"Ini tempat pertama kali aku melihat kamu setelah sekian lama" ucap Arsya.
"Kan pertama ketemu di gerbong kereta mas" Yumna menyangkal Arsya.
"Siapa bilang? kita pernah bertemu sebelumnya, dan di sini pertama kali setelah sekian lama" ucap Arsya sambil tersenyum dan masih tak di mengerti oleh Yumna.
🔹🔹🔹
Karena posisi Yumna saat ini sudah bukan staff biasa, dia mempunyai jadwal libur tetap sabtu minggu dan selebihnya bisa request juga. Bahkan ketika dia tidak bisa masuk kerja bisa di gantikan dengan staffnya. Iya pencapaian dalam 2 tahun ini, dia bisa menjadi spv di kantornya.
Setelah mengantarkan Arsya ke stasiun, Yumna berangkat ke kantor.
Beberapa bulan berlalu, Yumna menjadi sangat ingin pulang ke Malang, sudah rindu dengan ayah bundanya dan tentu saja seseorang yang sudah mengisi hatinya Bayu Arsya Wijaya.
Tentu saja Arsya tahu jika Yumna hari ini pulang, sudah bersiap menjemputnya di stasiun. Mereka pun sedang mempersiapkan pertunangannya.
Yumna 💌 "Mas Arsya ini Yumna jadi pulang ambil kereta yang pagi kaya kmrn itu, mas Arsya jadi mau jemput Yumna?"
Arsya 💌 " Iya sayang nanti aku jemput, hati-hati ya jangan sampai ngantuk nabrak pintu masuk lagi. Hha"
Sambil membalas Arsya dan mengingat kejadian beberapa bulan lalu "ah sial bagaimana mas Arsya tau, bukannya pagi itu sepi gak ada orang" gumam Yumna dengan wajah memerah seakan Arsya berbicara di depannya.
Beberapa menit kemudian dia sudah masuk di gerbong kereta, tempat duduk dan gerbong yang sama saat Yumna pertama kali bertemu dengan Arsya.
Di gerbong kereta Yumna mengingat kembali awal pertemuannya dengan Arsya yang baginya sangat menyebalkan. Tempat terbaik baginya adalah di samping jendela, bisa melihat suasana di luar dengan sensasi berbeda. Tapi di pagi itu kursinya sudah ditempati orang asing yang saat ini mengisi hatinya.
2 jam sudah berlalu sampailah Yumna di stasiun Malang, dia membuka hp dan ternyata belum ada pesan masuk.
"Mungkin terjebak macet, 20 menit lalu kan bilang sudah mau jalan" Yumna berbicara sendiri.
Waktu sudah berlalu setengah jam, tapi Arsya belum juga sampai dan tak ada kabar. Yumna menelepon dan tak mendapat jawaban.
"Hm sebenarnya mas Arsya kemana sih? katanya mau jemput sampai sekarang belum sampai juga hp nya tidak aktif. Aku harus bagaimana?" Ucap Yumna sudah mulai lelah menunggu
Yumna : 💌 "Mas Arsya dimana? kok sekarang belum sampai? kalau tidak bisa jemput Yumna naik angkutan saja ya. Kalau mas Arsya baca ini cari Yumna di stasiun tidak ada, Yumna udah pulang pakai angkutan umum". Pesan terkirim
Karena tidak mendapatkan jawaban dari Arsya, Yumna pun akhirnya pulang dengan naik angkutan umum.
**Rumah Yumna**
Yumna masuk ke rumah dan mengucapkan salam, bunda dan ayahnya sudah menunggu sejak pagi.
"Loh kok pulang sendirian sayang, tadi bilangnya mau di jemput sama Arsya?" bunda bertanya karena melihat anak gadisnya datang seorang diri.
Dengan lesu Yumna menjawab "Iya bunda, mas Arsya bilang mau jemput tadi bilang udah ke lokasi tapi sampai Yumna sampai dan menunggu setengah jam mas Arsya tidak datang".
"Ya sudah mungkin Arsya ada kepentingan dadakan sayang, berfikir positif saja" bunda mencoba menenangkan Yumna yang tampak sedih.
Sambil memeluk bundanya, air mata Yumna hampir mengalir. Bunda yang merasakan kesedihan anaknya memeluknya erat sambil menepuk pundak Yumna agar tenang.
"Bund..."
"Kenapa kehidupan Yumna begini? keluarga kita selalu mendapat ujian, dari Yumna sekolah belum bisa jadi kebanggan bunda dan Ayah, Yumna kerja pun harus berjuang keras, perusahaan ayah bangkrut, dan sekarang percintaan Yumna juga begini lagi."
Sambil menghela nafas dan air mata sudah mulai mengalir di pipi Yumna.
