webnovel

Kedamaian (Part 1)

Editor: Wave Literature

Setelah beberapa saat, Angele membersihkan darah pada pedangnya dengan menggunakan pakaian salah satu mayat. Dia melihat sekelilingnya, dan disekitarnya terdapat banyak potongan bagian tubuh tersebar dimana-mana. Wajahnya sedikit pucat. Walaupun ia pernah membunuh orang lain sebelumnya, keadaan sekitarnya saat ini terlalu mengerikan.

Angin bertiup melewati pepohonan, terdengar suara 'krisik-krisik' dari dedaunan yang saling bergesekan. Cahaya matahari yang bercampur dengan bayangan di tanah menciptakan ilusi seperti sungai yang mengalir. Pedang perak Angele bersinar di bawah cahaya saat ia berjalan ke arah petarung tingkat ksatria itu. Dia memeriksa barang-barang petarung tingkat ksatria itu, tapi ia hanya menemukan sebuah dompet.

"Mungkin mereka berusaha menyembunyikan identitasnya selama menjalankan misi?" Angele menebak. Ia berdiri, dan bau darah tercium di udara. Saat ia akan meninggalkan tempat itu, sebuah bayangan hitam melompat dari sebelah kanannya. Karena tidak menyangka akan diserang mendadak dan tidak punya waktu untuk melawan, ia mengayunkan pedangnya kuat-kuat ke arah kanan.

"Bayangan" itu berbau busuk yang membuat Angele mual. Dia berlari menabrak makhluk itu, dan alhasil ia terdorong jauh hingga terguling sejauh kira-kira sepuluh meter, namun beruntung ia tidak terluka. Setelah terjatuh, akhirnya wujud asli makhluk itu terlihat.

Ternyata, makhluk itu adalah seekor beruang hitam besar setinggi 3 meter yang sedang berdiri tegak dengan kedua kaki belakangnya. Beruang itu bersiap untuk menyerang Angele sekali lagi. Seperti tebing kecil, beruang itu menjulang tinggi dari sudut pandang Angele.

"Beruang Gunung Gila …" Mengetahui apa sebenarnya makhluk yang menyerangnya saat ini membuat Angele takut. Rata-rata beruang gunung hitam tingginya hanya setengah dari beruang ini. Karena ada selembar kulit beruang gunung hitam hasil buruan sang baron yang terpajang sebagai trofi di lorong kastil, dia mengetahui banyak hal tentang hewan buas itu.

Tanpa berpikir panjang, dengan gesitnya ia melompat ke belakang dan mengarahkan pedangnya ke mata kiri hewan buas itu. Beruang itu sangat cepat walaupun ukurannya sangat besar. Binatang buas itu menangkis serangan Angele dengan mendorong pedangnya hingga membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Beruang Gunung Gila: Kekuatan lebih tinggi dari 6, Kecepatan lebih tinggi dari 2, dan Daya tahan lebih dari 10." lapor Zero. Namun, raungan beruang itu sangat memekakkan telinga, hingga Angele tidak dapat mendengar laporan itu sebelum hewan itu berhenti.

Jika musuhnya jauh lebih kuat dari Angele, data chip-nya tidak bisa membantunya untuk memenangkan pertarungan. Sebelumnya, chip-nya bisa melaporkan keberadaan musuh karena setidaknya kekuatan musuhnya tidak jauh berbeda dari Angele sendiri.

Analisa chip itu semua dibuat berdasarkan informasi yang diberikan oleh kelima indra Angele, dan chip-nya akan semakin kuat bila Angele menjadi semakin kuat pula. Angele mencoba melawan beruang itu dengan kecepatannya. Namun, serangannya tak banyak melukai beruang itu. Kulit beruang itu sekeras logam tebal, jadi pedangnya tidak dapat menembusnya.

Angele memutuskan untuk segera kabur karena ia tidak bisa melakukan apa-apa. Beruang itu tidak mengejar Angele yang berusaha kabur. Ia mengetahui bahwa Angele jauh lebih cepat darinya. Beruang itu mendekati mayat-mayat yang tergeletak di tanah dan mulai memakannya.

Angele menatap beruang itu untuk beberapa saat, dan menggelengkan kepalanya.

'Kulitnya terlalu tebal. Aku membutuhkan senjata legendaris untuk menembusnya, atau mungkin kekuatan yang lebih besar? Aku sama sekali tidak bisa melukainya sekarang.' pikir Angele. Beruang itu sedang makan, namun pertahanannya tidak berkurang sama sekali. Dia melihat beruang itu akan mengejarnya, jadi dia segera meninggalkan tempat itu.

Dia puas dengan hasil hari ini. Setidaknya, ia mendapatkan pengalaman bertarung dan menjadi lebih mengerti kemampuannya sendiri.

