webnovel

Young, Wild, & Sexy

Rin menyatakan cinta pada sang Pangeran Sekolah, tapi langsung ditolak. Setelah itu ia memutuskan untuk menjadi musuh di masa depan! Namun, sepertinya ia malah terjebak ke dalam kisah masa muda yang liar dan sexy. Belum soal niat balas dendam pada Pangeran Sekolah terpenuhi, masalah baru kembali menghampiri dirinya ketika sang kakek berniat menjodohkannya dengan anak seorang Mafia! Apa kakeknya sudah gila? Dirinya bahkan masih terlalu muda untuk menikah dan apa ini? Anak seorang Mafia? Penasaran? Yuuk mari ikut gabung dan jangan lupa tinggalkan komen agar aku bisa berkembang! Selamat membaca, semuanya!

sata_erizawa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
366 Chs

Kram

Usai istirahat, pelajaran dilanjutkan dengan berenang. Ini memang masih hari pertama mendapatkan pelajaran setelah selama tiga hari yang lalu mendapatkan MOS. Sekolah elit macam AISH ini memang disiplin jika masalah pelajaran.

Rin berfikir jika saat ini ia berenang, maka fikirannya akan jauh lebih jernih. Mungkin saja air kolam renang bisa mendingin pikirannya. Hari pelajarannya pertama di sekolah sungguh berwarna. Tidak pernah terbayangkan jika hal ini akan ia alami. Kembalinya ia ke negara ini memang membuat hidupnya lebih hidup, tapi ia tidak tahu apa semua akan berjalan membaik dari masa lalunya di Amerika.

"Huwaa, sumpah Rin, badanmu sexy banget. Aku yakin, kau akan menggoda banyak laki-laki di kelas kita!" Kata Karin yang mengagumi tubuh indah milik Rin.

"Cih apaan sih, Karin? Hanya otak kotor dan mesum yang memiliki pemikiran seperti itu! Aku ini hanya sedang memakai pakaian renang dan ingin bersiap untuk berenang, bukan ajang memamerkan badan! Ini olahraga woy! Ini untuk kesehatan! Ini untuk pelajaran!" Dengus Rin.

Enak saja dibilang seperti itu! Namun, bersyukur juga sih karena faktanya ia memang memiliki tubuh yang indah dan mempesona. Kecantikannya pastilah mudah untuk mendapatkan perhatian banyak laki-laki.

"Woy Buk, jangan bengong saja! Malah mengagumi dirimu sendiri! Tahu kok kau itu serba sempurna, tapi ingat! Kau itu hanyalah miliknya mas Kei! Kau tidak boleh tebar pesona!" Timpal Indry.

"Kei bisa cemburu kalau kau terbar pesona, Rin! Hargai perasaan Kei yang kini sudah memilikimu!" Kata Tania.

"Ke-Kei pas..." Hilda ingin menambahi tapi Rin sudah mirip seperti kereta uap yang siap meluncur.

"Stop! Stop! Just stop it, ok? Ayo kita ke kolam renang saja! Dan please jangan menggodaku lagi! Aku capek digoda melulu! Aku dan Kei sudah bahagia, ok?" Kata Rin yang ingin menyudahi saja.

Lalu tawa riang menggelar di sana.

***

Sementara itu di ruang ganti laki-laki, Kei dan kawan-kawan sedang tak jauh beda seperti di ruang ganti cewek. Laki-laki yang masih remaja ini saling gantian menggoda Kei soal Rin tentunya.

Kei hanya diam saja. Rajanya cuek memang sangat pantas disematkan pada Kei. Zayn dan yang lain begitu gencar menggoda tapi Kei abaikan.

***

Acara olahraga renang dimulai.

"Pemanasan dulu! Aku bilang pemanasan dulu!" Kata Kei. Ia berteriak di pinggir kolam meski diabaikan oleh Rin 'sang pacar'.

Sebelum Rin menceburkan diri ke kolam renang, ia sempat bertengkar dengan Kei. Bukan masalah besar, hanya masalah biasa yang dibesar-besarkan. Jadi critanya, Rin tidak mau diajak ke rumah Kei, Kei kesal karena 'anjingnya' tidak menurutinya.

Rin merasa jika hubungan tuan-kacung, tuan-budak, tuan-anjing sudah berakhir karena hubungan pura-pura pacaran mereka gagal untuk meloloskan diri dari perjodohan mereka. Kei tidak terima, karena itu tidak ada hubungannya. Selama ia memiliki video itu, Rin akan tetap menjadi kacung- budak- anjingnya yang harus menuruti segala perintahnya.