"Mas Dicky pergi jauh meninggalkan Yumna, giliran Fahri yang selalu ada buat Yumna malah tante Mirna gak setuju gara-gara ayah sekarang gak punya apa-apa. Saat Yumna sudah menemukan mas Arsya, sekarang mas Arsya tiba-tiba tidak ada kabar padahal mas Arsya sudah janji bund, hari ini mau ketemu ayah sama keluarganya" dengan nada suara gemetar
"Bagaimana bunda Yumna bisa benar-benar ikhlas melepas jika pada akhirnya seperti ini lagi? apa mas Arsya juga mau meninggalkan Yumna? " lanjut Yumna
"Husstt jangan berpikir seperti itu sayang... Allah sayang sama kita, Allah sayang sama Yumna itu kenapa Allah memberi Yumna ujian. Pasrahkan sama Allah nduk. Karena DIA tahu kita mampu melewatinya.
"Bunda tahu kamu sudah banyak menderita, kamu anak baik, kamu selalu nurut bunda sama ayah. Maafin bunda dan ayah ya saat kami ada bahkan jarang memperhatikan kamu, dan sekarang saat seperti ini justru kamu yang harus jadi tulang punggung berjuang keras mengembalikan keadaan perusahaan" bunda memeluk Yumna sambil berderai air mata.
"Insha Allah bunda, Yumna Ikhlas melakukan itu. Yumna juga tidak ingin bunda dan ayah menderita, suatu saat Yumna ingin melihat bunda dan ayah tersenyum karena Yumna".
"Dan semoga Yumna bisa ikhlas jika memang pada akhirnya mas Arsya bukan jodoh Yumna. Tapi perasaan Yumna kenapa tidak enak begini ya bun?"
"Nduk, kamu tahu kan kalau Arsya seorang dokter? tugasnya adalah berkaitan dengan nyawa orang lain, mungkin saja saat ini ada pasien yang gawat sehingga belum sempat kabarin kamu"
Padahal Yumna baru saja dia menerima lamaran Arsya dan besok keluarganya akan ke rumah untuk lamaran secara resmi.
Mereka berpelukan dan hanya terdengar suara tangisan. Ayah yang datang melihat kedua wanita yang sangat dia sayangi bersedih akhirnya menitikan air mata. Berjalan menuju ke arah bunda dan Yumna.
"Maafkan ayah sayang, kamu tidak usah pikirkan perusahaan lagi. Yang jelas kamu bekerja saja kalau ada uang kamu simpan untuk hidup kamu ke depan. Ayah yakin sebentar lagi ayah juga bisa kembali seperti semula. Do'akan ayah panjang umur dan bisa beribadah lebih lama. Ayah dan bunda bisa mewujudkan impian keluarga kita" ucap ayah menenangkan putri bungsunya yang terlihat kacau saat itu.
⏪⏪ Flash back
Tiga tahun lalu . . .
Melihat putrinya dalam kesedihan, dan sekarang perusahaannya dalam keadaan hampir bangkrut karena di tipu oleh beberapa rekan bisnisnya. Ayah tetap terlihat tegar bahhkan ke sana kemari mencari bantuan untuk mengembalikan perusahannya.
Ayah meminta bantuan ke teman bisnisnya dan mereka seakan menghilang dari hadapan ayah.
"Gun, aku minta bantuanmu. Jika bisa biarkan Yumna saat ini bekerja ya di perusahaan kamu. Dia juga sudah lulus bahkan kepintarannya juga tidak kalah dengan lulusan liar negeri"
"Maaf an, aku tidak bisa putrimu bukan lulusan luar negeri dan lebih baik kamu suruh untuk lanjutkan ke luar negeri baru aku akan pertimbangkan"
Begitu sayangnya ayah dengan Yumna hingga mengusahakan apapun untuk Yumna
⏩⏩ Back
"Jika Arsya bukan jodoh kamu, Allah akan kirim yang terbaik. Jika saja dia jodoh kamu, maka Allah akan mengembalikan dengan cara-Nya. Intinya kamu harus pasrahkan hatimu, ikhlaskan nduk" lanjut Ayah
Yumna memeluk ayah sambil berderai air mata, tidak sanggup berucap apapun. Dan berkata lirih "Terima kasih ayah, bunda. Do'akan Yumna ya semoga Yumna bisa ikhlas melepas".
Sejak hari Yumna pulang, dia tidak pernah mendapat kabar dari Arsya. Nomornya sempat aktif namun tidak ada jawaban dan tidak ada pesan yang terbalas. Setelah hari itu sampai 4 hari kemudian nomornya tidak pernah aktif lagi.
Karena tidak juga mendapatkan kabar Arsya, Yumna berusaha melupakan dan kembali ke Surabaya karena pekerjaan sudah menanti.
Dalam shalatnya Yumna selalu memohon kepada Allah untuk menguatkan hatinya, dan ikhlas melepaskan Arsya jika pada akhirnya mereka tidak berjodoh.