webnovel

BAB 29 – MENJEMPUT ISTRIKU

Keesokan harinya Tony masih stay di depan pintu kamar Jonathan saat Bosnya itu hendak keluar

"Bukankah aku menyuruhmu kembali pagi ini"

"Saya tidak bisa meninggalkan anda"

"Pergilah ke kota B. handle semua pekerjaan dari sana. Jessi tidak akan menemukanmu" ujar Jonathan karena mngetahui alasan Tony enggan kembali

"Tidak, saya akan kembali jika anda juga kembali" kukuh Tony

"Selamat lembur" ucap Jonathan santai sembari melangkah meninggalkan Tony

Setelah mendengar ucapan Bosnya seketika Tony berubah pucat, benar-benar akan lembur dan tidak aka nada waktu untuk tidur

Karena jika keduanya meninggalkan perusahaan terlalu lama, semua pekerjaan pasti akan menumpuk saat mereka kembali dan yang akan menerima dampak itu adalah Tony.

Disisi lain~~~

Tamu tak di undang tiba di depan pintu rumah Henry membuatnya mengerutkan kening.

"Aku datang untuk menjemput Yohanna"

Saat mendengar nama itu Henry bisa langsung merespon dengan cepat pasti itu adalah seseorang yang berkaitan dengan James Wilson ayah tirinya

"Maaf, sepertinya anda salah alamat" ujar Henry menutupi keberadaan adiknya

"Yohanna Wilson" ucap pria itu lagi

"Disini kediaman Keluarga Lau" jelas Henry memberitahukan marga Ayah kandungnya

"Jangan bersikeras untuk menutupinya, aku juga mengetahui jika William Scott juga berada disini" sahut seseorang yang kini turun dari mobil karena tidak sabar dengan pembicaraan bertele-tele bodyguardnya dan Henry

Mendengar itu Henry menjadi lebih waspada, Han Jisung berada di dalam rumah dia khawatir keberadaan Adik laki-lakinya di ketahui pihak lain yang tidak seharusnya mengetahui itu

"Maaf, anda sepertinya benar-benar salah alamat" tegas Henry langsung menutup pintunya tidak membiarkan tamu tersebut berlama-lama

"Jangan kembali sekarang, jika kamu kembali telp kakak dan pastikan tetap di dalam mobil sampai mobil memasuki garasi" kata Henry yang langsung menghubungi Yohanna yang kini tengah keluar bersama William

Tanpa membuang waktu Henry menceritakan apa yang baru saja terjadi dan William langsung bisa menebak siapa yang datang hari ini.jadi mereka berdua kembali ke rumah kecil di pinggiran kota yang pernah mereka tempati dulu

Bel pintu kembali bordering saat Henry baru memutuskan sambungan ponselnya dengan adiknya. Terlihat Jonathan di depan rumah membuat Henry sedikit lega

"Kamu datang" sapa Henry yang langsung menyuruhnya masuk

"Kakak sendirian?"

"Ada Jisung, dia masih tidur"

"Bibi kapan kembali?"

"Lusa baru kembali, jika pekerjaannya berjalan lancar"

"Aku senang Bibi Han masih bisa menikmati Hoby menjadi pekerjaan" ujar Jonathan membuat Henry tertawa karena dia masih ingat dulu Jonathan adalah penggemar setia Ibunya.

Mereka berdua berbincang tentang kenangan masa kecil dan beberapa hal yang terjadi setelah mereka terpisah karena Jonathan dan Ayahnya harus pindah ke Negara A.

Jonathan juga menceritakan bahwa Ayahnya sudah meninggal dan kini dia yang meneruskan Perusahaan Ayahnya. Tak lama saat sudah mendekati jam makan siang Han Jisung turun dari lantai atas dengan penampilan yang masih berantakan

"William, kamu ada disini?" sapa Jisung yang mengira Jonathan yang sedang duduk di ruang tengah bersama Henry adalah William

"Siapa yang kamu panggil William?" sahut Henry menggelengkan kepala melihat penampilan adiknya

"Ah… kupikir William yang hendak menjemput Yoona" ujar Jisung meminum air yang baru saja dia ambil "Kenapa sepi sekali" keluh Jisung karena biasanya dia bahkan tidak bisa tidur sampai matahari tepat di atas kepala karena terganggu oleh Yohanna

"Yoona pergi dengan William sejak pagi" respon Henry lalu melambaikan tangan pada Jisung supaya mendekatinya

"Kenapa?" tanya Jisung sembari mendekati Kakaknya

"Kamu ingat Nathan? Anak Paman Lee?"

