyuna pasti dijebak."
Kyuna terpaksa mengikuti Guru Han dan Yewon berjalan di sampingnya. Guru Han membawa mereka ke ruang bimbingan.
Di ruang bimbingan...
Kyuna dan Yewon duduk bersebelahan sementara Guru Han duduk di depan mereka. Kyuna melirik Yewon dengan tatapan curiga.
"Yewon katakan apa yang terjadi." ucap Guru Han.
"Itu... seperti yang aku katakan tadi, Kyuwon memaksaku mencuri salinan soal ujian kemarin malam. Dia mengancamku kalau aku tidak melakukannya dia akan berbuat jahat padaku." ucap Yewon berbohong. "Sebenarnya aku tidak mau mmelakukannya, tapi Kyuwon mengancamku, aku takut." sambung Yewon, kali ini dengan ekspresi seperti hendak menangis.
"Kyuwon, apa benar yang dikatakannya?"
Kyuna melirik orang yang di sebelahnya itu lalu menatap Guru Han, "Itu tidak benar. Aku tidak melakukannya."
"Kyuwon berbohong Guru Han, kemarin malam Kyuwon, Haneul, dan aku berada di sekolah. Kalau guru tidak percaya, guru bisa tanyakan pada Haneul dan memeriksa rekaman CCTV."
"Siapa di sini yang berbohong, jelas-jelas kau yang berkata tidak benar." ucap Kyuna sedikit emosi. Ia tidak suka dituduh seperti itu.
"Guru Han bisa lihat sendiri bahkan di depan guru, Kyuwon berkata seperti itu padaku."
"APA?" Kyuna menatap kesal Yewon.
"Sudah cukup!" Guru Han menghentikan percakapan Yewon dan Kyuna. "Kita akan periksa rekaman CCTV dan memanggil Haneul, kalian tidak boleh pulang sekolah hari ini sebelum pemeriksaan selesai!"
Guru Kim yang ada di sebelahnya berbisik pada Guru Han, "Memang ada keanehan saat aku menghitung jumlah soal ujian cadangan, ada kurang satu Guru Han."
Guru Han pun memanggil Haneul dan petugas CCTV kemudian meminta rekaman kemarin malam. Guru Han melihat rekaman itu dan terlihat kalau Kyuna, Haneul, dan Yewon memang ada di sekolah kemarin malam. Guru Han juga mengintrogasi Haneul, ia pun berbohong kepada Guru Han untuk menjebak Kyuwon.
"Dari rekaman CCTV memang benar kau, Haneul, dan Yewon berada di sekolah kemarin malam. Bukankah tadi kau bilang itu tidak benar, tapi jelas-jelas dari rekaman CCTV kau bertemu mereka kemarin malam. Apa kau berbohong tadi, Kyuwon?" tanya Guru Han, mengarah pada Kyuna.
"Itu... memang benar aku bertemu mereka semalam..." belum Kyuna menyelesaikan kalimatnya, Yewon sudah menyambarnya dengan perkataan memojokkan Kyuna. "Guru bisa mendengar yang tadi dikatakan Kyuwon, dia memang bertemu aku dan Haneul kemarin malam, dan di sana Kyuwon memaksa kami."
"Apa?" Kyuna kaget. "Tapi Guru Han..."
"Kyuwon, apa kau akan menggelak lagi? sudah ada bukti dan saksi kau melakukan itu. Aku akan memanggil orang tua atau walimu untuk datang besok ke sekolah."
"Tapi Guru Han..." ucap Kyuna, ia tidak terima keputusan Guru Han.
"Sekarang kalian boleh pulang." ucap Guru Han pada Kyuna, Yewon, dan Haneul, dan tidak memperdulikan Kyuna yang hendak berbicara.
***
Setelah selesai dari ruang bimbingan, Kyuna, Haneul, dan Yewon diperbolehkan pulang. Saat keluar dari ruang bimbingan. Kyuna sebentar menatap Yewon dan Haneul dengan tatapan curiga kemudian pergi keluar gedung sekolah untuk pulang, sementara Yewon masih di sekolah ia pergi ke toilet dulu, Haneul sendiri memilih pulang sendiri tanpa Yewon.
***
Kyuna berjalan keluar gedung sekolah menuju halte. Namun, Kyuna tidak berniat naik bis, ia hanya melewati halte itu dan melanjutkan jalannya. Di belakang, Jin mengikuti Kyuna sejak ia keluar dari gerbang. Jin memang menunggu Kyuna. Namun, Kyuna tidak melihat Jin. Kyuna berjalan lemas. Ia masih tidak percaya jika mengingat kejadian tadi di ruang bimbingan.
Hari ini Kyuna pulang sendiri, Daehyun sedang ada urusan sehingga tidak bisa menjemput Kyuna. Jin masih mengikuti Kyuna di belakangnya.
Meow
Kyuna mendengar suara kucing. Ia menoleh ke sumber suara. Kyuna melihat seekor kucing duduk di trotoar dekat taman kota.
