webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
275 Chs

Pertarungan Pertama

Setelah istirahat sebentar, Zen lalu melanjutkan perjalanan dirinya untuk membunuh beberapa monster untuk meningkatkan kekuatannya. Selang beberapa lama berjalan akhirnya dia menemukan kembali seekor serigala.

"Baiklah, kali ini mari kita gunakan skill" kata Zen.

Zen lalu menggenggam tongkatnya lalu memfokuskan kekuatannya pada tongkat tersebut hingga bersinar. Lalu Zen perlahan mendekat ke serigala itu. Serigala yang diincar Zen merasakan bahwa seseorang mendekatinya dan mulai mencari siapa yang mendekatinya.

Dia lalu mulai waspada dan akhirnya menemukan siapa yang datang mendekatinya, lalu dia mulai mengerang dan mulai maju menyerang Zen. Melihat serigala itu berlari kearahnya, Zen lalu bersiap melemparkan tongkatnya tersebut.

Lemparan Zen ini sangat cepat hingga tongkat itu mendarat tepat dikepala serigala itu dan menewaskannya seketika. Melihat ini Zen mulai mendekati mayat serigala tersebut dan meraih tongkatnya, namun sayangnya tongkat tersebut akhirnya mulai patah karena tingkat ketahanannya sudah habis.

"Sial, sepertinya aku harus mencari yang baru" kata Zen.

Akhirnya Zen meninggalkan tempat itu dan tiba – tiba dia menemukan sebuah goa. Zen perlahan memperhatikan goa tersebut sebentar dan memutuskan untuk memasukinya. Zen jalan perlahan – lahan karena goa itu sangatlah gelap.

Namun setelah dia jalan cukup panjang, dia menemukan setitik cahaya dari dalam goa tersebut. Zen mulai mempercepat langkahnya, namun tetap hati – hati sambil memeperhatikan langkahnya saat berjalan menuju semakin dalam dari goa tersebut.

Cahaya itu semakin dekat, hingga dia mendengar beberapa suara sedang mengobrol disana. Zen perlahan mendekat dan mulai bersembunyi dibalik batu dan melihat cukup banyak goblin didalam gua ini.

"Tunggu, perasaan tempat ini tidak ada esnya?" kata Zen didalam hatinya dikarenakan setau dia, gua goblin berada digoa yang berada diwilayah pegunungan es.

[Sarang goblin bukan disana saja Kak. Wilayah Dark Territory sudah menyusup kedalam wilayah manusia ini, dan sudah mendirikan beberapa camp untuk diri mereka untuk bersiap menyerang wilayah ini.] balas Irene.

"Jadi begitu" kata Zen.

Lalu Zen mulai memperhatikan sekitar tempat itu dan akhirnya menemukan sesuatu yang dicarinya saat ini.

"Akhirnya aku melihat pedang" kata Zen.

Lalu Zen mulai perlahan – lahan dan mengendap menuju dimana para monster ini menyimpan senjatanya. Zen sangat berhati – hati hingga akhirnya dia tiba tepat dimana berbagai senjata dari para goblin itu disimpan.

Zen lalu mengambil sebuah pedang yang menurutnya bagus, namun sialnya benda disamping pedang itu yang terhalang oleh pedang diambil Zen terjatuh. Para goblin yang sedang asik berpesta langsung melihat asal suara jatuh tersebut dan melihat seorang manusia sedang menunjukan gigi putih canggungnya menatap mereka.

"Sial!" kata Zen didalam hatinya.

Zen sebenarnya akan langsung melarikan diri, namun akses jalan keluarnya sudah diblokir. Zen lalu mempersiapkan dirinya untuk bertempur setelah para goblin itu satu persatu mulai datang untuk menyerangnya. Sebuah goblin menggunakan gada telah sampai duluan dan mulai menyerang Zen.

Zen dengan sigap menghindar lalu mengaktifkan sword skillnya dan membantai goblin tersebut dengan membelah perutnya. Goblin yang diserang Zen mulai tersungkur akibat banyaknya darah yang keluar dari perutnya.

Melihat ini, goblin lain mulai mendekat kearah Zen dan mencoba menyerangnya bersama. Zen saat ini mencoba setenang mungkin untuk menghadapi para goblin tersebut. Akhirnya beberapa goblin mulai menyerangnya bersama.

Zen berhasil menghindari beberapa serangan, namun sebuah serangan fatal mulai datang kepadanya. Dengan sigap Zen mengayunkan pedangnya dan menangkis serangan tersebut. Zen lalu berguling kebelakang dan berusaha sebisa mungkin melawan goblin itu satupersatu.

