webnovel

Young, Wild, & Sexy

Rin menyatakan cinta pada sang Pangeran Sekolah, tapi langsung ditolak. Setelah itu ia memutuskan untuk menjadi musuh di masa depan! Namun, sepertinya ia malah terjebak ke dalam kisah masa muda yang liar dan sexy. Belum soal niat balas dendam pada Pangeran Sekolah terpenuhi, masalah baru kembali menghampiri dirinya ketika sang kakek berniat menjodohkannya dengan anak seorang Mafia! Apa kakeknya sudah gila? Dirinya bahkan masih terlalu muda untuk menikah dan apa ini? Anak seorang Mafia? Penasaran? Yuuk mari ikut gabung dan jangan lupa tinggalkan komen agar aku bisa berkembang! Selamat membaca, semuanya!

sata_erizawa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
366 Chs

Perkenalan

Rin menuju kelasnya setelah berpamitan dengan Sean. Ia berjalan beriringan dengan Zayn, sementara Kei mengekor di belakangnya.

Kei memperhatikan mereka berdua yang sedang asyik bercanda. Ada pertanyaan yang cukup membuatnya penasaran, bagaimana bisa orang yang kemarin terlihat sangat aneh, cupu, culun, pemalu bisa menjadi sosok lain pagi ini.

Hanya hitungan dalam satu hari?

Ayolah, Kei tahu penolakan itu menyakitkan. Tapi apa sampai sejauh itu membuat depresi? Tunggu, harusnya jika depresi itu ke arah negatif, kan?

Lalu ini?

Bukankah itu move on yang luar biasa? Berubah total dan terlihat sangat berbeda! Mungkin banyak anak lain di kelas yang tidak menyadari, karena baru kenal kemarin, tapi mata onyx Kei tidak bisa dibohongi! Ia tahu betul seberbeda apapun Rin, ia tetap akan menyadarinya.

Faktanya, kemarin itu adalah pertama kalinya Kei diberi surat cinta oleh cewek yang menurutnya itu... jelek dan aneh.

***

Saat mereka bertiga sampai di kelas mereka, nampaknya semua siswa sudah hadir. Banyak yang berbisik ria mengenai sosok rambut pendek sebahu yang berjalan bersama sang pangeran baru, Kei dan anggota baru dari flower boy sekolah kategori anak pemilik sekolah, Zayn.

Siapa si rambut pendek itu? Sepertinya orang penting, itu yang mereka pikirkan. Apa dia murid pindahan? Ada juga yang berfikiran seperti itu.

"Kalian bertiga telat! Baru hari ke dua masuk. Mana semangat muda kalian?" Kata Pak Guy dengan semangat membaranya.

Rin dan Zayn langsung cengo. Kei biasa saja.

"Astaga Pak Guru saja yang terlalu bersemangat! Bel saja belum." Kata Zayn.

"Hee, begitu ya?

"Iya."

Seisi kelas bersorak.

"Kalian bertiga, duduk di kursi kalian!"

Mereka mengangguk dan menuju tempat duduk yang kosong. Kei di pojok paling belakang sebelah kiri dekat jendela, dia sebangku dengan Syaheer.

Sementara Rin ada di depan Kei, duduk sebangku dengan Zayn. Cukup beruntung juga karena tempo hari ia tidak mendapatkan teman sebangku, jadi hari ini ia bisa duduk dengan Zayn yang kemarin tidak berangkat sekolah.

"Tidak apa-apa, sebentar lagi juga masuk. Baiklah semuanya, karena kalian sudah memasuki hari ke dua, dan seharusnya pelajaran, tapi karena juga ini adalah perintah dari kepala sekolah, maka kalian belum mulai pelajaran intensif. Jadi, mulai hari ini dan dalam empat hari ke depan, kalian semua akan diurus oleh kakak kelas kalian untuk mengikuti Masa Orientasi." Pak Guy menjelaskan dengan baik layaknya guru.

Ya dia memang guru sih.

Tok..tok..tok... Tiga kakak kelas memasuki ruangan setelah mendapat izin dari guru Guy. Mereka adalah Elyasa Zack, Quina Kouri, dan Melki Zi.

Pak Guy meninggalkan kelas dengan pesan masa mudanya yang membara. Padahal banyak siswa di kelas itu yang sudah kehilangan semangat mereka karena mendengar kata MOS/Ospek.

Mengingat kisah MOS jaman SMP dulu adalah aib! Bisa saja MOS SMA juga tidak terlalu jauh, kan? Atau mungkin jauh lebih menghebohkan? Akkankah aib bertambah? Ya, bukan aib juga, sepertinya terlalu keterlaluan. Tapi yang jelas akan mendapatkan pengalaman tak terlupakan!

Apa saja, senang-senang dan juga... memalukan.

Tiga kakak kelas itu saling memperkenalkan diri. Mulai dari Zack yang ramah, Kouri yang cantik queenly, dan Melki yang garang. Banyak yang menduga jika Melki adalah senior yang galak.

Mereka semua akan menandainya. Lebih baik tidak usah berbuat yang aneh-aneh di depan senior yang satu ini.

