Nadia kemudian memantapkan diri untuk menghubungi Mas Huda saja daripada penasaran.
"Assalamu'alaikum Mas. Lagi ngapain?" tanya Nadia melalui pesan wa.
"Jam segini biasanya belum tidur kan Mas?" tanya Nadia lagi
"Wa'alaikumsalam sayang. Belum lah, biasa lagi kerja ini di kamar. Gimana sayang?" tanya Mas Huda.
"Mas Huda apa kabar?" tanya Nadia.
"Hah? Maksudnya?" sahut Mas Huda yang merasa aneh mendengar pertanyaan Nadia.
"Kok malah hah? Mas Huda baik-baik saja kan?" tanya Nadia lagi.
"Ya ... kabar baik. Oh ya, bentar. Tanggal 5 besuk ada undangan nikahan sayang," kata Huda.
"Undangan? Siapa lagi yang nikah?" tanya Nadia.
Huda kemudian mengirim undangan dari Rara.
"Kak Rara? Nikah? Waah ...," sahut Nadia.
"Lho kok malah wah? Gimana? Kira-kira bisa datang nggak?"tanya Huda.
"Duh ... lihat sikon dulu ya Mas. Semoga kondisi saya segera membaik," sahut Nadia.
"Kalau kamu bisa, aku datang. Kalau nggak bisa ya nggak usah sekalian," kata Huda.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com