webnovel

STRATEGI (PART 1)

"Mohon maaf, saya gak salah denger kan pak?"

"Kamu itu bodoh atau idiot sih?"

Lenny terbelalak. Duile ini orang kok pedes amat omongannya?

"Bukan gitu.." gadis itu bersungut, "Bapak ini mau ngajak nikah atau ngajak ribut?"

"Menurutmu?" Reyhan berdiri dari sofa. "Apa saya ini ada tampang main-main?" Dia mulai menyetel tampang serius, seperti biasa tatapan yang tajam setajam silet itu mulai menguliti Lenny.

"Loh kok bapak jadi ngegas? Ini harusnya saya yang marah loh.."

"Kok kamu?" cowok itu mengerinyitkan dahi. Bingung juga kenapa obrolan mereka jadi berputar-putar.

"Iyalah, saya sebagai karyawan merasa dilecehkan!" mata Lenny mulai berkaca-kaca. Gak tau kenapa dia jadi sedih. Bukan ini yang dia harapkan dari boss nya.

"Loh, emangnya saya ngapain kamu? Saya ada nyentuh kamu? Enggak kan?!" Cowok itu berjalan mondar mandir kayak setrikaan. "Tadi kamu mau minta saya tanggung jawab, lah ini saya mau nikahin kamu.. terus salah saya dimana lagi?"

"Bukan itu mau saya.. Bapak bener bener gak peka! Semua laki-laki emang sama aja!"

Lenny marah. Dia bangkit dari sofa nya dan memutar kunci pintu, bersiap untuk keluar dari ruangan.

Dibilang 'semua lelaki sama aja' seketika Reyhan ngerasa kembar sama David Beckham dari tingkat ketampanannya. Tapi dia gak mau kalah untuk membalas omongan itu.

"Apa bedanya sama kamu? Semua wanita juga ribet! Dateng kesini minta solusi, giliran dikasih solusi malah nyalahin! Aneh..." cibirnya.

Lenny tercekat. Seketika dia balik badan. Dia memicingkan matanya dan mendengus sebal. Ini sama sekali bukan solusi, tapi neraka!

"Saya dengan tegas menolak ide konyol Bapak!"

***

"APAAA?? PAK REYHAN NGAJAK LO NIKAH?!"

Eriska sampe berteriak saking tidak percayanya dengan apa yang dikatakan Lenny. Sontak saja Lenny memberi isyarat diam kepadanya, takut ada orang lain yang mendengar. Untung saja pantry siang ini sedang sepi, saat ini cuma ada mereka berdua.

"Sori.. sori.." Eriska langsung menurunkan nada bicara menjadi bisik-bisik tetangga, "Terus lo jawab apa?"

"Ya gue tolak lah!" jawab Lenny cepat. "Gila apa, bukannya gosip makin reda malah makin jadi. Pasti netijen bilang 'oh jelas aja nikah orang udah sering 'dipake' sama pak Rey' " gadis itu menirukan gaya bicara orang-orang yang mencibirnya.

Eriska tercekat, "Astaga.. Bibit unggul begitu lo tolak?"

Gadis itu tidak percaya dengan langkah gegabah yang diambil sahabatnya ini. Diluar sana, begitu banyak wanita dan calon mertua yang menginginkan punya calon suami dan calon menantu seperti pak Reyhan : muda, tampan, kaya raya. Entah sudah berapa hati yang patah karena ditolak cowok dingin itu. Sedangkan sahabatnya? jelas-jelas menolak rejeki nomplok di depan mata. Ini kan namanya perilaku mubazir.

"Bibit unggul?" Lenny menaikkan satu alisnya, "Lo kira gue lagi on the way bercocok tanam gituu? Ini pernikahan girl, bukan buat main-main!"

"Astaga Lenny..." Eriska jadi gemes sendiri. "Maksud gue kalo lo nikah sama dia, pasti nanti anak lo bakalan cakep banget! Secara nih ya, dia itu kan blasteran Turki.. Udah gitu nih, hidup lo sama anak-anak lo bakalan terjamin tujuh turunan... tujuh tanjakan bila perlu! Lo gak usah repot-repot kerja lagi buat nyari duit, ini namanya tajir secara instan! Dan lagi..." Eriska menarik nafas dulu, ngos-ngosan dia ngomong tanpa spasi. "Nyokap lo kan udah nyuruh buat nikah tuh, apa salahnya nyenengin orang tua?"