Setelah sesi perkenalan para senior, kini waktunya perkenalan dari para siswa junior. Malas juga, layaknya sekolah SD. Tapi ya mereka lakukan saja.. nama, hobi, asal sekolah, atau apalah yang penting perkenalan.

Di mulai dari pojok kiri paling depan dekat meja guru.

"Shameel Syeikh, hobi melukis dan tersenyum." Kata Shameel sambil tersenyum dan senyuumannya itu membuat seisi kelas merinding.

Entahlah, rasanya horor saja melihat senyuman Shameel itu, terlihat palsu dan mistis didukung dengan kulit pucatnya yang bak mayat hidup itu. Memiliki hobi melukis, sudah banyak yang tahu karena nyatanya dia adalah pelukis baru yang baru memenangkan kontes melukis tingkat nasional. Tampan dan masuk kategori new flowerboy sekolah bersama Zayn.

"Kisa Pradika, pecinta binatang terutama anjing. Anjingku sudah berumur 8 tahun, sangat gemuk, namanya Bebi. Bulunya putih, dia sangat sehat dan suka makan banyak, aku selalu mengajaknya jalan-jalan... Uang jajanku selalu aku sisihkan untuk membeli makanan yang bergizi untuk dia." Kisa malah menceritakan anjingnya.

Cowok yang tak terlalu tinggi ini memang penyayang binatang.

"Jojo Pampam, suka makan, makan, dan makan. Aku tahu nama-nama makanan diseluruh dunia. Ada banyak stok makanan di kamarku.. di sakuku juga ada. Biasanya aku membawa bekal makanan lebih. Sarapanku lima porsi lebih banyak dari orang biasa. Aku sangat menyukai daging!" Sudah, jangan ditanya si gempal ini. Sesuai dengan badannya. Pecinta makanan sejati!

Perkenalan terus berlanjut diselingi canda tawa... para senior juga bertanya yang kadang tak masuk akal, seperti "berapa nomor sepatumu?", "rumahmu dari kedai udon A jauh tidak?", "Kau tahu acara Tv yang kalau tidak kuat lambaikan tangan?"

"Hyuka Nelson, hobi karate. Salam kenal." Yap, si cool dan tampan berambut agak panjang ini juga masuk flower boy baru sekolah. Diketahui juga jika Nelson adalah kakak sepupu Hilda.

🌹🌹🌹

"Bayu Agara. Aku tidak memiliki hobi khusus. Salam kenal." Cowok tampan yang setipe dengan Kei.

Saingan berat Kei dalam segala hal. Dia tampan, pintar, dan meski jarang senyum, tapi nyatanya dia adalah sosok ramah yang baik hati. Dia juara umum di SMP, namun setelah ujian seleksi masuk SMA, dia kalah dengan Kei dan Syaheer dengan selisih point hitungan jari. Dia menduduki kelas pangeran baru bersama Kei.

"Na-nama sa-saya, Hyu-Hyuka Hilda. Saya se-senang me-merajut kain me-menjadi syal, atau ba-baju. Sa-saya juga menyukai masak-memasak." Si gadis pemalu yang diketahui sebagai sepupunya Neji, Hyuka Hilda.

Gadis anggun dan cantik. Wajahnya sangat merah saat berkenalan apalagi saat digoda oleh senior Melki. Dia bahkan terlihat hampir pingsan. Cute. Istri idaman batin kebanyakan siswa cowok.

"Dia sasaran empuk.." Seringai Melki. Jelas lah, senior MOS itu suka yang kayak gini. Lugu, pemalu, dan mudah dikerjain.

Di pertengahan perkenalan diisi para siswa cewek. Seperti si cantik Yenaya Indry yang sangat cerewet menceritakan obsesi dirinya menjadi langsing.

Si cewek rambut hitam panjang berkaca mata yang jauh lebih cerewet dari Indry dan sepertinya juga punya bakat sebagai Miss Gossip, Misella Karin!

Si cepol Tessa yang ternyata agak tomboy dan menguasai seni beladiri.

"Marlon Zayn! Aku memang anak pemilik sekolah ini, tapi itu tidak ada hubungannya denganku! Aku tetaplah aku! Jadi, bersikaplah biasa saja denganku ya... Oh iya, aku sangat menyukai ramen. Jika kalian datang ke rumahku, aku akan menyediakan ramen untuk kalian! Siapa saja boleh main ke rumahku, tapi jangan bawa tangan kosong ya.. hehehe." Si Zayn rupanya kadang merasa terbebani dengan status anaknya pemilik sekolah ya walau mau bagaimanapun itu tak bisa dihindari.

Lagipula, apa ia bisa merubahnya? Tapi percayalah, dia masuk AISH dengan usahanya sendiri. Ya jujur saja, ia memang minta untuk satu kelas dengan sahabatnya, si Kei.

Zack hanya tersenyum menanggapi perkenalan Zayn, ya, toh mereka sudah kenal jadi tak perlu melempar pertanyaan lain pada Zayn.

