Nadia segera masuk ke dalam kos an. Sementara Mas Irfan menjalankan mobilnya menuju garasi depan rumahnya yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari sana.
Dengan langkah gontai, Nadia langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Huft, nikmatnya ... akhirnya bisa rebahan juga," gumam Nadia yang langsung menghempaskan badannya di atas kasur kos annya, seolah lupa kalau saat itu badannya sudah sangat bau dan butuh untuk segera dibersihkan dan berganti pakaian.
Namun pikirannya tiba-tiba saja terbang, menyebut nama Mas Huda di sana.
"Adduh ... tapi gimana ya? Mas Huda tadi dia mikir apa tentang aku ya?" batin Nadia sembari mencibirkan bibirnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com