webnovel

Tidak Ada yang Suci di Dunia Ini

Editor: Wave Literature

Kedua pemburu mengambil kertas-kertas bambu dengan tangan bergetar.

"Ini semua adalah hasil pengamatan Pak Tua Wang yang berpengalaman. Meskipun para pemburu memberitahu satu sama lain tentang perangkap yang mereka pasang, kami tidak pernah memberitahu pembagian hewan liar yang kami dapat satu sama lain. Kertas-kertas ini berisi semua informasi yang Pak Tua Wang dapat dari para leluhurnya."

"Jadi ada banyak rusa liar di sini. Haha, kalau aku bisa memburu mereka, aku tidak perlu khawatir akan biaya hidup selama tiga bulan kedepan! Ah, di daerah sungai ini ada sebuah gua yang berisi beruang gunung? Dulu aku hampir pergi ke daerah itu! Aku harus mencatat semuanya!"

Semua informasi itu berharga, bagaikan sumber kehidupan seorang pemburu!

Dari zaman ketika leluhur mereka hidup, mereka semua hampir mengorbankan hidup mereka demi mendapat informasi seperti ini.

Tapi keluarga Pak Tua Wang selalu menghidupi diri mereka dengan cara berburu. Jika membicarakan Pak Tua Wang, dialah pemburu nomor satu yang pernah ada.

Informasi yang berasal dari tangannya pastilah sangat berguna dan benar adanya.

Kedua pemburu tersebut terus memeriksa semua peta yang ada selama 15 menit. Mereka terus membolak-balik kertas yang ada. Mereka mau tidak mau memberi peta-peta tersebut pada Fang Yuan setelah ia menyuruh mereka untuk lebih cepat.

Pak Tua Wang terus berlutut dan kepalanya menyentuh tanah. Sementara anak gadisnya berbaring di tanah seperti orang mati.

"Tidak ada masalah, Tuan."

"Semua jebakan yang ada di peta benar adanya."

Keduanya menjawab.

"Tuan Gu Master, ini menyangkut hidup saya dan anak gadis saya. Saya tidak akan pernah berbohong pada Anda!" Sahut pria tua itu sembari terus bersujud.

"Mmm, tidak buruk." Fang Yuan menggoyang-goyangkan sekumpulan kertas bambu yang ada di tangannya. Namun tiba-tiba kata-katanya berubah, "Tapi aku tidak mempercayainya."

Pak Tua Wang langsung tersentak dan mengangkat kepalanya. Namun yang dia lihat hanyalah moonblade biru yang ukurannya semakin membesar di hadapannya.

Syut.

Kepalanya melayang di udara, dan darah langsung mengucur deras.

"Argh!!!"

"Tuan, ini-!"

Kedua pemburu terkejut bukan main.

"Ayah-!" Gadis itu menjerit sembari mendekati mayat Pak Tua Wang. Namun di tengah-tengah, sebuah moonblade melaju ke arahnya.

Crot.

Dia langsung terjatuh dan mati.

Sebuah garis kemerahan menghiasi wajah cantiknya.

Garis merah itu semakin melebar, dan darah segar mengucur membasahi hidung dan bibirnya. Darah itu terus mengalir hingga jatuh ke tanah. Kini sebagian wajahnya bersimbah darah.

Namun setengah wajahnya masih secantik biasanya – kulitnya yang putih dan merona masih terlihat jelas. Di bawah langit biru, wajahnya terlihat seperti sebuah karya seni.

"Setidaknya dia masih terlihat lumayan." Fang Yuan menatap gadis yang telah mati itu dengan wajah datar, lalu mengangguk puas.

Dengan cairan primeval jenjang menengah tingkat satu, sebuah moonblade bisa memotong Gu. Namun karena ia kini menggunakan cairan primeval tingkat atas, moonblade-nya bisa mematahkan tulang – bahkan baja!

"Adik kecil!" Salah seorang pemburu terjatuh ke tanah ketika melihat gadis itu mati di depan matanya sendiri.

"Tuan Gu Master, tolong ampuni kami!" Pemburu yang satunya merasa sangat ketakutan hingga dia hampir mau mati.

"Cepat bangun, lalu masuklah dan cari!" sahut Fang Yuan, "Aku tahu bahwa tiap keluarga pemburu selalu menyimpan peta yang terbuat dari kulit hewan. Di dalam peta itu ada segala macam lokasi jebakan dan hewan buas. Berikan itu padaku, dan aku akan membiarkan kalian hidup."

"Baik, baik. Kami akan segera mencarinya. Tolong beri kami waktu, Tuan Gu Master!" Keduanya segera berdiri dan berlari masuk ke dalam rumah.

Dari luar, Fang Yuan bisa mendengar suara lemari yang terbuka dan beberapa barang yang jatuh.

Namun mereka tidak menemukan peta kulit hewan itu – meskipun mereka telah menggeledah seluruh bagian di dalam rumah tersebut.

"Tuan, tolong beri kami waktu sedikit lagi – kami akan segera menemukannya!" Kedua pemburu semakin ketakutan. Mereka terus mencari peta tersebut dengan terburu-buru – hingga mereka merusak banyak barang.

"Brengsek, di mana peta itu?"

"Muncullah! Tolong muncullah!"

Mereka menggumam dengan tubuh bergetar. Mata mereka mulai memerah.

"Dasar sampah tak berguna." Fang Yuan berjalan masuk ke rumah dengan langkah lambat.

"Tuan! Tuan! Tolong ampuni kami… Ahh…" Kedua pemburu tersebut terus bergetar seakan-akan mereka tersetrum. Mereka jatuh ke tanah dan terus memohon-mohon.