Meow
Kyuna menghampiri kucing itu. kucing putih dan gemuk karena bulunya yang lebat. Dengan lembut, Kyuna mengelus kepala kucing itu lalu mengangkatnya dengan kedua tangannya.
"Kucing ini bukan kucing liar." ucap Kyuna sambil melihat kalung di leher kucing itu. Kyuna terlihat senang melihat kucing itu dan sejenak melupakan kejadian tadi di sekolah.
Meow
"Siapa namamu? dan ke mana pemilikmu?Apa kau tersesat?" tanya Kyuna kepada kucing yang ada di depan wajahnya itu. Kucing itu hanya mengerakkan kepalanya ke kiri.
Meow
Jin tersenyum melihat Kyuna bertanya kucing itu, namun raut wajahnya berubah. Jin teringat kejadian saat di tahun pertama bertemu Kyuwon.
Kemudian Jin pun menghampiri Kyuna.
"Kurasa dia memang terpisah dari pemiliknya." ujar Jin tiba-tiba, yang membuat Kyuna menoleh ke kiri. Wajah Kyuna berubah kaget melihat wajah Jin yang sangat dekat dengan wajahnya. Jin sendiri hanya tersenyum pada Kyuna lalu menatap kucing yang dipegang Kyuna.
"Jin... kenapa kau tiba-tiba ada di sini?" tanya Kyuna heran.
"Oh... aku hanya sedang lewat lalu melihatmu." jawab Jin bohong.
Jin dan Kyuna pun duduk di bangku taman kota. Kucing itu Kyuna taruh di pangkuannya. Kyuna tetap mengelus kepala kucing itu, baginya dengan mengelus atau bermain dengan kucing itu bisa membuatnya merasa senang dan melupakan kejadian tadi di sekolah.
Jin melihat kucing yang ada di pangkuan Kyuna. "Kyuwon, bukankah kau tidak suka kucing? Kau alergi bulu kucing, apa sekarang sudah tidak lagi?"
DEG. Kyuna terkejut mendengar pertanyaan dari Jin dan menoleh padanya.
"kenapa wajahmu kaget begitu?" tanya Jin heran. "Tahun pertama... kau ingat, saat di halte dekat sekolah. Kau dan Airin duduk bersama lalu Airin melihat ada kucing dan membawanya. Dia duduk di sebelahmu, tapi kau langsung berdiri dan menjauh dari Airin sambil menutup hidungmu. Kau bilang kalau kau alergi bulu kucing dan bahkan kau marah pada Airin lalu pergi meninggalkannya." Jin menceritakan saat pertama kali bertemu Kyuwon di tahun pertama masuk sekolah Diamond High School.
"Aku rasa sekarang kau sudah tidak alergi lagi" sambung Jin sambil tersenyum. Sementara Kyuna mengalihkan tatapannya pada kucing yang ada di pangkuannya itu, Kyuna hanya diam. Dia lupa kalau Kyuwon alergi kucing.
Melihat Kyuna diam saja, Jin pun berbicara lagi. "Aku yakin kalau kau tidak melakukannya." Kyuna menoleh pada Jin, "Soal kau berbuat curang tadi." ucap Jin lagi.
"Aku rasa aku dijebak." Kyuna akhirnya membuka mulutnya dan berbicara pada Jin. "Malam kemarin, Yewon mengirim pesan padaku, memintaku datang ke sekolah dan di sana ternyata Yewon hanya membicarakan hal yang tidak penting. Tapi dia tadi bilang kalau aku memaksanya mencuri soal ujian. Guru Han melihat rekaman CCTV dan menanyakan hal itu pada Haneul. Haneul pun berbohong, dia bilang kalau aku memaksa mereka berdua mencuri soal ujian. Kurasa mereka memang sudah merencanakan itu."
"Hmmm.... Bagaimana keputusannya tadi?"
"Guru Han mempercayai itu, katanya sudah ada bukti rekaman CCTV dan saksi Haneul, juga soal ujian yang dicuri itu. Sekolah akan memanggil waliku untuk datang besok ke sekolah."
"Walimu? Bukan orang tuamu?"
"Orang tuaku sudah bercerai, ibuku tinggal di Jepang dan ayahku tinggal di Tiongkok. Jadi sekolah hanya bisa memanggil waliku."
Jin menganguk dan terlihat berpikir, lalu Jin berkata pada kyuna, "Kyuwon, pinjam ponselmu." sambil menyodorkan telapak tangannya.
Kyuna pun mengeluarkan ponselnya dan memberikannya. Jin menyentuh tombol layar lalu menyimpan nomornya di ponsel Kyuna. setelah itu dengan ponsel Kyuna dia menelpon nomornya. Jin pun menyimpan nomor Kyuna di ponselnya, kemudian Jin memberikan lagi ponsel Kyuna. "Kau harus beritahu aku jika ada hal-hal yang tidak beres atau mencurigakan seperti kemarin malam. Aku sudah menyimpan nomorku di ponselmu."