Kepala Lenny jadi pusing sekarang. Eriska ini bukannya menghibur, malah menyudutkan dirinya. Membuat dia semakin kesal. Mana pake bawa-bawa orang tua.

"Tapi gue gak cinta sama pak Reyhan, gak akan pernah! Lo tau kan gue ini benci banget sama dia? Gimana mungkin gue bisa ngabisin waktu seumur hidup sama orang yang gue benci?"

Lenny tidak munafik, sebagai cewek dia juga sebenarnya realistis. Reyhan memang idaman semua cewek, bahkan dia yakin orang tua, keluarga besar, bahkan tetangganya satu kecamatan bakalan setuju kalo dia nikah sama Reyhan. Tapi dia juga berprinsip dalam menikah tentu harus dilandasi dengan cinta. Banyak orang udah nikah pakai cinta aja masih gagal, apalagi dia yang cuma uji coba? Ini bukan eksperimen dong. Dan dia ogah ngorbanin hidupnya buat nikah eksperimen begitu.

Lagipula dia emang gak berminat sama sekali dengan Reyhan, meskipun banyak cewek yang menggilai sosok boss muda itu. Mohon maaf nih, tapi dia bukan golongan itu. Lenny malah suka bingung dengan orang yang ngefans garis keras sama Reyhan. Okelah, cowok itu memang tampan dan tajir harus diakui. Tapi sifatnya itu lho, minus banget! Udahlah suka seenak jidat, ngebossy, songong lagi! Jadi apa yang mau dibanggain coba? No body's perfect!

"Halah gitu aja dipikirin.." kata Eriska. Mulailah sahabatnya itu memberi saran-saran sesat. "Lo inget gak? Gue pernah cerita, soal tetangga gue yang dulu benci banget sama pasangannya dan tiba-tiba mereka nikah?"

"Gue inget." Jawab Lenny tanpa minat. Males banget dia.

"Buktinya mereka sampe sekarang baik-baik aja. Anaknya malah udah tiga.." Imbuhnya, "Namanya orang kalo udah bobo bareng dan 'begituan' nih, lama-lama juga bakalan cinta.. lo tenang aja kalo soal itu!"

Lenny melotot. Sialan nih Eriska! Bagaimana mungkin dia disamakan dengan tetangganya?

"Gue 'begituan' sama pak Reyhan?" Gadis itu tertawa. Memikirkannya saja udah ngebuat geli, "Gak.. gak akan mungkin! Gue cuma bakal 'begituan' sama orang yang gue cinta! My future husband."

"Kalo future husband lo itu ternyata pak Reyhan, gimana?" Eriska mulai memancing lagi. Memancing keributan maksudnya.

"Yaelah Ris, kenapa sih lo itu malah dukung dia?" Lenny sekarang menaikkan nada bicaranya. Kesel banget dia. "Sahabat lo itu dia atau gue?!"

"Bukan gitu, tolong jangan salah paham dong..." Eriska jadi nggak enak. "Justru gue pengen yang terbaik buat lo, dan lo jangan sampe nyia-nyiakan kesempatan emas ini!"

"Lo nggak ngertiin perasaan gue!"

Lenny yang jadi naik darah segera berlalu, meninggalkan Eriska sendirian di pantry, sebelum dia akan meledak.

***

Sejak pulang kantor sore tadi, Lenny mengurung diri di dalam kamar kostnya. Gadis itu bukan hanya lelah, tapi juga tertekan. Dia tertekan dengan situasi kantor yang semakin buruk, serta fenomena munculnya haters netijen yang terus mengganggunya. Dan harapannya juga ikut pupus sekarang, Reyhan sama sekali bukan memberi solusi tapi menawarkan masalah baru. Ibaratnya 'menyelasaikan masalah dengan masalah'. Bagaimana mungkin mereka akan menikah? Lenny sadar diri, perbedaan diantara mereka saja sudah sangat jauh. Reyhan yang kata orang nyaris perfekto, gak akan mungkin bersanding dengan upik abu sepertinya. Ide pernikahan itu sangatlah buruk. Menurutnya masih ada jalan lain untuk keluar dari zona bangke ini. Coba saja Reyhan mau bikin konferensi pers sedikittttt aja, buat ngelurusin berita. Bukan ikut ngotot seperti siang tadi.

