webnovel

Apa Dia Sering Meneleponmu? (2)

Editor: Wave Literature

"Nyonya muda jarang menghubungi saya. Setelah kalian baru saja menikah, beliau beberapa kali menghubungi Anda, tapi Direktur berkata agar menghubungi saya saja jika beliau butuh sesuatu. Jadi nyonya muda sering menghubungi saya dan menanyakan apakah direktur ada waktu luang. Setelah saya menjawab direktur masih sibuk, tanpa bicara apapun nyonya muda langsung menutup telepon. Setelah itu nyonya muda sudah sangat jarang menghubungi saya. Dalam dua tahun ini hanya 8 sampai 9 kali nyonya muda menghubungi saya. Setiap menelepon, yang Nyonya muda katakan selalu sama, seperti, 'Apa ada perjalanan bisnis makanya direktur tidak pulang ke rumah?' atau 'apa direktur sedang liburan makanya tidak pulang ke rumah…'

"Tapi setiap nyonya muda menelepon, beliau hanya akan mengucapkan satu kalimat saja. Saya tidak tega. Jika Direktur ingin tahu maka saya akan memberitahu, namun jika Direktur tidak ingin tahu, maka saya akan diam. Tapi secara kebetulan, dalam dua tahun terakhir ini, setiap kali nyonya muda bertanya, Direktur sedang sibuk dengan pekerjaannya juga, jadi tidak kepikiran pulang ke rumah. Makanya saya tidak memberitahukan pada Direktur." 

Setelah asistennya selesai bicara, dia melihat Han Jingnian. Dia melihat atasannya masih berdiri dan tidak menanggapi maupun pergi dari sana.

Ekspresi Han Jingnian masih tidak jauh berbeda dengan biasanya. Tapi asistennya merasa bosnya terlihat berbeda dari biasanya, biarpun dia tidak tahu di mana letak perbedaannya.

Setelah beberapa saat, asistennya seperti memahami sesuatu. "Umm, Direktur Han. Jika nyonya muda menelepon lagi ... apakah saya ... apakah saya harus memberitahu Anda? "

Han Jingnian tidak menjawab.

Asistenya bertanya lagi, "Direktur Han?"

Han Jingnian lantas sadar dari lamunannya, lalu dia melangkah menuju ruangannya.

Han Jingnian tidak menjawab pertanyaan dari asistennya. Asistennya pun mengejar, dan setelah dua langkah dia berkata lagi, "Direktur Han, setelah apa yang saya katakan, apa perintah Anda?"

Han Jingnian mempercepat langkahnya.

Si asisten masih mengejar dan mendesak, "Direktur Han, jika nyonya muda menelepon lagi, haruskah saya memberitahu Anda?"

Han Jingnian yang berjalan menghampiri pintu ruangannya, menyempatkan memandang asistennya dan balas bertanya, "Menurutmu?"

Tanpa menunggu asistennya menjawab, dia masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintu tepat di depan wajah si asisten.

Melihat pintu itu ditutup tepat di depan mukanya, asisten tersebut menggaruk kepalanya.

Bagaimana menurutnya? Dia juga tidak tahu…

Ketika Nyonya muda Xia datang mencari boss dan berkata kalau dirinya ingin menikah dengan direktur, direktur dengan jelas menolaknya. Kemudian dia tidak tahu dokumen apa yang diberikan oleh pengacara Chen sehingga membuat boss dengan tanpa sebab langsung bersedia menikahi Nyonya Xia. Setelah itu tanpa upacara pernikahan, baju pernikahan, cincin pernikahan, dan tanpa adanya persiapan apapun, mereka sudah dinyatakan sah menikah menurut hukum. Saat mengurus buku nikah, direktur masih menemani Nyonya muda Xia ke Catatan Sipil. 

Dia pikir, sebagai asistennya, dia akan menggantikan bossnya untuk mengurus buku pernikahan. Ternyata direktur sendiri yang mengurusnya.

Setelah menikah, Han Jingnian jadi sangat jarang pulang ke apartemen yang dihuni bersama Xia Wanan. Han Jingnian sudah lama menikah, namun asistennya tidak pernah mendengar Han Jingnian membicarakan istrinya. Sehingga asistennya yakin kalau bossnya pasti tidak menyukai Nyonya muda Xia. Karena itu, dia juga sangat penasaran, kalau boss tidak menyukai istrinya, lantas mengapa menikahinya?

Dia tidak mau ambil pusing. Mungkin saja ada seseorang yang dicintai oleh Han Jingnian. Namun selama bertahun-tahun dia mengamati Direktur Han, dia belum pernah mendengar direkturnya membicarakan wanita lain. Bahkan seluruh perkataannya adalah kalimat yang bersifat menyakitkan terhadap wanita.

Jika saja bossnya bukan seorang pria tampan yang begitu elegan dan pintar, tidak mungkin Nyonya muda Xia betah berada di sampingnya dalam waktu lama. Dia curiga kalau bossnya itu seorang yang memiliki kelainan seksual, yaitu lebih menyukai seorang pria daripada seorang wanita.

Siguiente capítulo