Kucing yang berada di pangkuan Kyuna begitu tenang dan menikmati elusan dari tangan Kyuna, seakan tidak mau mengganggu percakapan Kyuna dan Jin.
Kyuna memasukkan kembali ponselnya dalam saku seragamnya, "Jin, boleh aku bertanya?"
Jin mengangguk, "Tanyalah."
"Aku yang dulu... bagaimana kau melihatnya?" tanya Kyuna sedikit ragu mengatakannya. Kyuna ingin mengetahui bagaimana Kyuwon yang sebenarnya.
"Kau yang dulu? Hmmm... Kyuwon yang dulu aku tahu.. Dia gadis yang dingin, kasar, dan menakutkan semua orang hanya dengan tatapannya. Tak ada yang berani mendekati Kyuwon, kau juga hebat dalam berkelahi dan beladiri. Mungkin Kyuwon yang dulu terlihat tidak berperasaan dan tidak peduli, tapi jika sudah menyangkut temannya, dia akan menolong atau membelanya."
"Tapi aku senang karena kau berubah, Kyuwon." lanjut Jin sambil tersenyum pada Kyuna.
Kyuna sendiri memaksakan tersenyum pada Jin. "Maaf Jin, kau baik padaku tapi aku berbohong padamu... Kim Seok Jin... seandainya kau tahu kalau aku bukan Kyuwon." ucap Kyuna dalam hati.
"Apa kau berubah karena kecelakaan itu? Sebenarnya, kecelakaan apa yang kecelakaan apa yang kau alami?" tanya Jin penasaran tentang kecelakaan Kyuwon.
"Kecelakaan mobil. Tapi aku tidak tahu siapa pelakunya."
"Tabrak lari?"
"Hmmm... kurasa bukan, mungkin memang ada yang merencanakannya. Kau tahu kan kalau di sekolah banyak yang tidak suka padaku, mungkin karena itu, ada yang berniat jahat padaku." jawab Kyuna. "Aku ingin mencari tahu siapa pelakunya." sambungnya. Jin mendengar Kyuna dengan seksama, namun ketika Jin akan bertanya lagi. Tiba-tiba datang seorang anak kecil bersama ibunya di belakang.
"eomma itu miko." ucap seorang anak kecil itu sambil menunjuk ke arah kucing yang dipangku oleh Kyuna.
Meow. Lalu kucing itu pun meloncat turun dari pangkuan Kyuna.
Anak kecil itu memangku kucing putih itu. Kyuna pun berdiri dan menghampiri anak kecil itu. "Ya ternyata ini kucingmu, kau harus menjaga dengan baik."
"Ne, noona." jawab anak kecil itu tersenyum.
Jin bangkit menghampiri Kyuna, ibu anak kecil itu mendekati mereka. "Terima kasih karena sudah menjaga miko." ucapnya sambil tersenyum. Dibalas dengan senyuman ramah dan anggukan Kyuna.
***
Sementara itu di sekolah...
Yewon sudah keluar dari toilet dan hendak menuruni tangga, namun tiba-tiba ia berhenti. Yewon melihat Taehyung bersender di tembok dekat tangga sambil melipat tangannya di dada. Yewon sebenarnya sedikit takut melihat Taehyung yang seperti sudah menunggunya. Yewon pun melangkahkan kakinya ke anak tangga, namun tiba-tiba Taehyung memegang tangannya dan menatap dingin Yewon.
"Kau mau apa?" tanya Yewon ketakutan.
Taehyung mendorong tubuh Yewon hingga ia membentur tembok kemudian Taehyung berjalan mendekati Yewon sampai ujung sepatunya menyentuh ujung sepatu Yewon. Taehyung menatap tajam dan dingin ke arah Yewon.
Taehyung memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Yewon telihat ketakutan karena harus berurusan dengan anggota BTS lagi.
"Apa... apa yang kau inginkan?" tanya Yewon sedikit gemetar apalagi jika harus melihat tatapan tajam Taehyung.
"Aku yang harusnya bertanya itu. Apa yang kau inginkan? Kau berbohong dan menjebak Kyuwon." ucapan Taehyung membuat Yewon terkejut. "Aku tahu itu." lanjut Taehyung dengan nada dinginnya.
"Itu... itu..." pernyataan Taehyung membuat Yewon sulit menjawabnya.
"Cepat katakan padaku." ucap Taehyung dengan nada meninggi.
"Sebenarnya... sebenarnya aku tidak mau melakukannya. Tapi Yoongi yang menyuruhku untuk melakukannya."
"Yoongi?" ucap Taehyung kaget.
"Benar, itu ide Yoongi. Dia mengatakan kalau ini saatnya membalas Kyuwon. Yoongi menyuruhku untuk menjebak Kyuwon dan memojokkannya di depan banyak orang."