Kalau cara Reyhan seperti tadi, jelas saja Lenny merasa direndahkan. Reyhan membuat keadaan dimana dia terlihat seolah-olah seperti mahluk superior : begitu kuat dan berkuasa. Bahkan saking kuatnya, Lenny bisa dia dapat dengan ngajak nikah kaget, dah kayak program tipi aja. Tanpa cinta dan apapun, Reyhan begitu pede ngajak nikah. Lenny sama sekali bukan cewek gampangan! Mentang-mentang Reyhan tajir mlintir, dia akan langsung mengiyakan? Hohoho, tidak semudah itu santoso!

Dan karena Lenny ngerasa cara Reyhan tadi menginjak-injak harga dirinya, entah kenapa malam ini dia jadi geregetan pengen keluar saja dari Deandra group! Resign, sodara-sodara!

Ya, kalau sekarang semua orang disana tidak bisa menghargainya, lalu untuk apa dia bertahan? Toh dia masih bisa mencari pekerjaan lain. Di luar sana pasti masih banyak perusahaan yang mau menerima ex karyawan Deandra group. Lagi pula, dia juga seorang pekerja keras. Cewek itu merasa kalau dia keluar, bukan dirinya yang rugi, tapi Deandra group karena akan kehilangan salah satu karyawan terbaiknya.

Berbekal keyakinan sebleng inilah, akhirnya Lenny bangkit dari posisi duduknya setelah berjam jam dia meringkuk dipojokan. Cewek itu segera membuka laptopnya dan mengetikkan beberapa huruf untuk judul dengan mantap :

SURAT PENGUNDURAN DIRI.

***

Sementara di dalam kamarnya, Reyhan juga sedang kesal. Dia begitu kesal karena penolakan mentah-mentah yang dilakukan Lenny tadi. Kurang ajar sekali gadis itu, memang dia siapa berani menolak dirinya yang keren ini?

Cowok itu melangkahkan kaki menuju sebuah cermin besar yang terletak di dekat jendela kamar. Dia mengamati dirinya sendiri dari ujung kuku kaki sampai ujung rambut lewat pantulan dirinya dalam cermin.

Tampan.

Ya, dia emang suka memuji dirinya sendiri. Tapi memang tidak ada yang salah. Dia memang tampan dengan rambut brewok tipis yang mulai tumbuh dipipinya. Hidungnya yang mancung seperti perosotan anak TK, bola mata yang cokelat bening berkilau seperti sunlight, serta dagu yang agak runcing.

Lalu, apa salahnya? Kenapa gadis tadi menolaknya?

Dia bahkan punya segalanya : jabatan, uang, kekuasaan. Semua yang diidamkan manusia dia punya. Dan kalau gadis tadi bilang dia merasa dilecehkan, apa itu tidak kebalik?

Sekarang Reyhan jadi emosi. Dia mengepal tangan kanannya. Dia. Ya, dia merasa dialah pihak yang dilecehkan dalam hal ini. Bagaimana mungkin seorang Reyhan Deandra tertolak? No no no, itu tidak ada dalam kamusnya. Mungkin karyawannya itu lupa bahwa Reyhan benci penolakan. Dia tidak mau ditolak dan diolok-olok sebagai seorang pecundang. Bahkan dalam mimpi sekalipun, itu tidak akan pernah terjadi sama sekali!

Spontan cowok itu menghamtam kaca besar di depannya dengan satu pukulan keras.

DUAR!

Cermin itu segera hancur berantakan berkeping-keping, bersamaan dengan hancurnya pantulan dirinya sendiri. Reyhan kalap, dia tidak bisa diperlakukan begini. Kurang ajar sekali, ini tidak akan termaafkan!

Bersamaan dengan bunyi cermin hancur yang maha dahsyat itu, Bambang sang ajudan pribadi tergopoh-gopoh masuk ke kamar majikannya. Betapa terkejutnya Bambang melihat darah mengalir dari tangan Reyhan. Majikannya itu megeluarkan darah cukup banyak.

"Boss.. apa yang terjadi?" Bambang segera mengambil handuk kecil yang menggantung di lemari. Ajudannya itu dengan sigap membalut luka ditangan kanan Reyhan.

"Bambang..."

"Ya boss?"

"Saya ada tugas penting buat kamu!"

***

PS :

Hai semua, maaf part kali ini lebih sedikit karena author lagi sakit. Tapi sebagai gantinya, sabtu nanti author akan up juga sehingga minggu ini akan ada 6 bab yang di up. Jangan lupa baca terus kelanjutan "TERPAKSA KAWIN" yah.. Thankyou! :)

Siguiente capítulo