"Entahlah" respon Jisung berpikir

"Dia adalah Nathan anak Paman Lee yang pindah ke Negara A" jelas Henry sambil mengenalkan Jonathan pada Jisung

"Paman Lee yang pernah menjemputmu ke sekolah saat kamu berkelahi dengan teman sekelasmu karena kamu di ejek tidak memiliki Ayah" lanjut Henry karena sepertinya adiknya ini tidak memiliki ingatan dengan Jonathan

"Ah… Paman Lee" teriak Jisung kaget seketika menatap lekat wajah Jonathan

"Aku sangat merindukannya, saat itu bahkan Paman Lee berulang kali mengatakan 'Anak saya' dihadapan guru dan wali murid" kenang Jisung sedih

"Kamu benar-benar menyusahkan orang" sela Henry "Apakah kamu menang berkelahi waktu itu? Wajahmu penuh dengan memar" ledeknya

"Ah… aku hanya anak berusia 10 tahun saat itu" elak Jisung "Jangan sampai Yoona mengetahui itu jika tidak dia pasti akan meledekku seumur hidup" lanjutnya

"Ah… Yoona adalah saudari kembar Jisung, kamu tidak melihatnya saat kecil karena dia tinggal bersama Ayah di Luar Negeri" jelas Henry pada Jonathan yang terlihat mengerutkan kening saat mereka menyebutkan Han Yoona

"Aku juga baru mengetahuinya beberapa tahun yang lalu" sahut Jisung lalu duduk di sebelah Henry "Jadi haruskah aku memanggilmu kakak" tanya Jisung menatap Jonathan

"Tentu saja" timpal Henry

Setelah mereka bertiga makan siang bersama Henry berinisiatif melakukan panggilan video dengan Ibunya mngatakan bahwa Jonathan berkunjung ke rumah. Ibu Han sangat senang sampai menangis melihat Jonathan kini tumbuh besar dengan baik.

"Dimana adik perempuanmu?" tanya Ibu Han karena tidak melihat Yohanna

"Dia pergi bersama William"

"Apakah belum pulang sejak pagi?"

"Belum, mereka berdua akan pulang sangat larut jika pergi bersama" timpal Jisung

"Henry, telp adikmu katakan ada tamu dirumah agar mereka juga saling mengenal"

"Ibu sebenarnya tadi ada orang datang kemungkinan dari keluarga Wilson, tapi sepertinya tidak ada hubungan dengan Ayah" jelas Henry ragu "Aku sengaja meminta William dan Yoona kembali agak terlambat untuk menghindari mereka"

"Telpon Ayahmu"

"Ada William pasti Ayah juga sudah mengetahuinya"

"Nathan, Bibi ingin mengenalkanmu dengan putri Bibi tapi sepertinya hari ini tidak akan berhasil"

"Ibu, apa yang ibu katakan? Seolah ingin menjodohkan mereka" sahut Jisung mendekat ke kamera

"Dasar anak nakal" omel Ibu Han kesal tapi hanya suara tawa Jisung yang terdengar menggoda Ibunya "Nathan anak yang baik, Ibu tidak akan menolak memiliki menantu sepertinya, lagi pula Nathan sudah seperti anak Ibu sendiri"

"Ibu harus memikirkan William, bukankah Ibu berpikir bahwa William bisa diandalkan untuk menjaga Yoona" sela Jisung "Ibu setidaknya Ibu harus tegas, siapa yang cocok menjadi menantu Ibu" sindirnya kemudian

"Dasar anak ini, Ibu bahkan tidak pernah mengatakan mereka berdua akan menjadi menantu Ibu. Ibu hanya mengatakan akan lebih baik jika Yoona menikah dengan orang yang sudah kita kenal dengan baik" gerutu Ibu Han dan kembali membuat Jisung tertawa

"Ibu, Jisung, kalian berdua harus mengetahuinya bahwa Nathan sudah menikah" jelas Henry diantara perdebatan Ibu dan anak itu membuat kedua langsung terdiam

"Benarkah?" respon Ibu Han dan Jisung kompak, mereka terlihat kaget

"Itu benar" ujar Jonathan sembari tersenyum

"Lalu dimana istrimu? Bibi akan kembali besok dan memasak untuk kalian, ajaklah istrimu untuk menginap selama kalian berada di Negara K"

"Ibu, kamu tidak bisa menyuruh mereka menginap disini, mereka datang karena berbulan madu" jelas Henry

"Ah… kalian baru saja menikah? Setidaknya kalian harus menginap semalam Bibi akan segera pulang"

"Bukan seperti itu, kami tidak sedang bulan madu. Istriku datang untuk mengunjungi keluarganya"

"Tetap kalian harus menginap di rumah" kata Ibu Han perhatian

"Siapa yang percaya bahwa pria muda ini sudah memiliki seorang istri" gumam Jisung menatap lekat wajah Jonathan yang berada di sampingnya

Hari mulai gelap, Henry memaksa Jonathan untuk tinggal makan malam dan Jonathan menyetujuinya setelah menerima panggilan telepon. Henry berpikir itu panggilan dari istrinya, yang sebenarnya itu panggilan dari Tony yang khawatir Bosnya tak kunjung kembali ke Hotel

"Wah… kalian berdua mengacaukan rumah dalam sehari?" kata Yohanna yang baru saja memasuki rumah melihat kedua saudaranya terlihat kacau dengan beberapa botol minuman berakohol di depan mereka