webnovel

You Will Be My Queen

Faniya Dwi Putri Wahyudi wanita memiliki tubuh besar dan tinggi membuat banyak lelaki menghindar dari nya akibat tinggi tubuh nya yang mencapai 171cm dan berat badan yang mencapai 90kg tapi hal tersebut tidaklah membuat semangat nya menurun malah bertambah membara semangat nya untuk kurung namun makan masih saja banyak dan jarang berolahraga, Semangat untuk sukses tapi malam belajar dan selalu saja menghabiskan waktu keluar dan keluar nya bukan untuk shoping atau berpoya poya melainkan untuk mengenyangkan perut nya. Dia memiliki lelaki yang di sukai nya yakni Rendi Adijaya Triono yang terkenal cuek dan dingin terhadap siapapun dan sama sekali tidak pernah mencintai wanita dengan tulus tapi entah kenapa dia bisa mencintai Faniya yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria nya apa lagi jika di bandingkan dengan banyaknya wanita yang mendekati nya. Ryhan Purnama Darmawan lelaki tampan yang terkenal dingin kepada siapapun kecuali Faniya, Dia memiliki tinggi tubuh yang mencapai 182cm dan berat badan hanya 60kg berteman dekat dengan Faniya dan memiliki perasaan kepada Faniya, Jika di bandingkan soal fisik kedua nya sangatlah tidak cocok tetapi itu bukan pengahalang untuk Ryhan yang primadona sekolah sejak duduk di sekolah dasar mencintai Faniya yang sama sekali tidak bagus segi fisik.

Suci_lestari · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
36 Chs

Part 32

Tirtan mengikuti kekasih nya masuk kembali ke dalam kamar adik nya. "Faniya sekolah kan hari ini?" tanya Misyel saat tidak menemukan seragam yang tadi malam di lihat nya di tempat nya sekarang.

"Oh iya aku baru inget kalo Faniya sekolah" ucap Tirtan yang baru ingat jika adik nya sekolah hari ini.

"Tapi dia gak sarapan bareng kita tadi" ucap Misyel dengan membalikkan tubuh nya dan terlihat Wahyu berada di pintu kamar Faniya. Wahyu berlalu dari sana menuju ke dapur dan memasukkan makanan untuk Faniya ke dalam kotak makanan.

"Papa mau bawa bekal ke kantor?" tanya Wahyu.

"Enggak, Ini buat Faniya" jawab Wahyu dan menutup bekal untuk anak perempuan nya.

"Papa berangkat, Jaga rumah" ucap Wahyu kembali dengan tersenyum dan langsung berlalu dari sana.

Wahyu keluar dari rumah nya dan masuk ke dalam mobil, Dia meletakkan bekal untuk anak nya di samping duduk kemudi dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke sekolah anak nya terlebih dahulu.

"Eh berapa sekarang?" tanya Faniya kepada Ryhan.

"Tujuh kurang" jawab Ryhan dengan wajah datar nya menatap jam yang melingkar di tangan nya.

"Neng Faniya ada papa nya" ucap satpam kepada Faniya. Faniya langsung mengangkat kepala nya dan menoleh ke arah suara begitupun dengan Ryhan dan juga Rendi yang berada di dalam kelas.

"Hah? Papa?" tanya Faniya dengan wajah bingung nya.

"Iya neng" jawab satpam. Faniya tidak menjawab nya lagi ataupun berlalu dari sana dan kembali menundukkan kepala dan tubuh nya.

"Papa kamu dateng, Kamu gak mau keluar?" tanya Ryhan saat melihat Faniya yang malah kembali membaringkan kepala nya di atas meja.

"Gak ada gunanya" jawab Faniya dan membalikkan pandang nya dari Ryhan.

"Temuin, Mana tau ada hal penting" balas Ryhan dengan menarik tangan wanita itu.

"Gak mau" ketus Faniya. Faniya bisa melihat jelas ayah nya tengah berdiri di dekat pagar sekolah nya begitupun dengan Ryhan.

"Kamu ya" ucap Ryhan dengan kesal dan langsung keluar dari kelas.

