webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urban
Zu wenig Bewertungen
278 Chs

Ervin Menjenguk, Clara.

Keesokan harinya,

Marsha dan yang lain izin untuk pulang, karena mereka harus bekerja. Hanya ada Clara dan kedua orang tua nya saja di ruang rawat. Ervin mengetuk pintu, untuk memeriksa keadaan Clara.

"Selamat pagi," sapa Ervin.

"Pagi, dokter Ervin.." ucap kedua orang tua Clara.

"Saya mau periksa anak ibu dan bapak dulu ya.." lanjut Ervin sambil tersenyum manis kearah kedua orang tua Clara.

"Baik dokter," ujar Ibu dari Clara.

Clara menatap Ervin, akhirnya gadis itu bisa bertemu dengan pujaan hati. Ervin mendekati Clara dengan senyuman leganya.

"Apa kamu sudah buang air kecil?" Tanya Ervin.

"Sudah," balas Clara.

"Syukurlah," lanjut Ervin memeriksa denyut nadi dan jantung Clara.

Setelah itu ia langsung tersenyum, ia menatap perawat yang ada di belakangnya. "Kalian bisa istirahat, sedari semalam kalian belum istirahat..." Ujar Ervin.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com