webnovel

Young, Wild, & Sexy

Rin menyatakan cinta pada sang Pangeran Sekolah, tapi langsung ditolak. Setelah itu ia memutuskan untuk menjadi musuh di masa depan! Namun, sepertinya ia malah terjebak ke dalam kisah masa muda yang liar dan sexy. Belum soal niat balas dendam pada Pangeran Sekolah terpenuhi, masalah baru kembali menghampiri dirinya ketika sang kakek berniat menjodohkannya dengan anak seorang Mafia! Apa kakeknya sudah gila? Dirinya bahkan masih terlalu muda untuk menikah dan apa ini? Anak seorang Mafia? Penasaran? Yuuk mari ikut gabung dan jangan lupa tinggalkan komen agar aku bisa berkembang! Selamat membaca, semuanya!

sata_erizawa · Teenager
Zu wenig Bewertungen
366 Chs

Kencan?

Time skip... jam 05 sore...

Rin keluar rumahnya dengan pakaian yang menurut Kei sangat aneh. Bagai ninja nyasar tidak jelas. Baju kebesaran. Kaos kaki panjang sampai lutut, kaca mata besar, bahkan Rin juga memakai tudung kepala. Ini seperti penampilan Rin yang culun, bedanya tanpa rambut kepang duanya.

Kei kesal bukan main, dia sudah sangat keren dengan stelan jas hitam gelap dan dasi birunya belang putih, sementara Rin? Seperti orang yang sedang melakukan penyamaran...

Di dalam mobil Kei...

"Kita bukan sedang pesta kostum, Rin!"

"Ini caraku untuk berkencan."

"Kau jangan membuatku malu! Ganti pakaianmu atau kita tidak akan pergi berkencan!"

"Tidak mau.''

"Ganti!"

"Tidak."

"GANTI!" Suara Kei meninggi. Ia bahkan menginjak rem mobilnya mendadak.

Rin hampir terjedot. "Kau gila, hah? Mau membunuh kita? Kalau ingin mati, mati saja sendiri. Jangan mengajakku!"

"Itu boutique, ayo ke sana! Atau aku akan membeberkan video ini ke TV swasta!"

Gila, Kei sudah gila. Ancamannya tidak tidak main-main, ke TV swasta? YANG BENAR SAJA!

Mau tidak mau, Rin menurutinya. Merekapun memarkir mobil di depan boutique yang di maksud oleh Kei. Rin membaca nama butique itu.

Yenaya Boutique.

Milik keluarga Indri?

Besarnya... Pasti sangat terkenal. Itu yang sedang Rin pikirkan. Saat memasuki ke dalam bangunan itu, dua orang satpam membukan pintu masuknya. Suasana terlihat sangat ramai. Rin mulai gemetaran. Ia bahkan sampai memegang baju Kei untuk mencari ketenangan. Ia menundukan kepala, menyembunyikan wajahnya.

Kei merasa heran dengan apa yang dilakukan Rin. Sekilas ia meluangkan waktu untuk melihatnya. Astaga. Ia baru sadar jika saat ini, untuk pertama kalinya ia melihat Rin dengan keadaan seperti ini.

Ketakutan? Hoe, ini bukan tempat yang menakutkan. Kenapa Rin bisa sampai seperti itu.

Bukankah selama ini Rin merasa kesal jika berada di dekat-dekat dengannya. Ini sampai memegang bajunya?

Kei akhirnya hanya membiarkan Rin berpegangan pada bajunya. Entah apa, ia juga meras kasihan dengan Rin. Ia lalu menggandeng tangan Rin dengan sangat eratnya. Rin terperangah. Ia hanya terdiam mengikuti kemana langkah Kei.

Setidaknya ia merasa jauh lebih baik.

***

Dalam keadaan seperti inipun, Rin masih saja merasa takut. Ia tak mau menatap muka siapa saja. Ia lebih suka menunduk. Kei menghela nafas. Ia tak tahu apa yang terjadi pada Rin.

Pada akhirnya iapun memilihkan baju untuk Rin. Sebuah dress one piece senada dengan warna bibir Rin. Tapi sedikit soft, sangat manis dengan corak soft cherry blossom di ujung bajunya. Ia menyuruh Rin untuk memakainya.

Ia ingin tertawa saat Rin memintanya untuk menunggu di depan kamar ganti dan mengancam akan menangis jika Kei meninggalkannya.

Rin keluar dari kamar ganti dengan cantiknya. Pakaian itu sangat cocok dengan Rin. Kei saja sampai terdiam untuk beberapa detik sebelum akhirnya ia memaksa melepaskan kaca mata milik Rin.

Kei mendengar bisik-bisik dari para pengunjung mengenai gadis cantik di depannya saat ini. Hal itu membuat Rin tidak nyaman. Jujur saja, pakaian itu memang cukup sexy, di atas lutut dan tanpa lengan. Kaki jenjang Rin cukup terekspos.

