webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
275 Chs

Hadiah Terindah

Zen yang mendengar perkataan Yui mulai tersenyum kepada putrinya tersebut. Namun tiba – tiba dia teringat bahwa dia belum memberitahukan tentang kondisi dari Lisbeth dan Silica kepada Yui.

"Apakah Papa mengetahui mengapa Lisbeth Mama dan Silica Mama tidak pernah datang menemui Yui lagi?" tanya Yui.

Zen yang mendengar pertanyaan Yui itu, sebisa mungkin mencoba mencari alasan untuk anaknya tersebut, agar dia tidak khawatir untuk saat ini.

"Jadi, Mama Lisbeth dan Silica saat ini sedang sakit. Jadi mereka berdua harus dirawat dirumah sakit" kata Zen.

Mendengar ini Yui sangat kaget dengan perkataan Zen tersebut.

"Mengapa Papa tidak memberitahu Yui? Lalu bisakah Yui menjenguk mereka?" tanya Yui.

"Papa minta maaf Yui, Mamamu tidak mau membuatmu khawatir jadi mereka melarang Papa memberitahu dirimu. Dan untuk menjenguk, mungkin saat ini Yui belum bisa untuk bertemu mereka" kata Zen berbohong.

"Mengapa Yui tidak boleh menjenguk mereka Papa?" tanya Yui kembali.

"Mamamu saat ini masih menjalani proses pengobatan jadi belum bisa dijenguk, namun Papa pastikan Mamamu yang lain akan bertemu denganmu sebentar lagi. Papa sudah menghubungi Mama Asuna, Suguha dan calon Mamamu Sinon untuk datang keapartemen Papa ini" kata Zen.

"Benarkah?" kata Yui bersemangat menantikan kedatangan Mamanya tersebut.

"Jadi kita tunggu sebentar Oke" kata Zen kepada putrinya tersebut.

Yui saat ini hanya bergumam kecil dengan perasaan senang karena dia menantikan bertemu dengan Mamanya saat ini.

Namun tiba – tiba saja, pintu kamar apartemen Zen mulai terbuka menandakan seseorang memasuki apartemennya tersebut.

"Aku pulang" teriak seorang wanita dibarengi oleh beberapa wanita yang berada dibelakangnya.

Mendengar ini, Yui menatap Papanya menanyakan apa yang terjadi. Zen lalu melepaskan pelukannya dan menyuruh Yui pergi keruangan tengah untuk menyambut orang yang datang kesini.

Asuna, Suguha dan Sinon akhirnya perlahan memasuki apartemen Zen setelah melepas sepatu mereka dan mulai berjalan menuju ruang tengah, namun mereka dikejutkan dengan suara teriakan yang serasa akrab.

"Mama!" teriak Yui sambil berlari dan langsung memeluk Asuna yang berada paling depan.

"Yui!" teriak mereka bertiga yang saat ini sangat terkejut.

Setelah kelulusan sekolah, Asuna sering menginap diapartemen Zen jika orang tuanya tidak berada dirumah. Saat ini Asuna berencana akan menginap diapartemen Zen dikarenakan Zen mengatakan bahwa dia sudah menyiapkan hadiah spesial untuknya.

Bukan hanya Asuna saja, Suguha juga diundang Zen bersama Sinon. Akhirnya ketiga wanita tersebut mulai menjenguk Lisbeth dan Silica sebentar, walaupun tidak bisa bertemu mereka berdua, lalu menuju keapartemen Zen.

Dan betapa terkejutnya mereka melihat seorang anak kecil menyerupai Yui yang saat ini sudah berada diapartemen Zen saat ini.

"Y-Yui bagaimana kamu bisa disini?" tanya Asuna yang masih belum bisa menghilangkan rasa terkejutnya saat ini.

Namun Yui tetap memeluk Asuna dengan erat dan mulai menangis haru karena akhirnya dia bisa menemui wujud Mamanya yang sebenarnya. Namun dibelakang Yui, sekarang sudah muncul Zen yang saat ini hendak menyambut mereka.

Ketiga wanita itu langsung menatap Zen dengan mata yang masih melebar karena terkejutannya sambil membuat gesture meminta penjelasan kepada Zen.

"Bukankah kalian terlebih dahulu harus menyambut Yui?" kata Zen.

Akhirnya mereka bertiga tersadar dan mulai berhamburan menuju Yui, yang terlihat saat ini terisak karena Yui akhirnya berhasil menemui Mamanya tersebut.

"Yui" kata ketiga wanita tersebut dengan lembut.

"Mama!" balas Yui sambil memeluk ketiga wanita tersebut bersamaan.

Sinon walaupun belum menjadi pacar resmi dari Zen, tetapi karena interaksinya bersama Yui selama ini, membuatnya semakin dekat dengan anak tersebut dan mulai mengikuti teman – temannya untuk menyayanginya.

"Setidaknya jelaskan mengapa dia berada disini Zen" kata Asuna yang sekarang menatap Zen.

"Lebih baik, kalian bersiap – siap. Kita akan makan malam bersama dan mengajak Yui dan mungkin membelikannya beberapa pakaian untuknya" kata Zen.

Mendengar ini ketiga mata wanita tersebut mulai cerah karena mereka tidak sabar untuk mendadani putri mereka tersebut.

"Yui, bagaimana jika kamu mandi bersama Mama?" kata Asuna.