Taehyung menatap tajam dan dingin ke arah Yewon dan mendekatkan wajahnya. "Aku tidak peduli siapa yang menyuruhmu. Kau harus membersihkan nama Kyuwon. Katakan pada Guru Han kalau semua yang tadi kau ucapkan itu tidak benar. Kau harus mengatakannya, kalau tidak, aku akan berbuat jahat padamu." ucapan Taehyung membuat Yewon bergidik takut.
Taehyung pun memundurkan kakinya dan hendak melangkah pergi, namun sebelum itu, Taehyung membalikkan padanya dan menatap Yewon. "Jika kau melakukan itu lagi, tidak.. bukan hanya itu. jika kau berbuat buruk pada Kyuwon. Akan aku pastikan kalau kau tidak lagi berada di sekolah ini." ucap Taehyung lalu pergi menuruni tangga.
Sedangkan Yewon masih mematung di tempatnya dan terlihat berpikir."Kenapa Taehyung membela Kyuwon?" tanya Yewon pada dirinya sendiri.
***
Keesokan harinya...
Daehyun datang ke sekolah memenuhi panggilan sekolah. Daehyun terkejut karena mendapatkan panggilan harus datang ke sekolah karena Kyuna berbuat curang saat ujian kemarin.
Daehyun kini berada di ruangan kepala sekolah bersama Guru Han. Sementara Kyuna berada di luar pintu. Kyuna terlihat gelisah menunggu Daehyun keluar dari ruangan itu.
"Seperti yang telah saya sudah beritahu, Kyuwon berbuat curang. Dia menyuruh siswa lain untuk mencuri soal ujian. Dari rekaman CCTV dan pernyataan dari saksi membuktikan kalau Kyuwon memang melakukan itu. Kyuwon telah melanggar peraturan sekolah dan ia harus diberi hukuman." jelas Guru Han pada Daehyun.
"Maaf bila aku lancang, tapi bukti itu tidak cukup untuk membuktikan kalau Kyuwon telah berbuat curang. Aku rasa ada yang tidak beres. Kyuwon bilang bahwa Yewon lah yang meminta Kyuwon datang ke sekolah saat malam hari. Aku sebagai walinya mengajukan keputusan tidak setuju atas tuduhan dan hukuman yang akan diberikan pada Kyuwon."
"Ini memang sulit dipercaya, tapi rumor yang beredar di sekolah sudah semakin meluas tentang perbuatan Kyuwon. Jika Kyuwon tidak diberi hukuman, siswa lain akan berbuat hal yang sama karena melihat Kyuwon pun tidak mendapat hukuman karena itu." ujar kepala sekolah.
Kyuna terlonjak kaget melihat Yewon berlari menghampirinya di depan ruang kepala sekolah. "Yewon, apa yang kau..." Kyuna berhenti berbicara karena melihat Yewon membuka sedikit pintu kepala sekolah untuk mengintip dalam ruangan itu. wajahnya berubah kaget mendengar ucapan Daehyun.
"Kalau begitu, pelaku yang mencuri soal ujian juga harus diberi hukuman. Bukan kah tidak adil kalau hanya memberikan hukuman pada satu orang saja." ucap Daehyun.
"Itu...." ucapan kepala sekolah terpotong karena melihat Yewon yang tiba-tiba masuk tanpa permisi atau mengetuk pintu.
"Yewon, kenapa kau kemari? Apa kau tidak lihat kami sekarang sedang berbicara dan kau masuk tanpa mengetuk pintu." Sahut Guru Han yang juga sedikit kaget melihat Yewon.
"Maaf, Guru Han... itu karena aku ingin mengatakan sesuatu." Kepala sekolah, Guru Han, Daehyun, dan Kyuna yang ada di balik pintu pun menunggu apa yang akan dikatakan yewon.
"Sebenarnya... aku... aku telah berbohong kemarin. Kyuwon tidak berbuat itu padaku. Aku melakukannya karena ingin melihat Kyuwon terpojok." Daehyun, Kyuna, Guru Han, dan kepala sekolah terkejut mendengar Yewon. Sementara Yewon sendiri tertunduk setelah mengatakannya.
***
Di koridor sekolah lantai satu...
Kyuna berjalan menghampiri Daehyun, Airin, Seulgi, dan Hyejeong lalu memberikan minuman kaleng yang baru dibelinya pada mereka. Kyuna duduk di sebelah Daehyun.
"Maaf karena sudah merepotkanmu, oppa. Pekerjaanmu jadi terganggu karena harus ke sini dulu." Kyuna merasa bersalah karena telah merepotkan Daehyun.
"Tidak apa-apa. Oppa tidak merasa terganggu karena harus ke sini." sahut Daehyun setelah meminum minuman kalengnya.
"Kyuwon, kenapa kau tidak menceritakan kalau kau punya oppa yang sangat tampan." ujar Hyejeong tiba-tiba. Daehyun hanya tersenyum mendengarnya. Airin dan Seulgi menggangguk-angguk dan menunggu tanggapan Kyuna.