'Mungkin aku bisa memburunya lain kali. Aku harus makan rebung bambu lebih banyak.' pikirnya seraya berjalan meninggalkan hutan.

Dia membunuh beberapa prajurit Kerajaan Saladin dan mengalahkan seorang petarung tingkat ksatria. Kemampuan bertarungnya sudah mencapai tingkat ksatria, artinya tingkat kekuatannya nyaris sama dengan sang baron. Menyadari hal ini, Angele menjadi sedikit tenang. Kekuatan adalah satu-satunya hal yang berarti di dunia ini, dan dia telah bisa melindungi dirinya sendiri.

Ksatria yang dibunuhnya kira-kira nyaris sama kuatnya dengan Wade dan Audis. Jika Angele dan Baron Karl termasuk ksatria tingkat atas, maka Wade dan Audis ada di tingkat menengah. Jarak antara tingkat menengah dan tingkat atas sangatlah jauh. Kemungkinan, Dice ada di tingkat atas, karena itulah dia memiliki nyali untuk mencoba membunuh sang baron. Dice hanya kalah karena teknik pembunuhannya tidak dapat digunakan di pertarungan jarak dekat. Selain itu, Angele menggunakan racun dan bertarung dengan dibantu oleh chip-nya. Jika mereka bertarung secara adil, Angele pasti akan kalah.

Rata-rata calon ksatria yang memiliki seed akan berkembang dengan sangat cepat di beberapa bulan pertama, tetapi kebanyakan akan tetap berada di tingkat rendah atau tingkat tengah setelah menjadi ksatria. Jarang sekali ada ksatria yang bisa mencapai kekuatan tingkat atas. Tidak seperti petarung lainnya yang berfokus pada kekuatan fisik saja, Angele lebih fokus ke arah keterampilannya. Di dunia ini, semua orang percaya bahwa jika seseorang jauh lebih kuat dan lebih cepat dari yang lainnya, orang tersebut tidak butuh keterampilan untuk mengalahkan lawannya.

Angele menghabiskan sepuluh hari untuk mempelajari pertarungannya setelah dia kembali ke kastil. Dia mencoba mencari kesalahannya pada pertarungan-pertarungan itu, dan baru mulai kembali memakan Rebung Bambu Biru-nya setelah benar-benar sembuh. Sang baron juga telah kembali ke istana, dan telah mendengar berita anaknya nyaris saja terbunuh Beruang Gunung Gila saat berburu di hutan.

Lima belas hari kemudian.

Di ruang baca spesial, Angele membaca sebuah buku sejarah dan menyimpan informasi yang ia dapatkan di dalam chip-nya. Di ruangan ini, ada beberapa ratus buku, semuanya sangat berharga tak terkira. Membutuhkan waktu lama bagi Keluarga Rio untuk mengumpulkan semua itu.

Semua buku di sana disalin dengan tangan. Kertas buku itu terlihat usang, namun masih terasa baik.

'Aku ingin tahu material apa yang digunakan untuk membuat buku itu. Walaupun sudah ratusan tahun berjalan, tulisan di beberapa buku ini masih bisa dibaca.' Angele berpikir. Hari sudah siang, dan cahaya matahari menyinari ruangan melalui jendela. Di bawah cahaya terang matahari, terlihat debu-debu beterbangan di udara.

"Angele." panggil sang baron seraya membuka pintu. Rambutnya terurai di atas bahunya dan terlihat cemerlang di bawah cahaya matahari. Wajah Karl Rio sangat tampan, namun saat ini ekspresinya serius. Pedang emas pendek tersemat di pinggangnya. Ia terlihat kuat namun lemah lembut.

"Ayah." Angele berdiri dan menyapa sang baron dengan hormat. Ayahnya merawatnya dengan baik, jadi ia setidaknya ingin menunjukkan rasa terima kasih. Terkadang, terlihat kekhawatiran di mata sang baron, dan Angele tahu ayahnya mengkhawatirkan masa depannya.

"Kudengar kau bertemu dengan Beruang Gunung Gila di hutan?" tanya sang baron dengan suara berat.

"Ayah mendengar tentang kejadian itu? Aku hanya ingin…" kata Angele dengan nada ringan.

"Beritahu aku tempatnya!" Sang baron memotong perkataan Angele.

"Ayah…" kata Angele.

"Jangan membuatku mengulanginya!" Sang baron merasa kecewa, dan wajahnya terlihat dingin.

"Sekitar 200 meter dari utara kastil. Saya tidak tahu dimana lokasi pastinya…" Rasa merinding di punggungnya membuatnya memberi tahu lokasi beruang itu kepada ayahnya. Reaksi itu wajar bagi Angele karena dia tidak bisa melawan tekanan ayahnya.

Sang baron melihat Angele sepintas dan meninggalkan ruangan.

BAM!

Pintunya dibanting hingga tertutup.

Siguiente capítulo