webnovel

You Will Be My Queen

Faniya Dwi Putri Wahyudi wanita memiliki tubuh besar dan tinggi membuat banyak lelaki menghindar dari nya akibat tinggi tubuh nya yang mencapai 171cm dan berat badan yang mencapai 90kg tapi hal tersebut tidaklah membuat semangat nya menurun malah bertambah membara semangat nya untuk kurung namun makan masih saja banyak dan jarang berolahraga, Semangat untuk sukses tapi malam belajar dan selalu saja menghabiskan waktu keluar dan keluar nya bukan untuk shoping atau berpoya poya melainkan untuk mengenyangkan perut nya. Dia memiliki lelaki yang di sukai nya yakni Rendi Adijaya Triono yang terkenal cuek dan dingin terhadap siapapun dan sama sekali tidak pernah mencintai wanita dengan tulus tapi entah kenapa dia bisa mencintai Faniya yang sama sekali tidak masuk dalam kriteria nya apa lagi jika di bandingkan dengan banyaknya wanita yang mendekati nya. Ryhan Purnama Darmawan lelaki tampan yang terkenal dingin kepada siapapun kecuali Faniya, Dia memiliki tinggi tubuh yang mencapai 182cm dan berat badan hanya 60kg berteman dekat dengan Faniya dan memiliki perasaan kepada Faniya, Jika di bandingkan soal fisik kedua nya sangatlah tidak cocok tetapi itu bukan pengahalang untuk Ryhan yang primadona sekolah sejak duduk di sekolah dasar mencintai Faniya yang sama sekali tidak bagus segi fisik.

Suci_lestari · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
36 Chs

Part 31

"Faniya" panggil Rendi. Faniya yang sedang merenung langsung tersadar dan langsung menoleh ke arah suara.

"Gue kira Ryhan" ucap Faniya saat melihat Rendi berjalan mendekat ke arah nya.

"Manggil aku?" tanya Faniya dengan menunjuk kepada diri nya.

"Iya kamu" jawab Rendi dengan tersenyum lebar. Dahi Faniya mengerut saat melihat senyum lelaki itu bukannya senang tetapi dia malah kebingungan akan Rendi yang tiba tiba tersenyum kepada nya.

"Kok agak aneh ya" guman Faniya dengan membalas dengan senyuman malas kepada Rendi.

"Kamu nanti malem ada waktu?" tanya Rendi dengan wajah yang berharap agar jawaban nya sesuai dengan harapan.

"Em..." Faniya nampak ragu menjawab dan menatap tajam ke arah Rendi.

"Ada, Kenapa?" tanya Faniya dengan wajah datar nya.

"Gak biasa nya dia datar sama gue" guman Rendi saat melihat wajah datar Faniya.

"Aku nanti malem mau ngajak kamu makan bareng" jawab Rendi dengan tersenyum lebar menatap Faniya.

"Di mana?" tanya Faniya dengan wajah bingung nya tanpa basa basi bertanya kenapa Rendi mengajaknya untuk makan malam

"Di restoran..."

Tittttttt

Ryhan sampai dan memencet klakson sepeda motor nya dengan sangat kencang hingga membuat Rendi dan juga Faniya yang berada di parkiran langsung menatap ke arah nya. Ryhan memarkirkan motor nya di samping mobil Rendi dan lebih tepat nya lagi di belakang Faniya dan setelah itu dia langsung membuka helm nya. "Ah aku kira kamu gak sekolah hari ini" ucap Ryhan kepada Faniya dengan menatap datar ke arah Rendi.

Plakk

"Lu kebiasaan banget ngagetin kayak gitu, Lo kaga liat gue lagi ngomong sama Rendi hah?" ketus Faniya dengan nada rendah dan mata yang melotot menatap Ryhan dan rahang mengeras akibat kesal.

"Kamu ngomong sama dia?" tanya Ryhan dengan menatap datar ke arah Rendi.

"Kenapa? Lo gak suka?" tanya Rendi dengan wajah datar dan kesal nya menatap Ryhan.

"Dikit, Soal nya lo...."

"Auu" rengek Ryhan akibat Faniya yang mencubit pinggang nya.

"Iya nanti malem kamu shere aja lokasi nya sama aku, Aku pasti dateng" potong Faniya akan ucapan Ryhan.

"Iya nanti aku kirim" jawab Rendi dengan tersenyum.

"Turun" ketus Faniya dengan melototkan mata nya kepada Ryhan.

"Iya" jawab Ryhan dan turun dari motor nya.

"Aku ke kelas dulu" pamit Faniya dan langsung menarik tangan Ryhan berlalu dari sana. Mereka berdua berjalan di lapangan menuju ke kelas nya dan menaiki anak tangga pula untk menuju ke kelas mereka.

Faniya melepaskan tangan nya dari tangan Ryhan dan membalikkan tubuh nya menatap Ryhan dengan tatapan datar nya.

"Elu kalo mau ngebongkar apapun tentang gue mohon jangan sama Rendi" ucap Faniya dengan wajah kesal nya menatap Ryhan.

"Emang aku mau bongkar apa? Emang aku tau apa?" tanya Ryhan dengan wajah polos nya.

"Gue juga gak tau, Pokok nya gak usah ngomong macem macem sama Rendi" jawab Faniya yang juga tidak tau Ryhan mengetahui tentang apa.

"Kenapa? Takut Rendi gak jadi deketin kamu?" tanya Ryhan dengan melipat kedua tangan nya di atas perut nya menatap Faniya.

"Itu lo tau" jawab Faniya dan menundukkan kepala nya. Ryhan terdiam saat mendengar itu dan menurunkan tangan nya menjadi seperti semula.

"Udah ayo masuk kelas, Aku gak bakal ngomong macem macem sama Rendi sampe ngebuat dia jauh dari kamu, Ayo" ajak Ryhan yang terpaksa mengiyakan ucapan Faniya. Faniya langsung mengangkat kepala nya dan tersenyum lebar menatap Ryhan.

"Makasih ya" ucap Faniya dengan senyum yang mengembang. Ryhan hanya memasang wajah datar nya.

"Udah ayo" ajak Ryhan kembali dan menarik tangan wanita itu dan membawa nya masuk ke dalam kelas.

Tok..tok..tok

"Faniya bangun udah pagi" panggil Tirtan dengan mengetuk pintu kamar adik nya.

"Faniya" panggil nya kembali saat tidak mendapatkan jawaban dari dalam.

Ckleek

Tirtan memilih membuka pintu kamar adik nya dan dia tidak menemukan siapapun di dalam kamar adik nya. "Faniya" panggil Tirtan kembali dengan mencari cari keberadaan adik nya.

Tirtan membuka pintu kamar mandi adik nya dan dia masih belum menemukan adik nya di dalam. "Faniya" teriak Tirtan kembali yang kembali membuka ruang ganti dan masih saja belum menemukan adik nya.

Tirtan keluar dari kamar adik nya. "Faniya" teriak Tirtan kembali dan langsung berlari keluar dari rumah.

"Tirtan kenapa?" tanya Wahyu saat sudah siap untuk berangkat bekerja.

"Faniya gak ada di kamar" jawab Tirtan.

"Hah? Gimana bisa gak ada?" tanya Misyel yang nampak hawatir saat mendengar jawaban kekasih nya.

"Tirtan bakal cari Faniya dulu pa" pamit Tirtan.

"Kak sebentar" ucap Misyel dan masuk ke dalam kamar Faniya.