Fernando yang sedang dihukum oleh Viona nampak tersenyum-senyum sendiri saat mendengar adiknya tertawa lebar, ketika sedang berbicara di telepon dengan Viona yang tengah menunjukkan perutnya yang sudah semakin besar.
"Biarkan aku yang memberikan nama pada keponakanku Vio,"pinta profesor Frank untuk yang kesekian kalinya merayu Viona.
"Memangnya kau berani melawan Fernando?"tanya Viona pelan sambil melirik ke arah sang suami yang sedang berdiri menghadap tembok.
"Berani, kenapa tidak. Hanya seorang Fernando, tak ada apa-apanya untukku Vio."profesor Frank menjawab dengan lantang pertanyaan dari Viona.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com