"Itu karena... kalau aku beritahu pasti kalian akan mengganggu Daehyun oppa," sahut Kyuna asal.
"Apa?" Hyejeong tidak terima perkataan Kyuna dan hendak memukul kepalanya, tapi Kyuna menghindari tangan Hyejeong.
"Tapi, Kyuwon, bagaimana hasil keputusannya tadi?" tanya Seulgi.
"Kepala sekolah memutuskan untuk mencabut hukumannya padaku. Tapi yang aku heran kenapa Yewon bisa berubah pikiran hanya dalam semalam. Padahal kemarin jelas-jelas dia berbohong dan memojokkanku. Bukankah itu sangat aneh." ucap Kyuna.
"Aku juga heran karenanya." timpal Airin lalau meminum minuman kalengnya.
Ekspresi Kyuna berubah ketika melihat BTS berjalan ke arahnya. Airin, Seulgi, dan Hyejeong pun begitu. Daehyun sendiri bertanya-tanya dalam pikirannya ketika melihat BTS.
"Mau apa lagi mereka." ucap Hyejeong tidak suka.
BTS kini berada di depan mereka. Daehyun, Airin, Seulgi, dan Hyejeong berdiri. Kyuna masih duduk dan berpikir, "Mau apa mereka kemari?" lalu Kyuna pun berdiri.
Namjoon menatap remeh ke arah Daehyun. Lalu tiba-tiba...
Bugh...
Namjoon memukul keras Daehyun dengan tangannya hingga Daehyun jatuh tersungkur ke lantai. Terlihat ada darah di sudut bibir Daehyun.
Kyuna langsung mendekati Daehyun. "Oppa, kau tidak apa-apa?" tanya Kyuna khawatir, Daehyun menyentuh sudut bibirnya dengan punggung tangannya.
Hyejeong langsung menatap tajam ke arah Namjoon lalu mendorong bahu Namjoon. "Apa yang kau lakukan?" ucap Hyejeong emosi. Namun, hanya mendapat senyum Namjoon yang meremehkannya.
Airin dan Seulgi menatap tidak suka pada BTS. Hoseok mendekati Seulgi, "Kenapa kau menatap begitu?" tanya Hoseok dingin. Lalu hoseok mendekati Seulgi, Seulgi tetap menatap tidak suka pada Hoseok.
"Apa yang kau lihat eoh?" ucap Hoseok sambil mendorong Seulgi dengan telunjuknya. "Kubilang apa yang kau lihat." ucap Hoseok lagi sambil mendorong kepalanya lagi. Seulgi menepis tangan Hoseok. Hoseok tersenyum meremehkan Seulgi lalu... brukkk.... Hoseok mendorong keras Seulgi hingga ia terjatuh ke lantai. Airin menghampiri dan menolong Seulgi.
"YAK!" teriak Hyejeong kepada Hoseok.
"Kenapa?" Hoseok menatap tidak peduli pada Hyejeong.
Daehyun bangkit dan mendekat pada BTS. Menatap mereka tajam. "Anak-anak berandalan." ucap Daehyun pada BTS. Bugh... Daehyun memukul wajah Hoseok. Hoseok tersenyum lalu menatap wajah Daehyun, ia terlihat emosi. Namjoon menahan Yoongi dengan tangannya, Yoongi hendak membalas Daehyun.
"Oppa, hentikan." Kyuna mendekati Daehyun. Ucapan Kyuna membuat Daehyun mengurungkan niatnya memukul Hoseok lagi. Kyuna berhadapan dengan Namjoon sekarang.
"Kenapa?" tanya Namjoon pada Kyuna yang menatapnya tidak suka.
"Berhenti mengganggu orang lain. Bukankah kau juga tidak mau kalau diperlakukan seperti itu." ucap Kyuna.
"Lalu? Apa kau akan memukulku sekarang?" ucap Namjoon. "Ayo pukul aku" sambung Namjoon sambil mendorong bahu Kyuna. "Kubilang pukul aku." ucap Namjoon lagi sambil tetap mendorong bahu Kyuna.
Kyuna menahan emosinya. Ia ingin sekali memukul Namjoon tapi ia tahu kekerasan tidak akan menyelesaikan semuanya.
"Kenapa? apa karena kecelakaan. Sekarang kau tidak punya lagi kekuatan." Namjoon menatap remeh Kyuna.
"aku tidak perlu lagi memukulmu. Soal meluruskan peringkat... kau sudah melakukannya dengan baik. Sekarang berhenti mengganggu teman-temanku" ujar Kyuna.
"Kau tahu Kyuwon, kau bodoh. Ini tidak menarik." sahut Namjoon sambil memberikan senyuman meremehkannya dan menatap tajam Kyuna. Namjoon berbalik ke arah anggota BTS lain, "Ayo pergi. Mereka membosankan." ajak Namjoon pada teman-temannya. BTS pun pergi meninggalkan Kyuna, Daehyun, Airin, Seulgi, dan hyejeong.
