webnovel

Chapter 113 - Mahora Festival Last Arc 19

"Steel is my body and fire is my blood!" Setelah mengucapkan aria ke 2 energi sihir yang ada di dalam tubuh Shirou semakin meningkat. Dan pedang dalam jumlah yang banyak muncul dari arah belakang tubuh Shirou melesat cepat ke arah Chao. Chao bermaksud menggunakan peluru khusus miliknya untuk menahan kumpulan pedang yang melesat dengan cepat ke arahnya. Tapi Chao tidak bisa bereaksi cukup cepat untuk menembakkan peluru khusus miliknya. Dan hanya sempat melakukan teleport untuk menghindari serangan pedang dari Shirou.

Chao yang merasa kerepotan harus menghindari serangan Shirou yang seperti tidak ada habisnya, akhirnya memilih untuk melayang di udara menggunakan drone yang ada di bagian pinggang dari kostum tempur miliknya.

"Tehnik apa yang kau gunakan Shirou-kun?" Tanya Chao dengan wajah yang terlihat kesal. "Ketika kau mengucapkan aria aneh yang tidak kukenal tahu-tahu energi sihirmu meningkat, dan sihir tracing milikmu tahu-tahu jadi bertambah hebat."

"Aria yang kuucapkan adalah kunci untuk melepas segel dari kekuatanku yang sesungguhnya," Jawab Shirou.

"I have created over a thousand blades."

Di tangan kiri Shirou muncul busur besar milik Archer, dan di tangan kanannya ada anak panah berwarna hitam legam dengan sedikit bagian yang berliku di tepian dari bagian ujung anak panah yang tipis, Shirou lalu bersiap untuk menembakkan anak panah itu ke arah Chao yang melayang di udara.

"Serangan yang satu ini akan membuatmu merasa putus asa, Chao," Kata Shirou sambil menembakkan anak panah itu ke arah Chao. 'Aku sudah mengurangi kekuatan seranganku sedikit dalam serangan ini, kuharap Chao tidak mengalami luka yang fatal!'

"Dari sekumpulan pedang kali ini kau menembakkan anak panah yang aneh," Kata Chao yang tidak merasa terkesan dengan yang dilakukan oleh Shirou. "Dan lagi kecepatannya lebih lambat sekumpulan pedang yang tadi kau tembakkan ke arahku, aku benar-benar kecewa."

Tapi Chao tidak sadar kalau ia harus membayar harga yang mahal karena meremehkan serangannya Shirou.

Tanpa menggunakan teleportasi Chao hanya menggeser tubuhnya ke samping untuk menghindari panah itu.

Tapi yang tidak disadari oleh Chao ialah anak panah itu bergerak kembali ke arah Chao dan menusuk tepat di Cassiopeia yang ada di punggung Chao, bahkan anak panah itu sedikit melukai punggungnya.

"Chao!" Teriak Satomi.

"Ohoook!" Mulut Chao memuntahkan banyak darah, karena terlalu percaya diri dengan kemampuan teleportasi dari Cassiopeia, ia jadi lengah dan terlalu meremehkan lawan. "Ba-bagaimana bisa, anak panahmu itu berbalik arah dan menusuk punggungku."

"Wujud asli dari anak panah yang kutembakkan kepadamu adalah Hrunting: Hound of the Red Plains. Sekali kutembakkan akan terus memburu sang target sampai mengenai targetnya," Kata Shirou.

"Pe-pedang yang digunakan oleh Beouwulf," Kata Satomi. "Emiya-san darimana kau bisa mendapatkan senjata yang hanya ada di dalam legenda seperti itu!"

"Itu adalah salah satu rahasiaku, Satomi-san," Kata Shirou. " Senjata terakhirku, sekaligus rahasia terakhirku. Dan sekarang aku akan menunjukkan pada kalian semua!"

Chao tahu kalau begini terus dia akan kalah oleh Shirou, ia sudah kehilangan kartu As miliknya yaitu Cassiopeia, bahkan sekarang Shirou hendak menunjukkan senjata terakhirnya. Sebelum Shirou menunjukkan senjata terakhir yang ia miliki, Chao memutuskan menggunakan kartu As terakhir yang ia miliki.

"Sayangnya Shirou-kun bukan hanya kau yang punya senjata rahasia," Kata Chao. "Aku juga punya! Pelepasan segel sirkuit sihir, Rasteil Maimagic Magister To Symboalion moi ho teyurane frogos epigenet frocus Cataruseios frogine ronfire, Reusanton pyur kai teion ha ebefuregon sodomahamarutorus eis kusotanato.."

