webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
275 Chs

Kelompok

Zen beserta keluarga besarnya, akhirnya kembali ke Alaska saat ini setelah menyelesaikan pesta mereka yang sangat sederhana ditempat peluncuran satelit dari Zen sebelumnya. Saat ini mereka semua sedang berkumpul, karena Zen akan memberitahukan pengumuman penting.

"Baiklah, karena aku sudah siap membawa kalian menuju ke dunia dimana saudara perempuan kalian yang lain berasal, sebaiknya aku akan membagi kalian sesuai dengan keahlian kalian masing - masing" kata Zen.

Zen lalu menjelaskan semua rencananya saat ini, untuk membagi wanitanya itu menjadi sebuah kelompok, karena tidak semua wanitanya akan bertarung bersamanya saat ini. Saat ini yang akan menemani Zen bertarung hanya Yue, Shea, Tio, Asuna, Alice, Suguha, Sinon dan Rina.

Lalu Yuna dan Silica akan bertugas sebagai bendahara kediaman Zen dan bertugas sebagai penjaga kediaman keluarga ini yang dibantu oleh Quenella. Aki akan bertugas sebagai dokter pribadi dari kediaman ini.

Lisbeth dan Rinko sendiri akan bertugas sebagai pembuat peralatan beserta senjata, untuk membantu Zen dan juga para saudara perempuan mereka.

"Tetapi sepertinya kita harus mengecualikan Silica, Zen" kata Asuna setelah Zen menyelesaikan pembagian tugas tersebut kepada semua wanitanya saat ini.

"Mengapa?" tanya Zen lalu menatap Silica yang saat ini menunduk.

Asuna tidak menjawab pertanyaan Zen tersebut, tetapi Asuna membiarkan untuk Silica yang menjelaskannya kepada Zen. Melihat Zen tidak mendapatkan jawaban, Zen lalu menepuk kepala Silica yang tertunduk tersebut.

"Maafkan aku Zen, bukannya aku tidak mau mengikutimu, tetapi aku mendapatkan tawaran untuk menjadi seorang penyanyi" kata Silica.

Silica memang dikenal sangat menyukai menyanyi dan mengikuti beberapa tren tentang beberapa grup penyanyi. Silica saat itu sedang berkunjung untuk mengikuti event sebuah grup, akhirnya ditawari untuk menjadi sebuah penanyi bersama orang yang diajak bersamanya ketempat tersebut.

Silica pergi bersama Yuuki yang berhasil mereka sembuhkan secara diam – diam dan sekarang dia sudah bisa berkeliling dengan bebas. Silica mengajaknya, dikarenakan Yuuki juga tertarik untuk mengikuti event tersebut.

Namun tak disangka, mereka berdua akan diajak untuk mengikuti audisi untuk menjadi grup idol bersama dengan Yuuki, karena perawakan mereka berdua yang sangatlah imut. Mereka berdua mengikuti audisi tersebut, dan dinyatakan lolos dan label yang mengaudisi mereka sangat setuju untuk mendebutkan mereka.

"Hm.. jadi begitu. Baiklah, aku juga senang, karena salah satu wanitaku akan menjadi seorang artis yang terkenal dimasa depan" kata Zen.

Silica sangat terkejut dengan jawaban Zen itu, dikarenakan dia mengira Zen akan melarangnya saat ini.

"Benarkah?" tanya Sillica.

"Tentu saja, dan juga jika diantara kalian yang mempunyai kegiatan yang ingin kalian lakukan, bisa katakan kepadaku saat ini" kata Zen sambil menatap semua orang satu persatu.

"Kami sudah puas dengan apa yang akan kami lakukan Zen, dan juga aku beserta beberapa orang lainnya sudah membagi waktu dengan menyesuaikan waktu yang berada didunia dari Yue dan lainnya, agar tidak menghambat kegiatan kami didunia kami berasal" kata Asuna.

"Baiklah, ada lagi?" tanya Zen.

"Sebenarnya untuk kami sudah tidak ada Zen, tetapi untuk kedua putri kita" kata Yuna.

"Ada apa dengan mereka?" tanya Zen.

"Kamu tahukan mereka membutuhkan pendidikan saat ini, kita tidak bisa membiarkan mereka tumbuh tanpa mendapatkan suatu pendidikan untuk mereka kedepannya?" kata Yuna.

"Ah.... kalau tentang itu, kalian tidak usah khawatir. Aku sudah mempunyai sebuah rencana tentang pendidikan mereka" kata Zen sambil membayangkan seorang wanita yang pernah mabuk dan mencium dirinya dahulu.

"Lalu, apakah ada yang lain?" tanya Zen dan hanya dibalas gelengan oleh mereka semua.