***
Malam hari di sebuah restoran...
Ibu Hyejeong melihat kertas hasil ujian Hyejeong di tangannya. Hyejeong yang berada di depan ibunya, berharap-harap cemas. Ia memainkan kedua jarinya lalu menggigit-gigit ujung jarinya. Hyejeong tidak mau ibunya mengomel soal nilainnya yang pas-passan. Ibunya memang baru bisa bertemu Hyejeong untuk melihat hasil ujiannya setelah sempat sibuk mengurus bisnisnya.
Ibu Hyejeong menaruh kertas hasil ujian Hyejeong di meja lalu menatap tajam pada anaknya itu.
"Eomma..." ucap Hyejeong pelan.
"APA YANG LAKUKAN SELAMA DI SEKOLAH? APA KAU HANYA MAIN-MAIN? KENAPA NILAI UJIANMU SELALU PAS-PASAN? DASAR ANAK NAKAL, BAHKAN KAU HANYA DAPAT PERINGKAT 50" ucap ibu Hyeong dengan keras dan cepat.
"Eomma... peringkat 47 bukan 50." sahut Hyejeong.
"Aishh... apa kau membantah ibumu ini? Apa bedanya 47 dan 50 itu sama saja."
Hyejeong hanya menunduk.
"Kalau kau seperti ini terus, eomma akan berbuat tega dan tidak memberimu uang saku."
Wajah Hyejeong berubah kaget seketika mendengar ibunya berkata seperti itu.
Nilai Kyuwon dan Hyejeong memang selalu pas-pasan saat ujian, hanya Seulgi dan Airin saja yang nilainya lebih baik dari mereka berdua.
"Tapi eomma..." Hyejeong memasang wajah memelas.
"Tidak ada tapi-tapian, kau ini sudah kelas 3, apa kau akan seperti ini terus. eomma akan ke toilet dulu, kau tunggu eomma di mobil."
Hyejeong pun beranjak dari kursinya lalu menuju pintu keluar restoran, ia berjalan lemas. Sampai di di luar pintu, wajah Hyejeong berubah kaget melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Hari ini aku sial sekali, diomeli eomma dan sekarang bertemu dia." ucap Hyejeong dalam hati. Hyejeong memandang acuh pada Namjoon yang ada di depannya. Sementara Namjoon sendiri menatap datar Hyejeong.
"Menyingkir dari hadapanku." ucap Hyejeong sinis.
Namjoon tersenyum meremehkan Hyejeong. "Kau yang seharusnya menyingkir. Kau tahu kenapa? kau menghalangi jalanku." ucap Namjoon. "Loser" sambungnya.
Hyejeong menatap tidak suka pada Namjoon. Sementara ibu Hyejeong keluar dari restoran dan menghampiri Hyejeong, "Bukannya eomma sudah bilang untuk tunggu di mobil."
Hyejeong dan Namjoon menoleh pada ibu Hyejeong. Sedangkan ibu Hyejeong menatap takjub pada Namjoon. "Dia siapa Hyejeong? Apa dia temanmu? Kau tampan sekali, nak"
Namjoon tersenyum pada ibu Hyejeong sementara wajah Hyejeong terkejut mendengarnya. "Tampan? Yang benar saja, laki-laki kasar seperti dia mana bisa disebut tampan" pikir Hyejeong. "Bukan, dia bukan temanku," jawab Hyejeong ketus.
Namjoon sedikit membungkuk pada ibu Hyejeong, "Saya Kim Namjoon" Namjoon memperkenalkan dirinya.
"Kim Namjoon? Kau satu sekolah dengan anakku kan? dan bukankah kau yang mendapat peringkat pertama saat ujian?" tanya ibu Hyejeong bertubi-tubi.
Namjoon tersenyum mengangguk.
"Hyejeong bagaimana bisa kau mengatakan kalau dia bukan temanmu, dia satu sekolah denganmu."
Hyejeong hanya diam mendengar ibunya.
"Aku harap kau bisa berteman baik dengan Hyejeong dan mungkin kau juga bisa mengajari Hyejeong, kau tahu nilai ujiannya pas-pasan." Namjoon hanya tersenyum mendengarnya. Sementara Hyejeong semakin tidak suka pada ibunya dan Namjoon. "Bagaimana bisa ibunya sendiri merendahkan anaknya di depan orang lain," Hyejeong tak habis pikir.
"Kuharap kita bisa bertemu lagi Namjoon, kau anak tampan dan pintar lagi. aku akan senang kalau kau bisa dekat dengan anakku."
Ucapan ibunya membuat Hyejeong kaget, "Apa?"
"kami pulang dulu, Namjoon, sampai jumpa lagi." pamit ibu Hyejeong tersenyum pada Namjoon, Namjoon pun tersenyum pada ibu Hyejeong. Sedangkan Hyejeong menampakkan wajah kesalnya.
