webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urban
Zu wenig Bewertungen
278 Chs

Mak Comblang.

Saat Putra tengah asyik duduk di halaman depan, tiba-tiba ada sebuah tangan memegang bahu sebelah kanannya. Putra sontak terkejut, dan langsung menatap ke arah samping.

"Hai," siapa Hanin dengan senyuman manisnya.

"What are you doing here?" Tanya Putra sambil mengerutkan dahinya.

"Aku di suruh buat datang kesini..." Balas Hanin duduk di samping Putra.

Putra menatap Hanin yang terlihat sangat cantik dengan wajah polos tanpa make up. Gadis itu menatap kearah depan, dengan memainkan jari tangannya.

"Aku dengar kamu bertengkar dengan kedua orang tua kamu ya?" Tanya Hanin tanpa melihat wajah Putra.

"Darimana kamu tau?" Tanya Putra balik.

"Tadi di kantor, kabar kamu bertengkar sudah terdengar oleh karyawan kantor. Apalagi tadi kamu tidak datang ke kantor, mereka semakin yakin gosip itu benar. Tapi tenang saja, atasan kita sudah membereskan semuanya. Jadi tidak ada lagi yang berani menceritakan masalah itu.." ungkap Hanin.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com