Yui sendiri akhirnya melepaskan pelukannya dan mulai menghapus air matanya dan mulai tersenyum dan mengangguk kepada Asuna. Akhirnya para wanita bersama Yui bersama – sama memasuki kamar mandi Zen.

Bisa terdengar suara tertawa berasal dari kamar mandi Zen, yang cukup untuk menampung ketiga wanita itu bersama Yui mandi bersama. Asuna sendiri sibuk untuk membantu Yui membersihkan dirinya dan tidak ketinggalan Suguha beserta Sinon ikut membantu.

Setelah beberapa lama, akhirnya mereka semua keluar dari kamar mandi setelah mereka selesai membersihkan diri mereka masing – masing.

"Yui, tunggu Mama mengeringkan badanmu terlebih dahulu" kata Asuna yang saat ini masih melilitkan handuk pada tubuhnya mengejar putrinya tersebut yang akan keluar dari kamar mandi.

Yui akhirnya mulai berhenti dan membiarkan Mamanya untuk mengeringkan dirinya dan kembali memakaikan pakaiannya yang tadi.

Akhirnya mereka semua mulai bersiap untuk keluar. Yui sendiri masih menggunakan dress putih yang dibeli Zen sebelumnya untuk menutupi tubuh polosnya.

Akhirnya mereka mulai turun ketempat parkir apartemem Zen dan Zen mengeluarkan sebuah kunci mobil.

"Kamu membeli mobil Zen?" tanya Suguha.

Mendengar ini wanita yang lain menatap Zen karena terkejut bahwa Zen sudah membeli sebuah mobil.

"Yui akan selalu bersama kita, jadi aku membeli sebuah mobil" kata Zen.

Zen saat ini membeli sebuah mobil yang berjenis mobil keluarga agar bisa memuat para wanitanya bersama dengan Yui untuk berpegian bersama.

Akhirnya Zen membuka kunci mobilnya dan menyuruh wanitanya memasuki mobilnya tersebut. Sinon saat ini duduk dibagian depan bersama Zen sedangkan Asuna dan Suguha bersama Yui dibangku belakang.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Zen dan dibalas anggukan oleh semua orang yang berada dimobilnya tersebut.

Akhirnya Zen mulai menyalakan mesin mobilnya dan mulai berjalan perlahan menuju kesebuah mall. Yui sepanjang perjalanan mulai bertanya banyak hal. Asuna dan Suguha yang bersamanya dengan sabar menjawab pertanyaan Yui. Sinon dan Zen sendiri kadang – kadang menambahkan beberapa hal dan menyebabkan suasana dimobil Zen tersebut sangat hangat.

Akhirnya mereka tiba disebuah mall, ketiga wanita itu bergegas membawa Yui kesebuah toko baju anak - anak meninggalkan Zen dibelakang mereka, karena mereka sangat tidak sabar untuk membelikan sesuatu kepada putri mereka tersebut.

Saat tiba ditoko pakaian, Zen sendiri hanya memperhatikan mereka yang sedang asik memilih dan mencoba pakaian yang mereka pilih kepada Yui. Setelah beberapa lama akhirnya kegiatan merekapun berakhir dengan banyaknya barang yang mereka beli untuk Yui.

Zen sendiri saat ini hanya bertugas sebagai pembawa barang dan membiarkan mereka menikmati kebersamaan mereka itu. Bisa dilihat Yui saat ini sangat bahagia bisa bersama dengan Mama - mamanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi kekedai makanan cepat saji.

Seperti biasa Yui memakan makanan tersebut dengan lahap, yang membuat pemandangannya tersebut membuat orang yang duduk bersamanya hanya menatapnya dengan lembut. Setelah beberapa lama akhirnya Zen mulai melihat Yui yang seakan kehabisan energi.

"Bagaiaman kalau kita pulang, Yui sepertinya sudah mengantuk" kata Zen dan dibalas anggukan oleh para wanitanya. Diperjalanan tidak ada satu suarapun yang keluar karena mereka tidak ingin mengganggu Yui yang saat ini sedang tertidur.

Akhirnya Zen mulai mengantarkan Suguha dan Sinon menuju tempat tinggal mereka masing – masing. Mereka berdua masih belum puas bermain dengan Yui, namun Zen berkata mereka bisa datang besok sambil Zen menjelaskan bagaimana dia bisa membuat Yui berada didunia nyata.

Akhirnya mereka berdua mengiyakan perkataan Zen itu dan tidak lupa mengecup kening Yui yang saat ini masih tertidur pulas.

Akhirnya Zen dan Asuna kembali keapartemen Zen. Zen mulai menggendong Yui kekamarnya secara perlahan, agar tidak membangunkannya. Namun tiba – tiba saja Yui terbangun dan memutuskan untuk tidur bersama Zen dan Asuna.

Zen dan Asuna tidak menolak permintaan Yui tersebut. Setelah mereka sudah berganti pakaian, akhirnya mereka bertiga tidur ditempat tidur yang sama.

"Selamat malam Yui" kata Zen sambil mengecup kening putrinya tersebut.

Asuna juga melakukan hal yang sama, dan bisa terlihat Yui hanya tersenyum dan mereka bertiga masuk kedalam mimpi masing – masing.

"Terima kasih Papa, Mama" gumam Yui didalam mimpinya.