"Gak usah ganggu dia pak, Saya aja yang ke bawah" ucap Ryhan dan berlalu dari sana dengan wajah datar nya. Faniya tidak menjawab nya dan kembali menatap ke arah ayah nya.

"Ngapain papa kesini? Gak biasa nya" guman Faniya.

Rendi langsung membuang pandang nya dari Faniya tanpa memperdulikan apapun tentang wanita itu. "Itu papa nya?" guman Rendi saat melihat Ryhan yang nampak dekat dengan ayah Faniya.

"Faniya mana Ryhan?" tanya Wahyu yang tidak melihat anak nya turun untuk menemui nya.

"Dia tadi belajar, Ada yang di kerjain" jawab Ryhan berbohong agar Wahyu tidak terlalu kepikiran terhadap Faniya.

"Oh" Wahyu mengangguk mengerti.

"Ini kasih sama Faniya ya nak" ucap Wahyu dengan menyodorkan bekal yang di siapkan nya tadi kepada Ryhan.

Ryhan menerima nya. "Tumben om yang anter" ucap Ryhan dengan bekal yang sudah berada di tangan nya.

"Faniya tadi pagi gak sarapan, Bukan dari tadi pagi dari kemarin dia juga gak sarapan di rumah, Om takut nanti dia sakit" jawab Wahyu dengan tersenyum menatap Ryhan.

"Oh iya nanti Ryhan kasih sama Faniya" balas Ryhan dengan tersenyum saat melihat senyum tulus dari wajah Wahyu.

"Makasih ya nak, Om pamit nanti bilang ke Faniya kalo om dateng ya" ucap Wahyu dengan tersenyum lebar. Ryhan mengangguk mengiyakan nya dan Wahyu pun masuk ke dalam mobil nya dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju ke kantor nya.

Ryhan membalikkan tubuh nya dan kembali menelusuri lorong kelas. "Ryhan" panggil seorang wanita yang membuat langkah kaki lelaki itu terhenti dan menoleh ke belakang dan ternyata itu adalah Shiren.

Shiren yang melihat Ryhan membalikkan tubuh pun langsung berlari mendekat. "Kamu udah sampe?" tanya Shiren dengan tersenyum lebar. Ryhan tidak menjawab nya dan kembali membalikkan tubuh nya dan berjalan kembali menaiki anak tangga.

"Ah Ryhan, Kau kenapa?" tanya Shiren dengan mengikuti langkah kaki lelaki tersebut. Ryhan tidak menjawab nya dan mempercepat langkah kaki nya. Shiren yang geram langsung menghadang lelaki itu dan berdiri di hadapan nya tepat di pintu masuk ke dalam ruang kelas mereka.

"Stop" ucap Shiren.

Ryhan memasang wajah datar nya dan menatap ke arah Shiren. "Kamu bawa bekal ke sekolah?" tanya Shiren saat sadar akan bekal yang di tangan Ryhan.

Ryhan tidak menjawab nya dan menerobos masuk tanpa memperdulikan Shiren. Shiren tidak menyerah dan terus mengikuti hingga Ryhan berhenti di tempat nya dan menggeserkan kursi nya ke dekat Faniya. "Faniya" panggil Ryhan dengan menggoyangkan bahu wanita itu.

"Apa?" ketus Faniya. Shiren nampak kesal akibat lagi lagi Ryhan lebih mementingkan Faniya dari nya.

"Aku mau ngomong sama kamu" jawab Ryhan.

"Ngomong aja" ketus nya kembali.

"Selamat pagi anak anak" guru masuk ke dalam kelas. Faniya mengangkat kepala nya saat mendengar suara guru masuk ke dalam kelas nya.

"Jangan kemana mana sampe jam pelajaran selesai" ucap Ryhan kepada Faniya. Ryhan menggeserkan kembali kursi nya dan kembali ke tempat nya dengan bekal Faniya yang masih berada di tangan nya.

Mereka semua nampak belajar dengan tekun begitupun dengan Faniya hingga hal tersebut sedikit membuat Ryhan kebingungan akan wanita yang biasa nya malas belajar itu. "Tumben dia belajar beneran" guman Ryhan saat melihat wanita itu benar benar menulis dan memperhatikan guru yang mengajar di depan.