"Kalau begitu, marilah kita beristirahat dan aku akan membawa kalian menuju dunia yang baru keesokan harinya" kata Zen.

Keesokan harinya, Zen sudah kembali kedunia Arifureta sendirian guna mencari sebuah tempat yang aman untuk meluncurkan satelitnya yang tersisa satu, untuk menghubungkan dunia ini dan dunia Sword Art Online.

Setelah menemukan tempat yang sudah sesaui dengan apa yang dibutuhkannya, Zen lalu menteleportkan semua wanitanya ketempat ini dan tidak lupa juga satelit yang akan dia luncurkan saat ini.

Para wanitanya, mulai memperhatikan daerah sekitar tempat dimana Zen membawa mereka. Memang saat ini, mereka belum melihat perbedaan dunia ini dan dunia mereka, dikarenakan Zen menteleportkan mereka kesebuah hutan.

Perlahan para wanita yang pertama kali datang kedunia ini, hanya melihat pepohonan yang lebat, karena awalnya Zen menyuruh mereka menunggu saat mereka sampai dikota, barulah Zen membawa mereka kedunia ini, namun karena mereka sudah tidak sabar, akhirnya Zen membawa mereka. Akhirnya mereka hanya menunggu urusan Zen selesai ditempat ini.

"Semuanya sudah siap Zen" kata Rinko dan bersiap untuk meluncurkan satelit tersebut pada dunia ini.

Hembusan angin mulai berhembus kencang ditempat ini, menandakan satelit Zen akan terbang saat ini. Selang beberapa lama kemudian, Rinko menyatakan bahwa satelit tersebut sudah berada pada tempat semestinya pada orbit dunia ini.

"Baiklah, aktifkan penghubung dunia ini dan duniamu Rinko" kata Zen.

Lalu Rinko mulai mengaktifkan beberapa buah tombol dan sebuah bar loading mulai berjalan saat ini. Bar itu perlahan mulai menunjukan angka 100% dan Rinko mulai memperhatikan layar komputernya dan mulai melihat apakah terjadi suatu kesalahan saat ini.

"Cobalah menghubungi teman kalian melalui ponsel kalian" kata Rinko yang ikut menguji coba sesuatu pada ponselnya saat ini.

Mereka semua mulai menghubungi teman mereka semua, dan ternyata usaha mereka membuahkan hasil, karena mereka bisa menghubungi teman mereka yang berada pada dunia Sword Art Online.

"Sepertinya berhasil Zen, aku bisa mengakses internet sekarang dari tempat ini" kata Rinko sambil menunjukan ponselnya saat ini.

"Akhirnya semuanya sudah selesai" kata Zen.

Akhirnya Zen menyuruh beberapa wanitanya kembali, karena dia tidak bisa membawa mereka semua sekarang menuju kekota, dan hanya membawa beberapa orang yang termasuk didalam kelompok yang akan menjadi petarung.

"Sekarang kita akan kemana Zen?" tanya Asuna yang sudah melihat beberapa saudara perempuannya kembali bersama Yui dan Myu ke Alaska.

"Mungkin aku akan mendaftarkan kalian ke Adventure Guild agar menjadi petualang" kata Zen.

Akhirnya Zen mengeluarkan mobilnya dan menyuruh semuanya menaikinya dan melesat menuju kearah kota Horaud. Tidak berselang lama kemudian, mereka akhirnya tiba dikota itu dan langsung menuju kearah Kantor Adventure Guild berada.

Zen langsung disambut oleh resepsionis tempat tersebut dan menanyakan mahsut dan tujuannya mendatangi tempat ini, setelah pergi beberapa hari yang lalu.

"Ah... aku akan menjual beberapa bahan monster dan mendaftarkan beberapa orang menjadi petualang dan memasuki kelompokku" kata Zen.

"Baiklah, lalu siapakah yang akan anda daftarkan?" tanya resepsionis tersebut.

Zen lalu menyuruh Asuna, Alice, Rina, Suguha dan Sinon untuk maju dan mendaftarkan diri mereka sendiri. Zen lalu membiarkan mereka mendaftarkan diri, karena Zen sudah mentransferkan sebuah skill yang berguna untuk mengartikan bahasa dari dunia ini, yang dia dapatkan saat dia sampai ditempat ini dahulu.

Akhirnya mereka berlima mendapatkan sebuah plat status berwarna biru yang menandakan tingkat terendah dari rank adventure didunia ini. Mereka saat ini merasa bersemangat, terutama beberapa dari mereka, karena apa yang mereka alami didalam game, sekarang mereka bisa mengalaminya secara langsung.

"Kita akan kemana sekarang Zen?" tanya Suguha

"Mencari penginapan"