Fang Yuan tidak menghiraukan keduanya dan terus memperhatikan rumah tersebut.

Rumah itu memiliki empat kamar, ruang tamu, dan dapur. Semua perabotan di sana berantakan akibat digeledah oleh kedua pemburu tersebut.

Fang Yuan melangkah masuk dengan pelan. Langkah kakinya bergema.

"Rumah ini benar-benar sudah diperiksa. Ini aneh sekali. Hampir setiap pemburu memiliki peta kulit hewan yang diwariskan secara turun temurun. Peta tersebut selalu diperbaharui setiap kali ada jebakan atau hewan liar lain yang muncul. Ini adalah hal yang paling penting bagi seorang pemburu – bagaimana mungkin dia tidak memilikinya?"

Fang Yuan terus berpikir, "Dan lagi, aku sudah menguji Pak Tua Wang tadi. Aku sengaja menyuruh kedua pemburu untuk mencari kertas dan kuas. Orang tua itu langsung memberitahukan lokasi kedua benda tersebut. Mungkin ia khawatir mereka akan menemukan peta. Peta tersebut pasti ada di sini."

Fang Yuan memeriksa rumah itu sekali lagi. Begitu melihat perapian yang ada di sana, Fang Yuan tersentak.

Perapiannya terhubung dengan cerobong asap. Ia berfungsi sebagai penghangat di musim dingin. Ada beberapa sisa arang di dalamnya.

Fang Yuan mendekati perapian tersebut. Ia berjongkok, lalu mengambil sekop di dekatnya dan mulai menggali arang-arang itu.

Sebagian besar arang tersebut masih berbentuk balok kayu. Mereka rapuh dan mudah dipatahkan.

"Oh?" Fang Yuan tiba-tiba menemukan sebuah balok arang yang sangat keras dan berat – tidak seperti arang-arang yang lainnya.

Dia menghancurkan balok itu menggunakan sekop yang ada di tangannya. Balok arang itu hancur; memperlihatkan sebuah tabung bambu di dalamnya.

Kedua pemburu yang menyaksikan Fang Yuan pun terkesiap.

Fang Yuan mengambil tabung tersebut, kemudian menggoyang-goyangkannya. Sebuah peta langsung terjatuh dari dalam tabung.

Peta tersebut jauh lebih berat daripada kumpulan kertas bambu tadi – peta kali ini terbuat dari kulit hewan berwarna putih. Kulit tersebut berukuran sangat besar – panjangnya mencapai satu meter, dan lebarnya mencapai setengah meter. Di dalamnya berisi garis-garis berwarna-warni – ada warna hitam, hijau, merah, kuning, dan biru.

Fang Yuan sedikit terkejut ketika melihat peta yang ada di tangannya.

Peta pemburu juga menunjukkan daerah-daerah yang jauh melewati desa ini. Sebagai manusia biasa, sangat tidak mudah untuk memetakan daerah yang begitu jauh.

Pandangannya mengarah pada lima titik yang menunjukkan keberadaan sekawanan babi hutan.

Dua dari lima titik tersebut berukuran kecil, dan dua yang lainnya berukuran sedang. Sementara satunya berukuran besar. Di tengah-tengah titik besar, terdapat sebuah tanda silang berwarna merah berukuran raksasa.

Fang Yuan terkekeh melihat tanda silang. Di kertas bambunya, tidak ada tanda seperti itu!

Kedua pemburu yang juga memeriksa semua kertas bambu tidak menemukan masalah apapun. Itu karena pengetahuan mereka terbatas. Tanda silang tersebut terletak jauh dari pemukiman mereka. Dari sinilah, kelicikan Pak Tua Wang terlihat.

Inilah kenapa Fang Yuan membunuh mereka.

Agar bisa berburu babi hutan, ia membutuhkan peta kulit hewan. Tapi ia tidak yakin dengan peta yang digambar oleh orang lain. Pemuda itu hanya percaya dengan peta yang "nyata" seperti ini.

Fang Yuan sudah sering mendengar berbagai kata-kata kasar di masa lampau. Fang Yuan membunuh Wang Er bukan karena diusir dengan kasar.

Begitu mendengar percakapan keempat pemburu tersebut, Fang Yuan sudah berniat untuk membunuhnya.

Dengan membunuh Wang Er, ia bisa mengurangi jumlah musuhnya. Selain itu, ia juga memiliki alasan untuk mendapatkan peta kulit hewan. Untuk apa membiarkan Wang Er hidup?

Fang Yuan tidak akan membunuh karena dia menyukainya; baginya, membunuh hanyalah salah satu metode. Jika metode ini bisa menyelesaikan masalah, kenapa tidak?

Orang tua itu jelas harus disingkirkan. Meskipun ia bisa menerima kenyataan bahwa anaknya dibunuh, Fang Yuan tetap saja merasa tidak tenang. "Ketika memotong rumput liar, kau harus memotong hingga ke akar-akarnya. Kalau tidak, rumput itu akan tumbuh lagi di musim semi."

Apa? Membunuh orang yang tidak bersalah?

Hehe, tak peduli dimanapun itu, orang-orang akan selalu dikelilingi oleh karma selama mereka hidup. Bagaimana mungkin ada orang yang tidak berdosa? Manusia membunuh babi; bukankah babi tidak berdosa?

Ikan besar memakan ikan kecil, dan ikan kecil memakan udang. Di dunia ini, hanya ada rantai makanan – tidak ada yang suci.

Di dunia ini, siapapun bisa hidup dan mati – tapi tak ada yang tidak berdosa!

Siguiente capítulo