"Baiklah, selanjutnya..." Perintah Zack.

Rin berdiri. "Aerin Tann. Salam kenal." Kata Rin.

Seisi kelas sudah memperhatikan, meski Rin tersenyum manis, tapi itu terlalu singkat karena nyatanya banyak siswa cowok yang penasaran dengannya. Cewekpun juga seperti itu. Bahkan para senior juga tertarik dengan gadis mahkota sebahu ini. Dari awal masuk kelas, mereka sudah menandai Rin.

Gadis manis ini terlalu mencolok.

"Rin ya? Hmm, nama yang bagus. Kau dari SMP mana?" Tanya Melki.

"New York Junior High School."

"Hmm, pantas saja kau terlihat berbeda. Ternyata dari luar negeri. New York itu Inggris ya?" Tanya Melki. Seisi kelas langsung beteriak, AMERIKA. Melki tertawa renyah. "Ku kira, kalian tidak tahu. Jadi Rin, kau saat ini tinggal dengan siapa? Margamu mirip dengan temanku, Sean Tann."

Semua mata langsung tertuju pada Rin. Semua terdiam menunggu jawaban Rin. Terang saja, Sean itu selain pangeran sekolah, dia juga terkenal karena prestasinya di sekolah. Kapten tim basket sekolah lagi.

"Dia kakakku." Jawab Rin.

?

NANIII?

Seiisi kelas kembali gaduh karena jawaban sekolah. Banyak yang tak menyangka jika Sean memiliki seorang adik perempuan. Bahkan Melki dan Kouri yang notabene berteman baik dengan Sean saja tidak mengetahuinya.

Zack tahu, tapi ia memang tak pernah brcerita tetang adik Sean pada orang lain. Lagian, Zack belum pernah bertatatp langsung dengan Rin.

Rin tak menyangka jika kakaknya akan seterkenal itu. Setahunya, kakaknya itu tak banyak polah.

"Tak kusangka si muka bayi itu memiliki adik cantik, kau boleh duduk." Kata Melki.

Melki akan mengincar gadis yang dianggapnya sebagai bule ini. Kesempatan berlama-lama dengan gadis cantik kan lumayan, apalagi si pinky ini juga memiliki badan yang bagus... hohoho.

Seisi kelas mulai berbisik-bisik tak jelas tentang Rin yang kelewat cantik itu. Selain fakta tentang adik dari Sean, si tampan yang jadi model brosur sekolah, tapi juga fakta bahwa Rin berasal dari keluarga yang sangat kaya.

Sesuai yang Rin duga, mereka semua tak menyadari jika dirinya adalah sosok culun yang kemarin satu kelas dengan mereka. Hari kemarin ia tak berkenalan dengan siapa-pun di kelas, karena memang tidak ada yang mengajaknya bicara.

Itu sudah biasa.

Itu yang memang ia inginkan. Tapi lagi, karena Kei, ia mau tak mau harus berubah. Rasanya harga diri yang dipermainkan itu harus diselamatkan!

"Hoo, anak pindahan dari luar negeri ya? Lumayan, dia bisa menjadi cewek dengan nilai tertinggi di ujian masuk. Tak kusangkan akan semenarik ini mengetahui sedikit demi sedikit fakta tentang pinky satu ini." Kei tersenyum sangat tipis dan hebatnya Zack menyadarinya.

Entah bagaimana, tapi Zack melihat senyuman Kei itu. Apakah itu karena sifat brother complexnya? Bisa saja karena yang dibicarakan di sini adalah Elyasa Zack.

"Sudah kuduga, kau juga tertarik, Kei. Apa itu artinya kau sudah menemukan sesuatu yang tidak membosankan? Menarik untuk diikuti." Zack ikut tersenyum.

"Zack.. Bukankah dia gadis yang cantik?" Bisik Kouri.

"Hm, sangat cantik. Tapi kau juga cantik." Kata Zack.

Kedekatan Zack membuat siisi kelas suit-suit tak jelas. Mereka tidak berpacaran, mereka hanya berteman dekat. Mungkin Kouri memang memiliki perasaan pada Zack, tapi Zack tidak jelas, dia hanya senang mengamati adiknya, apalagi dalam setahun ini mereka akan bersekolah di tempat yang sama.

Kouri hanya memanyunkan bibir.

"Melki!" Panggil Zack pelan.

"Apa?"

"Sebaiknya kau tak usah main-main dengannya jika tak mau berurusan dengan Sean!"

"Kita lihat saja nanti..." Melki menyeringai memamerkan gigi hiunya.

***

"Nara Syaheer, salam kenal."

"Elyasa Kei, Salam kenal."

Tidak ada yang bisa dijelaskan dari si tukang tidur tapi jenius ala Syaheer dan si dingin kutub selatan ala Kei. Dan seisi kelas juga sudah tahu bagaimana mereka. Terkenal sudah pasti, malah sejak hari upacara penerimaan siswa baru.

Orang tamvan dan jenius, serta kaya, apa memang selalu seperti itu? Ah, dunia yang senpurna untuk berimajinasi.