Lagian, masalah gagal meloloskan diri dari perjodohan itu di luar dugaan, lain cerita. Video itu tetap video itu. Kei tetap mengancam, maka Rin terpaksa menerima. Walau kesal. Ia harus menerima ajakan Kei untuk ke rumahnya—Permintaan Misha, ibunya Kei.

"Jika kau tak cukup melakukan pemanasan, kau bisa cidera." Kata Kei.

"Berisik deh ah..."

"Aku ini sedang menasihatimu, bodoh!"

"Aku tidak meminta."

Kei mendelik. "Ya sudah, kalau kau kenapa-kenapa, aku tak akan menolongmu!"

"Bodo amat!"

Rin menceburkan dirinya ke dalam kolam renang, ia melakukan gerakan bebas dengan sangat cepat. Membuat seisi tempat itu terperanga. Tidak menyangka jika Rin memiliki bakat renang. Rupanya dulu Rin pernah menjadi juara dua lomba renang gaya bebas tingkat SMP saat di Amerika.

Kei hanya mengamati Rin yang berenang ke sana kemari dengan cepatnya. Sementara yang lain masih sibuk melakukan pemanasan. Rata-rata di kelas mereka sudah bisa berenang, guru olahraga hanya memberi instruksi saja. Tidak ada penilaian dalam olahraga kali ini, hitung-hitung hanya untuk penyegaran setelah kemarin melakukan MOS.

"Siaall, masa mudaku harus dihabiskan dengan pangeran ayam tiren itu.. Kenapa semua jadi seperti ini sih? Konyol sekali. Di saat aku ingin membalas rasa sakit hatiku karena dia menolak surat itu, kenapa justru kini aku semakin mudah dekat dengannya? Saat aku mulai membencinya, kenapa kini aku harus selalu berhadapan dengannya? Kenapa harus dengan dia?... kenapa juga harus ada perjodohan? Urusan bisnis papa memang akan sangat terbantu dengan adanya keluarga Elyasa, dasar mafia tanah. Tapi, kenapa harus Kei? Di antara banyaknya laki-laki di dunia ini kenapa harus dia? Dan lagi, itu artinya aku suatu saat nanti akan menikah dengannya? Hiiiii, enggak banget! Menikah dengan bocah tengil itu hanya akan membuat hidupku semakin berantakan saja... Namun, kenapa aku tak berani membantah pada orang tuaku? Andai saja dulu aku tak membuat kesalahan, aku pasti tidak akan membuat repot semua orang dan mungkin, kisah cintaku tak akan seperti ini... F@ck, aku harus menyembunyikan sifat asliku!" Batin Rin.

Ia menyelam cukup lama. Air memang membuatnya lebih bisa berfikir dengan tenang.

Saat ia ingin kembali ke permukaan untuk mengambil nafas, tiba-tiba kakinya kram. Ia kesulitan menggerakkannya. Ia sudah tidak tahan dengan napasnya yang sedari tadi ia tahan. Air kolam mulai masuk ke dalam hidungnya, menyiptakan gelembung- gelembung kecil di permukaan. Gerakkan tubuhnya mengisyaratkan butuh pertolongan.

Hilda, ia orang pertama yang menyadari jika Rin tenggelam karena sedari tadi ia mengawasi Rin. Ia memang meledek hubungan Rin dan Kei, tapi ia cukup khawatir saat melihat mimik wajah Rin yang sedikit memucat. Tidak tahu karena ketakutan atau apa, yang jelas, Rin terlihat kurang nyaman saat ini.

"YA TUHAN, RIN TENGGELAAAMMM!"

Hilda berteriak jika Rin tenggelam, saat Zayn ingin menolong Rin, Kei sudah melakukannya dengan gerakkan super cepat. Kei menyelam ke dalam kolam renang dan mencari Rin. Setelah itu, ia mengangkat tubuh Rin ke pinggir kolam.

Semua siswa membuat kerumunan. Heboh, kenapa kejadian seperti ini harus terjadi? Rin perlu pertolongan!

***

Makasih banyak buat yang sudah baca sampai chapter ini. Maaf tidak bisa up setiap saat. Mikir kehidupan yang banyak dan tak bisa setia di sini untuk menulis dan melanjutkan kisah ini. Semoga aku bisa menyelesaikannya sampai tamat.

Di sini jujur saja aku sulit survive, tulisanku bukanlah tulisan yang mudah diterima. Aku masih perlu banyak belajar dan berusaha lebih baik lagi. Sekali lagi, thanks bgt sudah membaca kisah dariku. Sending so much love dan semoga hari kalian indah!

x x x x x x x Sata Erizawa x x x x x x x x x