Akhirnya sebuah goblin datang kearahnya, Zen melihat kesempatan ini mulai memakai sword skillnya dan langsung menerjang kearah goblin yang berusaha menyerangnya sendiri. Bisa terlihat sebuah kepala langsung terjatuh akibat serangan tersebut disusul sebuah badan berwarna hijau juga ikut tersungkur.

"Baiklah, mari kita mulai" kata Zen yang akhirnya sudah mendapatkan momentum bertarungnya.

Suara pertarungan bisa didengar dari dalam goa tersebut. Zen sudah membantai beberapa goblin tetapi dikarenakan jumlahnya sangat banyak, Zen belum bisa mengalahkan semuanya sampai saat ini.

Hari sudah mulai malam, namun Zen masih tetap melawan goblin – goblin tersebut yang serasa tidak ada habisnya. Zen saat ini sudah kehabisan nafas, bahkan terdapat beberapa luka pada tubuhnya akibat serangan dari beberapa goblin.

"Sial staminaku hampir habis" kata Zen dan melihat didepannya masih banyak goblin yang siap menyerangnya.

Lalu Zen mulai memperhatikan sekitar dan akhirnya menemukan mangsa yang sebenarnya agar dapat menyelesaikan pertarungan yang melelahkan ini.

Sebenarnya Zen sudah mengincarnya sedari tadi, namun pengawal dari goblin itu sangat banyak dan menghalanginya. Zen saat ini berusaha melawan ketua dari para goblin disini dan mencoba menyelesaikannya secepat mungkin.

Zen dengan sisa staminanya akhirnya langsung melesat dengan cepat menuju kearah ketua goblin tersebut. Namun sialnya masih ada beberapa goblin yang melindunginya walaupun Zen sudah mencoba membantai beberapa pengawal dari ketua goblin tersebut.

Dengan cepat Zen membatai para pengawal ketua goblin tersebut dan langsung menerjang kearahnya. Sialnya serangan Zen tepat mengenai armor tebal milik ketua goblin itu yang menyebabkan pedangnya langsung patah karena tingkat ketahanannya yang sudah habis.

Melihat hal tersebut, ketua goblin itu langsung menebas Zen menggunakan senjata besarnya. Melihat ini Zen mencoba menghindar namun sayangnya serangan tersebut mengenai lengan atas kirinya dan menyebabkan luka sayatan yang lumayan dalam.

Zen lalu mundur beberapa langkah sambil memegang lengannya yang terluka agar darah yang keluar dari luka tersebut berhenti, namun ketua goblin itu tidak menyianyiakan hal tersebut dan kembali menyerang Zen.

Zen berusaha keras menghindar beberapa serangan tersebut hingga akhirnya sebuah kesempatan Zen menyerang balik terbuka. Sebuah tebasan tepat mengarah kearahnya dan Zen mulai menghindari tebasan itu, lalu Zen dengan sekuat tenaga menendang bagian kaki ketua goblin itu hingga menyebabkan dia sedikit goyah.

Zen lalu berlari kearah belakangnya menuju kesebuah mayat goblin yang dia kalahkan sebelumnya dan mengambil pedangnya. Walaupun ketua goblin tersebut sudah berhasil mengembalikan keseimbangannya, Zen sudah mengaktifkan sword skillnya dan langsung menebas kepala ketua goblin itu hingga terputus sepenuhnya dari badannya.

Melihat ketua mereka berhasil dikalahkan, para goblin yang tersisa mulai melarikan diri menuju ruangan rahasia yang menuju kembali kearah dark territory sambil meninggalkan beberapa peralatan mereka.

.

.

Keesokan harinya, seorang pria sedang datang kesebuah pohon besar untuk melakukan tugasnya untuk menebang sebuah pohon. Pria itu lalu memasuki gudang tempat penyimpanan peralatannya dan mengambil sebuah kapak dan mulai berjalan menuju kearah pohon yang akan ditebangnya.

Namun setelah tiba, dia melihat seseorang sedang berjalan sempoyongan dengan sambil memegang lengan kiri atasnya dengan penampilan yang sangat memprihatinkan karena luka pada seluruh tubuhnya. Pria itu lalu mendekat dengan cepat kearah pria yang terluka tersebut.

"Apakah kau tidak apa – apa?" tanya pria yang menghamipir pria yang terluka itu.

Pria yang terluka itu langsung berhenti dan mulai menatap pria tersebut sambil tersenyum lalu pria itu mulai terjatuh dan pingsan karena kehilangan kesadarannya tepat didapan pria penebang pohon tersebut.