***
Sedangkan di tempat lain...
Bruk... Yoongi mendorong keras Yewon. "Kenapa kau menyelamatkan Kyuwon?" tanya Yoongi tajam.
"Itu... karena Taehyung mengancamku... kalau aku tidak berkata jujur dia akan berbuat jahat padaku." jawab yewon jujur dan sedikit ketakutan.
"Taehyung?" ucap yoongi.
"Benar, Taehyung yang menyuruhku."
"Kenapa Taehyung menolong Kyuwon?" pikir Yoongi. "Cepat pergi. Kau tidak berguna." perintah Yoongi pada Yewon. Yewon pun secepatnya pergi dari hadapan Yoongi.
"Baiklah, Kita lihat sampai kapan kau akan bertahan Kyuwon." ucap Yoongi, ia tersenyum licik.
***
Di sekolah, malam hari...
Seperti biasa Kyuna pulang telat karena mengerjakan tugas Kyuwon saat absen. Sementara siswa lain sudah pulang, termasuk Airin, Seulgi, dan Hyejeong. Setelah selesai mngerjakan, Kyuna pergi ke toilet dulu sebelum ia beranjak pulang. Di koridor kelas sudah sepi, Kyuna masuk ke toilet yang berada di ujung sebelah kiri gedung. Kyuna sedikit takut melihat kondisi sekolah yang sudah sepi dan gelap, ia berharap semoga tidak terjadi suatu hal yang buruk. Di sisi lain, Kyuna tidak menyadari kalau dia sedang diintai oleh beberapa orang sejak ia keluar dari ruang guru.
Kyuna masuk ke dalam bilik toilet dan menutupnya, tidak lama Kyuna keluar. Dia pun menuju wastafel untuk mencuci tangannya.
Buk...
Pintu toilet terbuka dengan cukup keras, sontak Kyuna menoleh pada orang yang membukanya. Kyuna menghentikan aktivitasnya. Kyuna melihat lima siswa masuk ke dalam toilet itu, dua di antaranya adalah siswa laki-laki. Kyuna tidak mengenal mereka karena mereka seperti siswa biasa lainnya, bukan siswa populer.
Kyuna berfirasat buruk. Apalagi mereka masuk dengan menatapnya dingin dan tersenyum meremehkannya. "Bukan hal baik kalau kau sendirian di sini, Lee Kyuwon." ucap salah satu siswa laki-laki itu sambil mendekat padanya.
Kyuna memundurkan langkahnya, "Apa yang kalian inginkan?"
"Kami ingin kau merasakan apa yang kau lakukan dulu pada kami." ucap salah satu perempuan sambil memasukkan lengannya di saku seragamnya.
Lima orang itu pun menghampiri Kyuna, lalu salah satu dari mereka mendorong Kyuna hingga ia terbentur cukup keras ke dinding toilet. Kyuna terkejut dengan perlakuan mereka padanya, Kyuna pun beranjak dari tempatnya, namun satu siswa perempuan mendekatinya lalu mencengkram dagu wajah Kyuna dengan tangannya.
"Kau benar-benar lemah sekarang." Lalu mendorong Kyuna dengan tangan yang mencengkaram wajah Kyuna hingga ia tersungkur ke lantai.
Salah satu dari mereka yang belum bertindak pun mendekati Kyuna dan duduk jongkok menatap wajah Kyuna. "Apa kau tidak melawan kami?" ucapnya sambil mendorong dahi Kyuna dengan satu jarinya. "Eoh?" lagi Mendorong dahi Kyuna dengan satu jarinya.
Kemudian satu dari mereka duduk jongkok lagi di depan Kyuna. Kyuna menahan perasaanya, sebenarnya ia ingin berlari dari tempat itu, namun rasanya itu tidak mungkin.
"Ahh... ini tidak menarik." ucap mereka dengan nada yang dibuat-buat sedih. Lalu menampar kuat wajah Kyuna hingga pipinya memerah. Kyuna memegang wajahnya, menahan sakit akibat tamparan tadi. Tak berhenti di situ, satu dari mereka menjambak rambut Kyuna.
"Lepaskan tanganmu. Itu sakit." rintih Kyuna. Semakin mereka melihat Kyuna menderita, semakin mereka senang. Masih tetap menjambaknya, siswa itu menarik Kyuna untuk berdiri dan Kyuna dibenturkan lagi ke tembok.
"Bawa kemari." ucap siswa yang ada di depan Kyuna pada temannya di belakang. Wajah berubah Kyuna kaget melihat apa yang dibawa. Seember air dengan penuh es.
"Jangan lakukan itu." pinta Kyuna.
"Kenapa? Apa kau takut mati kedinginan?" tanya salah satu dari mereka. Kyuna bergidik mendengarnya.
