Dengan patuh Ziyad berlutut di hadapan Kara. Ia menyentuh lagi kewanitaan istrinya, membelainya sambil membuat gerakan memutar. Kara mendesah-desah seakan memohon hal yang lebih. Dengan senang hati Ziyad memberikan yang lebih. Jemarinya yang basah naik ke atas dan menyentuh mutiara mungil milik Kara. Itu adalah salah satu favoritnya. Ziyad mengusap-usap mutiara itu. Kara mengejang lagi. Ziyad senang sekali memperhatikan wajah Kara yang sedang penuh akan gairah. Kemudian Ziyad menunduk. Ia membuka kaki Kara semakin lebar. Ia menempelkan mulutnya di sana. Lidahnya bergerak-gerak menjilat mutiara itu. Kara menjerit semakin menjadi-jadi. "Kak Ziyad! Aaah...! Kakak! Mmmppff... Sayangku... Ah..."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com