Kei menyadariinya, ia tahu jika Rin tidak bisa berlama-lama di tempat seperti ini. Tidak mungkin ia memilih kembali baju untuk Rin. Ini akan memakan waktu lebih banyak. ia lalu melepaskan jas hitamnya dan memakaikannya pada Rin.

Ia mencopot bandrol harga baju itu dan memberikannya ke pelayan. Kei menggandeng Rin menuju ke kasir dan membayar pakaian yang sudah dipakai itu dengan kartu creditnya.

Mereka keluar dengan berjalan agak cepat.

"Ehh.. Itu bukannya Rin dan Kei?" Gumam Indri yang rupanya penasaran dengan bisik-bisik pengunjung yang katanya melihat pasangan pangeran dan tuan putri dari negeri dongeng. "Mereka sedang berkencan?"

***

"Terima kasih untuk yang tadi." Kata Rin. Tulus.

"Hn."

Kei belum begitu memahami arti terima kasih itu. Apa karena ia menggandeng Rin yang ketakutan? Ia tak memusingkannya, ia hanya penasaran kenapa Rin bisa seperti itu. Rupanya ada sisi lain yang belum Kei ketahui dari sosok seoring Aerin Tann.

***

Mereka berhenti di taman kota yang agak sepi, Kei memberikan minuman soft drink pada Rin yang terlihat memucat. Kei merasakan jika tangan Rin sangat dingin. Apa sampai sebegitu takutnya Si Rin itu?

Rin menjadi lebih pendiam. Kei membiarkannya. Ia ingin mood Rin membaik agar tujuannya lebih mudah nanti. Ya.. sebelum itu, ia juga sedikit penasaran dengan permintaan Rin.

Pacar bohongan?

Pacar pura-pura?

Untuk apa coba gadis seperti Rin melakukannya? Dan kenapa Rin meminta kepada dirinya. Bukankah Rin cukup dekat dengan Zayn?

Ah, Zayn sepertinya kurang cocok diajak buat bermain sinetron. Zayn itu terlalu jujur dan suka bercanda, hal-hal seperti ini akan cepat ketahuan jika Rin harus beradu acting dengan Zayn.

Kei ingin menunggu kelanjutannya.

Membuat penasaran juga.

***

Usai beristirahat di taman kota, Mereka pun melanjutkan perjalanan.

"Kita akan kemana?" Tanya Kei.

"Kemana saja, asal tidak banyak orang. Ini masih jam 7 kurang." Jawab Rin asal.

"Kau tak suka keramaian?" Banyak hal yang membuat Kei penasaran dengan sosok Rin. Rin menyimpan banyak rahasia yang sedikit demi sedikit Kei ketahui.

"Hmm. Aku tak menyukainya."

"Kenapa?"

"Aku punyak hak untuk tidak menjawabnya, kan?" Kata Rin cukup ketus.

Tinggal jawab saja apa susahnya sih? Pikir Kei. Memang apa salahnya coba? Rin benar-benar ingin menutupi sesuatu dimana sesuatu itu adalah hal yang besar bagi Rin. Apa sih? Rasa ingin tahu Kei semakin besar saja.

Semakin disembunyikan, semakin Kei penasaran.

"Apa keramaian membuatmu tak nyaman?" Tanya Kei akhirnya. Ia benar-benar butuh jawaban yang memuaskan rasa penasarannya.

Rin tidak menyukai arah pembicaraan Kei yang mencoba mengorek sesuatu darinya. Ia harus segera menjawab pertanyaan Kei agar Kei tidak tanya-tanya lagi.

"Aku tidak biasa pergi ke tempat seperti itu."

Kei memutar otak. Benar, selama beberapa ini ia mengamati Rin. Yang Rin lakukan hanya menyendiri di tempat sepi, atau tidak, berkumpul dengan teman wanitanya.

Rin tidak pernah ke kantin atau berjalan sendirian!

Tapi, kenapa waktu itu Rin berani dengannya saat di belakang sekolah untuk menyerahkan surat cinta? Membingungkan.

"Ya sudah, kita ke tempat tujuanmu saja." Kata Kei menyerah.

"Jangan, masih nanti jam 8 malam acaranya! Bukankah sudah waktunya aku memenuhi permintaanmu, sebentar lagi jam 7, kan?"

Iya, Kei ingat semalam ia meminta bantuan juga jika ia meminta Rin menemaninya pada pukul 7 malam ini.

"Benar juga. Ya sudah ayo ke tujuanku dulu!"

Dan mobil lambourghini hitam itu melesat ke sebuah hotel mewah di kawasan elit distrik kota T. Imperium Agara Hotel.

Agara?

Rin seperti tidak asing mendengar nama itu. Bukankah itu nama keluarga Agara? Cowok manis dan kawaii macam panda China itu? Begitulah kata Karin padanya waktu mereka mengobrol saat jam istrirahat di sekolah.

Apa Karin menyukai Agara? Melihat bagaimana cara Karin menceritakan sosok Bayu Agara dengan sangat semangat. Ah, lain kali ia ingin bertanya pada Karin.

Tunggu..

Kenapa hari ini penuh dengan pikiran-pikiran PENASARAN?