webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urban
Zu wenig Bewertungen
278 Chs

Donor Mata.

Rose, Eric dan Reksa tengah berada di rumah sakit. Mereka tengah duduk di kursi tunggu sambil menunggu nama Rose di panggil. Tuan Tirta menyuruh anaknya untuk datang ke rumah sakit, untuk memeriksa keadaan anak perempuan tersebut dan agar tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan operasi kornea mata tersebut. Setelah lima belas menit menunggu, nama Rose pun disebut. Kedua pria itu langsung sigap dan masuk bersama Rose. Saat mereka sudah berada di dalam ruangan, Tuan Tirta masuk dengan wajah yang begitu bahagia.

"Kalian berdua bisa keluar, biarkan Opa yang menemani Tante kalian.." ujat Tuan Tirta sambil mengusap rambut Eric dan Reksa.

"Sip, Opa.." valas Eric.

Kedua pria tampan itu langsung keluar dari dalam ruangan dan duduk di kursi tunggu kembali. Mereka penasaran, kapan gadis cantik itu bisa melihat dunia untuk pertama kalinya. Setelah menunggu lama, Rose dan Tuan Tirta keluar dari dalam ruangan dengan raut wajah yang sangat bahagia.

"Eric, Reksa.." panggil Rose.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com