"Uwoo ini bahaya!" Kata Konoemon yang menonton pertarungan antara Shirou dan Chao.

"Energi sihir yang lebih besar dari Negi dan ayahku," Kata Shirou. "Ditambah dari mantra yang ia ucapkan itu adalah sihir api tingkat tinggi yang memiliki daya hancur yang besar, ini berbahaya!"

"Unaware of loss, Nor aware of gain!"

Shirou mengucapkan aria selanjutnya untuk meningkatkan energi sihirnya lagi dan mentracing sdbuah pedang yang ia tahu paling cocok untuk melenyapkan sihir milik Chao.

"Trace On! Ensis Exorcizans!"

Pedang anti sihir yang membutuhkan cukup banyak energi untuk ditracing karena elemen dari pedang itu yaitu pelenyapan energi sihir.

Energi sihir yang amat besar berkumpul di tangan kiri Chao dan ia menembakkan energi sihir itu ke arah Shirou.

"Urania Flogosis!"

Sihir api yang setara dengan sihir es tingkat tinggi yang digunakan oleh Evangeline di Study Tour ditembakkan kepada Shirou, Shirou walaupun ia menggunakan Rho Aias sekalipun. Sihirnya Chao tetap akan melukainya dengan amat parah, karena itu Shirou memutuskan untuk mentracing pedang anti sihir terkuat yang ia tahu.

Konoemon yang berjanji untuk melindungi Shirou kepada Mikoto murid kesayangannya yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri sudah siap bergerak untuk menolong Shirou. Tapi ia dihentikan oleh Evangeline yang menempelkan pedang yang terbuat dari energi sihir murni ke leher Konoemon.

"Apa yang mau kau lakukan pak tua? Kau bermaksud menolong putra dari muridmu?" Kata Evangeline. "Kau tidak perlu khawatir dia tidak akan kalah, aku terikat dan terhubung dengannya secara spiritual. Dia masih belum mengeluarkan kartu As miliknya!"

Shirou melesat maju menggunakan quick move ke arah sihir api yang ditembakkan kepadanya. Shirou memegang Ensis Exorcizans menggunakan kedua tangannya dan menebas sihirnya Chao.

Sihir api tingkat tinggi itu berhasil dilenyapkan, dan Ensis Exorcizans pun lenyap. Tubuh Shirou terlihat lelah, karena ternyata menggunakan Ensis Exorcizans untuk melenyapkan sihir tingkat tinggi menghabiskan hampir setengah dari stamina yang ia miliki. Meskipun energi sihir miliknya masih cukup banyak, walaupun ia menghabiskan banyak energi untuk mentracing Ensis Exorcizans.

"Lihatlah dia tidak terluka bukan," Kata Evangeline. "Dia tidak akan kalah semudah itu."

Konoemon sadar kalau dia sudah meremehkan kemampuan Shirou, ia tidak tahu kalau Shirou sangat kuat.

"Mengagumkan kau bisa menahan serangan itu Shirou-kun," Penampilan Chao terlihat sedikit babak belur karena menggunakan sihir yang membebani tubuhnya. Bahkan ia terlihat seperti kesakitan. "Sudah tidak perlu strategi lagi kalau begini jadinya, yang tersisa hanyalah adu kekuatan."

'Pola sihir aneh yang terlihat di tubuhnya itu pasti yang membuat energi sihirnya meningkat dengan drastis.'

"Chao hentikan saja semua ini," Kata Shirou. "Aku tahu kau saat ini sedang merasa kesakitan karena menggunakan energi sihir jauh melampaui apa yang bisa ditahan oleh tubuhmu."

"Hoh kau menyadarinnya, Shirou-kun," Kata Chao. "Tapi sayang aku tidak punya niat untuk menyerah! Rasteil Maimagic Scir Magister Evocatio Spiritualis De Undetriginta Salamancis Lanciferis!"

'Kali ini dia memanggil roh api tingkat tinggi, tadi aku bisa menghentikan serangannya menggunakan Ensis Exorcizans. Aku tidak bisa menggunakan trik yang sama, staminaku akan terkuras kalau aku menggunakan pedang itu lagi! Tak ada pilihan lain aku harus menyelesaikan ariaku!'

"Withstood pain to create weapons, waiting for one's arrival.

I have no regrets. This is the only path. My whole life was Unlimited Blade Works!"

