Sudah dua hari berlalu, Eric dan Rafael belum juga di temukan. Pihak keluarga benar-benar merasa sangat hancur. Putri menjadi lebih pendiam dan lebih suka melamun. Ervin sama seperti sang ibu, dia lebih suka melamun dan saat berada di sekolah pria itu tidak konsentrasi. Ia terus melihat ke bangku sampingnya dan bangku depan, yang kosong. Bangku itu adalah bangku Eric dan Rafael.
Para siswa-siswi, berdoa agar sang primadona di temukan. Jika mereka sudah tiada, semoga mereka meninggal dalam keadaan baik. Ervin tengah duduk di taman sambil menatap kearah langit yang terlihat indah di sore hari. Ia memejamkan matanya sejenak, mengingat kebersamaannya dengan Eric dan Rafael. Laura duduk di samping Ervin, lalu gadis itu berbaring sambil menatap kearah langit.
"Mereka kemana ya bang? Kenapa mereka harus menghilang? Padahal kita janjian bakal hunting bareng, tapi kenapa mereka ninggalin kita?" Tanya Laura yang sudah meneteskan air matanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com