Mereka pun menguyur kyuna dengan air es itu. Kyuna pun menutup matanya. Menahan dingin air itu. sekarang Kyuna terlihat menggigil kedinginan. Mereka yang ada di hadapan Kyuna, tersenyum puas melihat Kyuna. Tapi bukan hanya mereka, Yoongi yang berada di depan pintu toilet yang terbuka, juga tersenyum puas melihat Kyuna seperti itu. Yoongi pun pergi dari sana.
Taehyung melihat Yoongi yang berjalan dari arah toilet perempuan, lalu Yoongi menuruni tangga, ia tidak melihat Taehyung. Taehyung pun berjalan cepat menuju toliet perempuan. Firasatnya tidak baik.
Benar saja, sampainya di pintu toilet, Taehyung terkejut melihat Kyuna, rambut dan seragamnya basah, belum lagi badannya mengigil. Ia juga melihat lima siswa di depan Kyuna. Mereka mendorong-dorong kepala Kyuna dengan tangannya sambil berkata, "Sekarang kau bisa merasakan apa yang kami rasakan Kyuwon."
Masih di depan pintu toilet, Taehyung berkata, "Pergi dari sini." Ucapan Taehyung membuat semua membalikkan badannya dan melihat Taehyung. Kyuna pun melihat Taehyung.
"Taehyung..." ucap Kyuna sangat pelan.
Taehyung menghampiri mereka, dan mengulangi perkataannya, "Pergi dari sini."
"Tapi Taehyung..."
"KUBILANG PERGI DARI SINI." ucap Taehyung dengan nada tinggi dan keras membuat mereka berlari ketakutan.
Kyuna menatap lemah orang yang ada di depannya kini. Taehyung mendekati Kyuna, ia tidak tega melihat Kyuna seperti itu.
"Taehyung..." ucap Kyuna lemah.
"Bukankah sudah kubilang untuk berhenti."
Kyuna menatap Taehyung.
"Aku tidak bisa.... maaf" ucap Kyuna pelan.
Taehyung pun melepas jaket yang dipakainya. Lalu memakaikannya pada Kyuna.
"Ayo pulang." ajak Taehyung pada Kyuna sambil menarik tangannya. Kyuna pun menuruti Taehyung.
Sepanjang menuruni tangga dan melewati koridor, badan Kyuna menggigil, bibirnya pun menjadi pucat. Taehyung melirik pada Kyuna. Refleks ia memeluk kyuna dengan tangan yang ada dibahu Kyuna, "Kau mau mengganti bajumu?" tanya Taehyung khawatir. Kyuna menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, Daehyun oppa pasti sudah menunggu di depan gerbang."
Sampai di depan gerbang memang Daehyun sudah menunggu Kyuna. wajah Daehyun kaget melihat rambut dan seragam Kyuna yang basah. Daehyun menghampiri Kyuna dan Taehyung. "Apa yang terjadi? Kenapa seragammu basah?"
"oppa, aku akan menceritakannya ketika sudah di apartemen," jawab Kyuna sambi tetap kedinginan.
Daehyun melirik ke arah Taehyung. Ia menatap tidak suka pada Taehyung. "Pasti ini karenamu." tuduh Daehyun. Taehyung hanya diam, tidak ada jawaban darinya.
"Oppa, bukan seperti itu. oppa.. bisakah kita pulang sekarang?" tanya Kyuna. belum Daehyun menjawabnya... Bruk... Kyuna terjatuh dan pingsan, sontak Daehyun dan Taehyung menolong Kyuna. Taehyung mengangkat badan Kyuna.
"Ini gawat." ucap Daehyun melihat wajah Kyuna yang pucat. "Cepat bantu aku ke mobil." perintahnya pada Taehyung. Daehyun membuka pintu mobil bagian belakang lalu membantu Taehyung memasukkan Kyuna ke dalam mobil. Kepala Kyuna bersender pada dada Taehyung. "Kau ikut aku ke apartemen." perintah Daehyun lagi. Taehyung pun menuruti perkataan Daehyun.
Daehyun menyalakan mobilnya lalu dengan sedikit cepat menyetir mobilnya. Sementara Taehyung berada di belakang bersama Kyuna yang masih pingsan. Daehyun melempar jaket tebal yang berada di jok depan kepada Taehyung.
"cepat pakaikan itu padanya." ucap Daehyun sambil tetap menyetir. Taehyung pun hendak memakaikan itu pada Kyuna, namun Daehyun berkata lagi. "kau harus melepaskan dulu seragamnya, baru memakaikan jaketnya."
"Melepaskan seragamnya?" tanya Taehyung kaget.
"iya kau harus melepaskan dulu seragamnya yang basah. Aku tidak bisa melakukannya, kau lihat kan aku sedang menyetir" jawab Daehyun sambil melihat kaca depan. Melihat Taehyung masih diam, Daehyun berkata lagi, "Cepat lakukan! Apa kau mau melihatnya mati kedinginan?"
Taehyung melihat wajah Kyuna yang pucat. Ia tidak mau melihat Kyuna mati kedinginan, tapi Taehyung juga ragu melakukannya.
Bersambung