Dari tubuh Shirou muncul lingkaran api yang meluas dan menyebar sampai melenyapkan roh api yang dipanggil oleh Chao. Lingkaran api itu menyentuh Satomi, Chao bahkan Evangeline dan Konoemon. Mereka semua masuk ke dalam Unlimited Blade Works.

"I-ini dimana!" Kata Satomi yang menyangka tadi dirinya akan mati terkena lingkaran api yang menyentuhnya.

"Padang pasir yang luas dengan pedang yang tidak terhitung jumlahnya menancap di tanah," Kata Chao. "Ini adalah Reality Marble, dunia yang termanifestasi dari dalam rohmu. Dunia milikmu sendiri, inikah rahasia besar yang tadi kau maksudkan Shirou-kun?"

"Itu benar," Kata Shirou. "Dengan membawamu dan Satomi-san ke dalam Unlimited Blade Works ini sihir pengakuan milikmu tidak akan bisa diaktifkan!"

"Tidak kusangka bocah itu memiliki Reality Marble," Kata Evangeline yang merasa shock melihat Shirou memiliki Reality Marble. "Dan lagi di dalam Reality Marble dia menyimpan pedang yang jumlahnya tidak terhitung dan berbagai macam senjata yang hanya ada dalam legenda, ini benar-benar gila! Pak tua apa kau tahu mengenai hal ini?"

"Aku tahu, tapi baru kali ini aku melihatnya secara langsung," Kata Konoemon. "Shirou pertama kali menggunakan Reality Marble miliknya Unlimited Blade Works ketika ia berusia 5 tahun, di saat ia sedang berkunjung ke Kyoto bersama dengan Irisviel dan Kiritsugu."

"Dia sudah bisa menggunakan Reality Marble miliknya ketika ia berusia 5 tahun!" Evangeline terkejut karena selain pengguna Reality Marble sangatlah langka dan jarang ada yang bisa menggunakannya di usia semuda itu. "Memangnya apa yang terjadi Kyoto sampai-samapai memaksanya menggunakan Reality Marble di usia semuda itu!?"

"Ketika Shirou sedang bermain dengan cucuku dan Setsuna, ada sekelompok penghianat dari Asosiasi Kansai yang ingin menculik Konoka," Kata Konoemon. "Dan karena keinginan Shirou yang tinggi untuk menolong Konoka, Reality Marble milik Shirou bangkit dan ia menghabisi para penghianat itu."

"Keadaan berbahaya memaksanya membangkitkan sesuatu yang menakutkan," Kata Evangeline. "Aku merasa nasib bocah itu akan semakin parah seiring berjalannya waktu."

"Mungkin ya, mungkin tidak," Kata Konoemon. "Kita hanya bisa melihat dan memperhatikan seperti apa nasib Shirou di masa depan."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Walaupun kau mengurungku dan Satomi di Reality Marble milikmu ini aku tak akan menyerah, Shirou-kun!" Teriak Chao. "Aku akan mengalahkanmu dan melenyapkan Reality Marble ini! Rasteil Maimagic Magister To Symboalion Moi Ho Teyurane Frogos Epigenet Frocus Cataruseios Frogine Fonfire, Reusanton Pyur Kai Teion Ha Ebefuregon sodomahamarutorus eis kusotanato Urania Flogosis!"

Chao yang tidak mau menyerah juga dengan nekat memakai sihir api tingkat tinggi yang sebelumnya yang ia gunakan, walaupun tahu kalau sihir itu akan merusak tubuhnya.

"Full Barrel Open!" Pedang dalam jumlah yang tidak terhitung jumlahnya terangkat dari atas tanah dan terbang ke arah sihir api yang dilepaskan oleh Chao. Pedang-pedang itu dan sihir Chao yang terlihat seperti awan api beradu. Chao meningkatkan output dari sihir api miliknya untuk melenyapkan serangan pedang milik Shirou, tapi semuanya percuma di dalam UBW yang memiliki jumlah pedang tidak terbatas peningkatan yang dilakukan oleh Chao menjadi sia-sia. Setelah sihir Chao lenyap tubuhnya terjatuh ke atas tanah, sedangkan pedang-pedang yang tadi melayang kembali menancap ke atas tanah. Shirou tersenyum ia berhasil mengalahkan Chao tanpa membunuhnya, misinya menghentikan Chao sudah berhasil dilaksanakan.

Author Note: Selanjutnya adalah bagian pertama dari Chapter terakhir di saga Mahora Festival.

Siguiente capítulo